"Yang satu mau nikah, galau. Yang satu lagi nggak nikah-nikah juga galau. Bingung gue."
Kei terus berdecak tak habis pikir dengan dua orang di depannya. Yang satu tampak mengaduk-aduk makan siangnya tak berselera. Yang satu lagi terlihat terus melamun sendiri.
"Kita tukeran aja biar gue yang nikah sama Joy," tawar Seokjin ngawur. Yang langsung mendapat tatapan tajam dari Taehyung.
"Lagian pacaran 8 tahun kalau nggak sampai nikah gimana ya." Seokjin bergumam sendiri.
Yang lagi-lagi membuat Taehyung mendelik padanya. Seokjin semakin merusak moodnya saja.
"Lo mending seneng-seneng aja dulu nggak usah mikirin nikah," suruhnya.
Dan Seokjin langsung merengut. Bagaimana bisa ia tidak memikirkan pernikahan kalau orangtuanya terus saja mendesak. Apalagi usianya yang bisa dibilang matang.
"Nikah itu nggak segampang yang lo pikirin," lanjut Taehyung sok menasehati.
"Sekarang baru ngomong gitu, dulu aja ngebet banget ngajak ceweknya nikah," sahut Kei.
"Gue mau nanya," ucap Seokjin serius.
"Sebenarnya tujuan lo ngajak nikah Joy apa?" lanjutnya.
"Nggak mungkin kan hanya gara-gara biar ada yang bangunin tiap pagi?" sambung Kei. Itu alasan yang pernah dikemukakan Taehyung dulu.
"Karena gue mau membangun keluarga yang sakinah mawadah warohmah," jawab Taehyung sekenanya meski itu memang benar.
Kei hanya tertawa mencibir, Seokjin juga.
"Sebenarnya gue selalu mikir hubungan gue sama Joy yang udah 8 tahun ini mau gimana lagi selain nikah," gumam Taehyung, kali ini serius.
"Gue pikir ya udah nikah aja gampang kan. Tapi ternyata nggak semudah itu," imbuhnya.
"Santai aja sih, lo bisa ngelewatin 8 tahun. Masa mesti ribet pas udah mau nikah? Drama banget tahu nggak?" ujar Seokjin enteng.
"Lo nggak ngerasain sendiri apa yang gue rasain." Taehyung tetap dengan pendiriannya.
"Gimana coba rasanya ngelihat calon istri lo jalan sama cowok lain terus ketawa lepas gitu? Dan lo lihat dengan mata kepala lo sendiri? Apa masih bisa bilang cemburu gue nggak beralasan?" lanjut Taehyung lagi.
Dan Seokjin memilih diam karena ia belum pernah berada dalam posisi itu.
"Waktu itu di lampu merah, pas gue pulang bareng lo," imbuhnya mengarah pada Kei.
"Terus Joy lihat lo sama gue nggak?" tanya Kei penasaran.
"Lihat."
"Terus dia cemburu?"
"Nggak."
"Kok nggak?" Kei agak sedikit mengernyit bingung.
"Emang nggak, kok lo ngarep banget dicemburuin sama Joy. Jangan-jangan lo menaruh hati sama gue," oceh Taehyung asal.
Dan langsung mendapat cibiran dari Kei.
"Ngaco," sentaknya.
Kemudian menggeleng pelan.
"Nggak mungkin Joy nggak cemburu," ucapnya.
"Emang dia nggak cemburu."
"Cewek kan biasanya cemburuan," imbuh Seokjin. Meski ia juga tidak begitu ahli masalah cewek.
"Cewek gue kan beda," sangkal Taehyung.
"Beda apa emang lo yang nggak paham?" tanya Kei sarkas.
"Maksudnya?"
Nah kan seperti yang Kei duga, Taehyung pasti tidak peka.
"Cewek itu mahkluk Tuhan yamg paling bisa nyembunyiin perasaannya. Di luar kelihatan baik-baik aja belum tentu dalamnya sama. Meski kelihatannya nggak cemburuan pasti ada sedikit rasa cemburu di hatinya. Cuma pinter-pinternya dia aja buat nutupin," jelas Kei.
Seokjin tampak manggut-manggut seolah mengerti. Lain dengan Taehyung yang justru mengernyit bingung.
"Tapi dia nggak pernah bilang," ucapnya.
"Ya iyalah dia nggak bakal bilang, bego banget sih lo," omel Kei mulai emosi. Mau nyerah saja berteman dengan Taehyung.
"Gue rasa lo butuh waktu berdua sama Joy. Bicara dari hati ke hati," imbuhnya.
"Ketemu aja jarang sok sibuk dia."
"Lo nya juga nggak ada usahanya. Inget gimana lo dulu ngedeketin dia sebelum akhirnya pacaran? Sama kayak gitu lo kudu usaha nggak cuma diem aja."
Kei menyeruput habis jus jeruknya. Menasehati Taehyung membuat tenggorokannya benar-benar kering.
"Ingat kalian udah mau nikah, ini bukan lagi main-main lo pedekatein dia pas kelas satu SMA. Lo harus lebih serius."
Justru Seokjin yang terus melongo mendengar ceramah Kei barusan.
"Baru kali ini gue ngerasa kagum sama omongan lo. Kalau gue nggak nemu-nemu jodoh gue nikahin lo aja," candanya.
"Aduh gue jadi baper hahahaha."
Dan tawa Kei langsung meledak. Ia juga tahu kalau Seokjin tidak serius.
"Apa ta'arufan aja?" ajak Seokjin mulai ngaco.
"Tapi nggak cocok lo harus bercadar dulu," sangkalnya sendiri.
Dan Taehyung tetap diam mendengar pembicaraan unfaedah mereka, sampai kemudian bangkit berdiri.
"Mau ke mana?" heran Seokjin.
"Ke rumah Joy."
"Ngapain? Dia masih di rumah sakit kali," decak Kei.
Dan Taehyung baru sadar itu, karena kemudian ia memilih kembali duduk.
Kenapa tiba-tiba ia jadi linglung gini.
KAMU SEDANG MEMBACA
HEART | VJOY #4✔
FanfictionIf you don't believe me, then just look into my eyes 'cause the heart never lies A sequel to Don't Say Goodbye