Satu bulan lagi.
Tanggal pernikahan yang sudah disepakati. Joy terus mengepalkan kedua tangannya gelisah. Hal yang sering dilakukannya saat ia sedang resah. Kenapa ketika hari itu sudah di depan mata, rasa takutnya muncul lagi. Bahkan rasanya semakin menjadi.
Itu adalah sebuah pernikahan. Impian setiap wanita seusianya. Tapi bagi Joy ini seperti sebuah mimpi buruk. Tidak ada seulas senyum di bibirnya. Tidak ada rona bahagia di wajahnya. Yang ada hanya rasa khawatir tapi tidak tahu apa yang harus dikhawatirkan. Yang ada hanya rasa takut tanpa tahu apa yang ditakutkan. Perasaan itu terus menyiksa dirinya seiring berjalannya waktu yang berlalu begitu cepat.
"Woo, apa gue harus nemuin psikiater minta obat penenang?"
Seperti biasa Wonwoo hanya tersenyum santai.
"Lo bukan pengidap gangguan cemas, obat justru bikin lo kecanduan."
Iya Joy paham, sangat paham. Tapi tetap tidak bisa menyembunyikan kegusaran hatinya.
"Lo pulang aja tinggal satu pasien kan? Biar gue yang tangani."
Wonwoo memang teman yang terbaik. Ia yang paling mengerti keadaan Joy saat ini.
Maka siang menjelang sore itu, Joy memilih menyeret kakinya pulang. Meninggalkan hiruk pikuk rumah sakit yang membuat pikirannya semakin penat.
"Udah pulang? Nggak bawa mobil kan? Mau bareng gue?"
Joy bahkan tidak menyadari keberadaan Jungkook di sampingnya. Entah sejak kapan ia datang.
"Naik motor?"
Jungkook hanya mengulum senyumnya. Terpikir olehnya Joy pasti akan menolak karena ia naik motor. Tapi nyatanya salah.
Joy justru mengangguk setuju.
"Ya udah ayo," ucapnya.
Membuat Jungkook menganga bingung. Ternyata bukan penolakan yang ia terima.
Maka buru-buru ia mengambil motornya di parkiran. Sebelum Joy berubah pikiran.
"Tapi helmnya cuma satu," ragu Jungkook. Mukanya sedikit masam.
"Nggak apa-apa," geleng Joy.
Tanpa keraguan ia naik ke atas motor Jungkook.
"Pelan-pelan," ancamnya.
Rasanya sudah lama sekali Joy tidak naik motor. Jadi ia sedikit merasa was-was. Apalagi kalau pengemudinya adalah Jungkook.
Dan Jungkook hanya bisa menurut. Masih dengan senyumnya yang tersembunyi di balik helm. Ia kemudikan motornya pelan. Keluar dari pelataran rumah sakit. Membelah jalanan yang mulai ramai dengan matahari yang bersembunyi malu-malu.
Joy mendongak menatap langit. Awan hitam sedang menggantung pekat. Mungkin sebentar lagi akan hujan. Dan tiba-tiba ada rasa aneh yang menyeruak di dadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HEART | VJOY #4✔
FanfictionIf you don't believe me, then just look into my eyes 'cause the heart never lies A sequel to Don't Say Goodbye