"Masih pagi muka udah ditekuk."
Taehyung lekas menoleh. Dan mendapati Kei yang sudah tersenyum manis di sana.
"Capek."
"Nggak Seokjin nggak lo, ngeluh mulu kerjaannya."
Kei menaruh segelas kopi di meja Taehyung. Dia baru saja dari pantry tadi. Niatnya mau memberi kopi itu untuk Seokjin tapi ia belum menampakkan batang hidungnya.
"Lo punya pacar nggak?" tanya Taehyung tiba-tiba.
Menurutnya Kei itu terlalu misterius. Sejak ia kembali mereka tidak lagi sedekat saat kecil dulu.
"Ngapain mikirin pacar, pusing."
Dan Kei mulai menyesap kopinya.
"Oh iya, lo kan nanti langsung nikah sama si Jinny," ledek Taehyung.
Sudah biasa ia meledek Kei dan Seokjin. Tapi ia tahu mereka tidak ada hubungan apa-apa. Kecuali teman saat kecil, sama seperti dirinya.
"Lo sendiri kapan nikah? Cewek lo mana katanya mau dikenalin ke gue nggak jadi-jadi."
"Lo yang sok sibuk."
Mungkin benar, setiap janji mau ketemu Joy. Selalu saja batal karena kesibukan Kei.
"Makanya lo buruan nikah, gue pasti dateng jadi tamu barisan terdepan. Nunggu apalagi pacaran 8 tahun nggak nikah-nikah."
Kei lalu tertawa. Teringat saat kecil dulu Taehyung bilang akan menikah dengannya. Tapi ia memilih akan menikah dengan Seokjin. Dan Taehyung langsung menangis mengadu ke ibunya. Saat itu ia dan Taehyung masih kelas 4 SD kalau tidak salah.
"Tunggu bentar lagi."
"Nunggu rumah lo jadi? Makanya bikin rumah jangan aneh-aneh. Kelamaan kan nggak kelar-kelar."
Sudah menjadi rahasia umum kalau Taehyung sedang membangun rumah sekarang. Rumah impiannya itu harus mencerminkan dirinya. Unik, nyaman, dan membuat ia betah berlama-lama di sana.
Makanya tak jarang di tengah jalan Taehyung merubah lagi konsep rumahnya. Kurang ini, tambah itu, membuat biayanya semakin membengkak.
"Ya udah lo nikah aja duluan. Kan Jin udah dapet warisan rumah beserta isinya," suruhnya ngawur.
"Masih pagi gue udah digosipin."
Panjang umur, orangnya datang.
Seokjin datang dengan senyumnya yang riang.
"Lagi seneng nih?" goda Taehyung.
"Gue mau dijodohin kayaknya."
Ha?
Tidak salah?"HAHAHAHAHAHAHA."
Taehyung dan Kei seketika langsung tertawa terbahak.
"Sama siapa?" tanya Kei penasaran.
"Cantik nggak?" imbuh Taehyung masih dengan sisa-sisa tawanya.
"Aduh patah hatiku," sambung Kei lalu kembali tertawa.
Membuat Seokjin langsung merengut ditertawai mereka berdua.
"Gue harus nolak apa nerima ya?" gumamnya kemudian.
"Kalau dari segi usia lo nggak seharusnya nolak," timpal Taehyung.
"Kalau dari segi perasaan? Gue belum lihat orangnya."
"Lo serius dijodohin?" tanya Kei lagi.
Ini kan bukan jamannya Siti Nurbaya.
"Bukan dijodohin yang harus nikah gitu sih, lebih ke dikenalin," jelas Seokjin.
Ia menerawang sesaat kemudian menatap Taehyung tajam.
"Ini semua gara-gara lo," tuduhnya.
Membuat Taehyung dan Kei saling pandang bingung.
"Kok gue," protes Taehyung. Seokjin yang dijodohkan kenapa jadi dirinya yang salah.
"Lo mau ngelamar Joy kan? Nyokap lo yang bilang. Terus adik tersayangnya jadi kepengaruh. Bokap gue jadi nyariin gue jodoh," jelas Seokjin memelas.
"Beneran lo mau ngelamar Joy?"
Kei ikut memekik heboh.
"Iya dia udah beli cincin."
Justru Seokjin yang jawab.
"Wah lo beneran mau nikah."
Kei semakin menganga kagum.
Dan diamnya Taehyung sambil mengulum senyumnya itu seakan mengiyakan.
"Jadi kapan?" heboh Kei lagi.
"Lo beneran mau ngeduluin gue?" Seokjin tak kalah ricuh.
"Tunggu tanggal mainnya."
Taehyung hanya menjawab itu dan tidak mau banyak bicara lagi.
Spoiler nih, Taehyung Kei Seokjin itu pure sahabatan temen masa kecil gitu..
Tapi nanti Joy salah sangka.. 😔😔
Nanti masih jauh kayaknya 😂
KAMU SEDANG MEMBACA
HEART | VJOY #4✔
FanfictionIf you don't believe me, then just look into my eyes 'cause the heart never lies A sequel to Don't Say Goodbye