Sedikit tergesa Jungkook berjalan di parkiran rumah sakit yang masih lengang. Hanya ada beberapa perawat yang kebagian shift malam baru bergegas pulang.
Masalahnya ia harus lebih dulu sampai sebelum dokter spesialis penyakit dalam yang galaknya mengalahkan tentara Jepang. Rasanya ia ingin cepat-cepat menyelesaikan stase interna yang menguras tenaga, waktu, juga kapasitas otaknya ini.
"Huft."
Ia hembuskan nafasnya kasar. Sejenak merapikan rambutnya yang agak berantakan. Percuma ia meratapi nasib berkali-kali tidak akan merubah keadaan. Ia tetap calon dokter yang harus bertanggungjawab terhadap profesi yang nantinya akan ia emban.
Bahkan ia tidak sempat sarapan pagi ini. Membuat moodnya semakin berantakan.
Lebih berantakan lagi dengan pemandangan yang barusan ia lihat. Tanpa sadar Jungkook mematung di tempatnya.
Joy diantar Taehyung dengan motor?
Masih dalam diamnya, Jungkook terus menatap ke arah mereka yang belum menyadari keberadaannya.
Dan perasaan apa ini? Perasaan tidak rela yang tiba-tiba menyeruak.
Apa ini berarti ia cemburu? Jungkook tersenyum getir. Bahkan ia tidak mampu mengartikan perasaannya sendiri.
Joy yang turun dari motor Taehyung dengan senyumnya yang khas.
Joy yang merapikan rambut setelah membuka helmnya.
Joy yang tertawa lepas saat Taehyung bicara padanya entah apa.Saat itulah Jungkook sadar ia bukan siapa-siapa. Benar kata Wonwoo, berhenti sebelum terlampau jauh.
Berhenti.
Berhenti untuk perasaan yang baru saja ia sadari.
Miris memang.
Jungkook menggeleng pelan sebelum akhirnya tersenyum lebar memamerkan gigi kelincinya. Dihampirinya Joy dan Taehyung yang sedikit terkejut begitu melihatnya.
"Calon pengantin pagi amat," ocehnya lalu tertawa.
Yang justru menciptakan suasana canggung diantara mereka.
Joy yang langsung merasa gugup dan takut sendiri. Ia melirik Taehyung yang tetap dengan raut datarnya.
"Lo juga pagi amat udah di sini," balas Taehyung.
Hanya itu, kentara sekali masih ada yang mengganjal di hatinya.
Dan jujur, Joy semakin kalut. Ia tidak nyaman terjebak di situasi ini.
Terlebih saat Taehyung meraih tangannya dan menggenggamnya erat. Seperti sengaja menunjukkannya pada Jungkook.
Juga ia yang belum bicara lagi pada Jungkook sejak ia menyuruhnya menjauh.
Joy hanya bisa merutuki dirinya sendiri. Sampai kapan keadaannya akan seperti ini. Ia ingin kembali hidup normal seperti dulu. Hidup tenang tanpa ada lagi prasangka.
Dan itu juga yang Jungkook inginkan. Ingin berpura-pura seperti tidak pernah terjadi apa-apa.
"Kirain udah nggak masuk," ucapnya.
Diliriknya Joy yang tampak tidak nyaman.
"Mulai cuti kapan?" tanyanya.
Pertanyaan yang ia sudah tahu jawabannya. Joy yang mendapat jatah cuti satu minggu baru mengambil cuti saat dua hari sebelum hari pernikahannya.
"Wonwoo udah dateng belum ya?" gumam Joy.
Tidak berniat menjawab pertanyaan Jungkook. Ia tidak ingin Taehyung yang berada di sampingnya berpikir macam-macam. Ia tidak ingin bertengkar lagi saat hari pernikahan sudah di depan mata.
"Wonwoo belum dateng," jawab Jungkook.
Karena saat ia berangkat tadi, mobil Wonwoo masih terparkir manis di garasi rumahnya. Ia juga heran biasanya kakaknya itu rajin sekali.
"Kenapa cari Wonwoo?"
Taehyung agak memicing dan merasa Joy sedikit salah tingkah. Mungkin mencari Wonwoo itu alasan saja baginya.
"Ada klien yang minta jadwal konsultasi tapi aku udah nggak bisa. Biar dia jadi pasien Wonwoo aja."
Joy bergegas melangkah masuk. Tapi Taehyung justru menahannya.
"Yang, kamu pilih aku atau dia?"
DEG!!!
Rasanya jantung Joy melompat keluar saat itu juga.
Pertanyaan Taehyung itu seperti sambaran petir di pagi hari. Pertanyaan yang tidak pernah ia sangka sebelumnya. Dan diucapkan langsung di depan Jungkook.
"Kamu ngomong apa, yang?" bisik Joy bergetar.
Ia tidak ingin ada drama sepagi ini. Apalagi di parkiran rumah sakit.
Dan Jungkook juga sama terkejutnya. Tidak pernah mengira Taehyung akan menanyakan itu pada Joy.
Memilih diantara mereka berdua? Jungkook merasa Taehyung sudah gila.
"Tunggu dulu," potongnya. Ia rasa ia harus ikut campur karena memang ia terlibat.
"Gue tau lo salah sangka soal gue sama Joy. Gue nggak tau apa yang ada dalam pikiran lo tapi gue bisa jamin yang lo pikirkan itu salah," lanjut Jungkook dalam sekali tarikan nafas.
Ada rasa lega dan berganti sesak saat ia mengatakannya.
"Nggak, gue nggak mikirin apa-apa," jawab Taehyung.
Kini mereka saling berhadapan seolah hanya ada mereka berdua. Orang yang lalu lalang dan juga Joy seakan tidak terlihat keberadaannya.
"Kalian ngomong apa sih?" jerit Joy tertahan.
"Lo pergi," usirnya pada Jungkook.
Dan ia sendiri memilih menarik lengan Taehyung.
Cukup sampai di sini. Sebelum mereka menjadi tontonan orang karena meributkan sesuatu yang tidak jelas.
"Coffee shop depan, jam makan siang. Gue tunggu di sana," ucap Taehyung yang lagi-lagi berhasil membuat Joy tertegun.
"Oke."
Juga jawaban Jungkook setelahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HEART | VJOY #4✔
FanfictionIf you don't believe me, then just look into my eyes 'cause the heart never lies A sequel to Don't Say Goodbye