"Dipingit apaan kalau lo masih keluyuran terus sok-sokan jadi mak comblang."
Nahyun terus menggerutu kesal pada sosok Taehyung di depannya yang terlihat tidak peduli.
"Gue bilangin Joy kalau itu cuma akal-akalan lo doang," ancamnya.
Sementara yang diomeli masih saja diam. Tiba-tiba ragu keputusannya untuk tidak bertemu dengan Joy benar atau salah.
"Dia kayak gini sengaja biar yakin kalau hati Joy cuma buat dia seorang," sahut Bobby melakukan pembelaan.
Ia lalu terkekeh pelan.
"Tapi kalau Joy justru berpaling ke Jungkook ya resiko, secara mereka ketemu tiap hari," imbuhnya.
Yang langsung menciutkan mood Taehyung.
"Kok lo malah ngejatuhin mood gue," sentaknya.
"Kalau lo yakin ya nggak usah takut lah."
"Gue nggak takut."
Taehyung menekan kalimatnya. Sebenarnya bukan takut, lebih ke khawatir tanpa alasan.
Karena menjelang pernikahan rasanya beribu kali lebih campur aduk daripada saat ia sidang skripsi dulu.
Seminggu lagi.
Tinggal seminggu lagi.
Ia terus menekankan pada dirinya sendiri.
"Udah jangan baper, fokus aja tujuan kita ke sini apa," suruh Bobby. Ia berganti berpaling ke arah Kei.
"Iya kan Kei?" tanyanya.
Kei yang sejak tadi hanya diam karena bingung melihat tingkah mereka.
"Iya," angguknya sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
Ia sebenarnya bingung karena mau-maunya disuruh Taehyung datang dengan alasan perjodohan. Lagipula ia juga tidak berminat dijodohkan dengan Bobby.
"Tunggu."
Seokjin yang sejak tadi diam akhirnya buka suara.
"Lo nyuruh kita semua ngumpul di sini sebenernya buat nemenin lo galau kan?" tuduhnya.
"Lo bilang mau jodohin kita-kita itu cuma alasan lo doang kan?"
Harusnya ia sadar sejak awal kalau sedang dibodohi. Dan diamnya Taehyung dengan wajahnya yang sok polos itu mengiyakan ucapannya.
"Bener, kenapa gue nggak nyadar ya?" imbuh Nahyun.
Padahal ia sudah sering kali dibodohi Taehyung dan Bobby. Tapi tetap saja selalu jatuh ke lubang yang sama.
"Gue nggak ikutan, gue nggak tahu apa-apa," elak Bobby karena Nahyun terus menatapnya sinis.
Padahal ia juga ada dibalik rencana ini. Sekalian modus pada Kei.
"Tahu gitu gue nggak dateng. Gue itu orang sibuk," sahut Nahyun tak terima.
Membuat Taehyung lekas mencibir.
"Jadi lo dateng karena mau dijodohin sama Seokjin. Cocok sih Jin dan dedemit," ucapnya.
"Taehyung kalau ngomong nggak pernah disaring dulu."
Hampir saja Nahyun mengumpat. Kalau tidak ditahan Bobby.
"Bukan Jin dan dedemit tapi Jin dan siluman ular," ralatnya.
Membuat Nahyun semakin ingin mengamuk. Bobby tidak ada bedanya dengan Taehyung.
Dan tingkah mereka itu sejenak membuat Taehyung tertawa. Setidaknya ia bisa sedikit melupakan kegundahannya.
"Gue jodohin kalian itu iseng-iseng berhadiah. Daripada kalian berempat jomblo, udah kayak teletubbies aja," ucapnya.
"Lo kira kuis apa," sungut Kei. Ia yang sejak tadi terlihat kalem diantara mereka semua.
"Nggak mau tahu lo yang harus traktir kita," imbuh Seokjin.
"Kalau lo jadi sama Nahyun baru gue traktir. Eh tapi nggak bakal, Nahyun kan terjebak friendzone sama Bobby sejak jaman Majapahit."
"Taehyung!"
Refleks Nahyun menjerit. Sedangkan Bobby justru tertawa sendiri.
"Jadi ngerasa bersalah direbutin Nahyun sama Kei gini," ucapnya tanpa dosa.
"Maksud lo?"
Hampir Kei tersedak dengan ucapan Bobby barusan.
"Ngarang aja lo."
Nahyun juga sama tidak terimanya.
"Ini benernya acara apa sih."
Lama-lama Seokjin merasa kewarasannya dipertanyakan kalau ia terus di sini.
"Ini acara rumah Uya," jawab Bobby ngawur.
Ricuh, semuanya ricuh.
Dan itu justru membuat Taehyung diam. Bahkan di keramaian seperti ini pikirannya ada di tempat lain.
Joy.
KAMU SEDANG MEMBACA
HEART | VJOY #4✔
FanficIf you don't believe me, then just look into my eyes 'cause the heart never lies A sequel to Don't Say Goodbye