34

2.5K 391 40
                                    

"Woo, Joy kok nggak ada?"

Sejenak Wonwoo meregangkan tubuhnya yang terasa kaku. Tidak peduli pada orang yang tiba-tiba masuk ke ruangannya itu.

"Joy kemana? Kok nggak ada?" ulang Jungkook.

"Joy kemana? Kok nggak ada?" ulang Jungkook

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Diperhatikannya Wonwoo yang tampak acuh.

"Woo, gue nanya yaelah."

"Udah pulang lagi nggak enak badan," jawab Wonwoo sekenanya.

Sedang malas meladeni Jungkook, juga karena ia yang sangat lelah hari ini.

"Kemarin Joy nyariin lo pas lo udah pulang. Terus dia nangis, dia kenapa? Dia pasti udah cerita sama lo kan?"

Dan Wonwoo tetap diam membiarkan Jungkook memberondongnya dengan pertanyaan-pertanyaan itu. Iya, Joy sudah cerita banyak hal. Lebih dari yang Jungkook tahu.

"Joy kenapa?" tanya Jungkook lagi.

"Lo kan udah sering gue bilangin, urusan Joy itu bukan urusan lo," jawab Wonwoo ketus.

"Nanya doang masa nggak boleh."

"Jauhin Joy, dia udah mau nikah."

"Emang gue ngapain?" tanya Jungkook bingung. Kesannya ia baru saja melakukan sebuah dosa besar.

Suka sama orang itu bukan dosa kan?

Eh, suka?

Jungkook jadi menerawang sendiri, masa perasaannya sejauh itu.

"Lo jangan memanfaatkan kelemahan Joy," tegas Wonwoo lagi.

Membuat Jungkook sedikit mengernyit. Kurang begitu paham apa maksud Wonwoo.

"Yang Joy butuhin buat nyembuhin gamophobianya itu Taehyung bukan lo."

"Emang gue ngapain sih, Woo? Kalau kayak gini gue jadi ngerasa anak pungut, beneran."

Jungkook tertawa kecil. Lebih untuk menutupi rasa gusarnya.

Tapi jujur ia memang bingung. Hal apa yang ia lakukan pada Joy hingga membuat Wonwoo seserius ini. Padahal ia dan Joy tidak pernah melakukan sesuatu yang berlebihan. Sikapnya ke Joy selama ini juga selayaknya seorang teman.

"Gamophobia Joy itu akibat trauma di masa lalunya. Dan satu yang gue tangkap, Joy merindukan kehidupannya yang dulu. Dulu, jauh sebelum orangtuanya bercerai. Secara nggak langsung dia merindukan Taehyungnya yang dulu," jelas Wonwoo panjang lebar.

"Terus apa hubungannya sama gue?"

"Joy nganggep lo mirip Taehyung."

"Hah?"

Jungkook mengerjap bingung.

"Masa?" tanyanya ragu.

"Iya, Joy emang nggak pernah bilang secara langsung. Tapi gue tau dia nyaman di dekat lo karena ngerasa lo mirip Taehyung."

"Sok tau lo udah kayak paranormal aja."

Jungkook tertawa sendiri. Tiba-tiba bayangan tentang Joy yang bilang kalau Taehyung juga suka main bola sama seperti dirinya, berkelebat begitu saja.

Mungkinkah yang dikatakan Wonwoo benar.

"Lagian gue mirip Taehyung dimananya, nggak ada mirip-miripnya sama sekali," elaknya.

"Mirip lo juga nggak, gue ini anak siapa?" sambungnya lagi.

Raut Wonwoo yang tadinya serius langsung berubah jadi kesal.

"Percuma ngomong sama lo,'" desahnya.

"Cie ngambekan kayak cewek lagi PMS."

Lagi-lagi Jungkook tertawa sendiri. Sekedar menutupi perasaan aneh yang terus menguasainya.

"Woo, mereka berantem?" tanyanya tiba-tiba serius.

"Bukan urusan lo."

"Dingin banget ya Allah, apa salah hamba? Kalau begini kapan ada cewek yang suka sama kakak hamba ya Allah? Berilah hidayah kepada kakak hamba, amin."

Jungkook menengadahkan tangannya ke atas layaknya orang berdoa. Yang membuat Wonwoo melirik sejenak sebelum menghembuskan nafasnya berat.

Sampai kapanpun Jungkook memang tidak bisa membedakan kapan waktunya serius kapan waktunya bercanda.

"Mending lo pergi dari sini, gue sibuk," usir Wonwoo.

"Sibuk apa? Perasaan lo udah nggak ada pasien?"

Jungkook celingukan. Tidak ada orang sama sekali. Enak banget jadi psikolog bisa santai.

Tapi ucapan Wonwoo seketika menyangkalnya.

"Pasien gue bentar lagi datang. Tadi barusan telepon."

Padahal jadi psikolog tidak semudah yang dibayangkan. Harus memahami dan mengerti orang lain bahkan saat pikiran sendiri terasa penat.

"Lo pergi sana," usir Wonwoo lagi.

"Gue nggak akan pergi sebelum lo jawab pertanyaan gue."

Dan Jungkook masih bertahan ditempatnya.

Membuat Wonwoo semakin jengah.

"Apa?" tanyanya.

"Pertanyaan gue cuma satu, Joy kenapa?"

"Kalau gue jawab lo harus pergi."

"Oke," angguk Jungkook setuju.

Toh ia mencari Wonwoo memang hanya ingin menanyakan itu.

"Joy habis ketemu ayahnya terus perasaan aneh itu datang lagi. Perasaan yang berhubungan dengan gamophianya. Tapi itu semua nggak masalah sebelum lo datang."

"Tunggu bentar, gue?" potong Jungkook. Kenapa jadi bawa-bawa dirinya.

"Taehyung ngelihat lo nganterin Joy pulang."

"Taehyung lihat?"

Jungkook menaikkan sebelah alisnya. Kenapa ia bisa tidak tahu.

"Terus mereka berantem?"

"Gue nggak bisa jawab lebih dari ini. Sekarang lo pergi," tegas Wonwoo menunjuk pintu ruangannya.

"Jahat banget sih Woo," desah Jungkook.

Tapi meski begitu ia beringsut keluar.

"Mereka jadi nikah?" tanyanya begitu sampai di ambang pintu.

Ia berbalik hanya untuk menanyakan itu.

"Lo pikir pernikahan mereka batal gitu?" sentak Wonwoo.

Yang membuat Jungkook buru-buru memilih keluar.

"Nggak," elaknya.

Lalu menutup pintu ruangan Wonwoo kasar.

Membuat Wonwoo ingin mengumpat kalau tidak ingat Jungkook adalah adik kandungnya.

HEART | VJOY #4✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang