⛈️Kelas 3 : AWAL YANG BAHAGIA

396 35 0
                                    

"Ketika hujan turun, semua sibuk berteduh. Orang lalu lalang berjalan cepat mencari perlindungan dari hujan. Sebagian berlari, berkejaran dengan hujan. Ketika tapaknya menyentuh genangan, air nya berlompatan menyentuh hujan. Sungai-sungai kering, lahan pertanian, tumbuhan yang tak tersiram, menyambut riang hujan yang datang. Tapi suasana hujan selalu murung, dingin dan basah. Air ... air ... basah di mana-mana. Sebagian bisa disembunyikan dalam hujan, air mata dan isakan. Sebagian pergi bersama hujan, menghilang dalam derasnya tirai hujan. Sebagian lagi terpaku diam dalam hujan, berharap hujan yang dingin membekukannya dan tidak pernah membuatnya tersadar."

SMA Harapan Bangsa salah satu SMA favorit di kota Shila. Standar nilai untuk masuk ke sana cukup tinggi. Fasilitas pendidikan yang dimiliki termasuk yang terbaik. SMA itu juga sering dijadikan contoh penerapan program-program baru dari Dinas Pendidikan. Terletak di pinggir jalan raya yang dinaungi pohon-pohon cemara yang besar menambah kesan teduh dan bersahabat siapa pun yang masuk. SMA itu tidak memiliki tempat parkir mobil yang memadai sehingga jika ada acara di sekolah atau penerimaan rapor, jalan depan sekolah akan sangat macet karena banyak mobil yang parkir di kedua bahu jalan.

Bangunan utama sekolah itu memanjang dari kanan ke kiri dengan pintu masuk ke lobby terdapat di tengah. Biasanya tamu dan guru-guru yang lebih sering menggunakan pintu itu. Di bangunan itu ada ruang kepala sekolah, ruang guru dan ruang UKS. Sementara di kanan dan kiri gedung terdapat pintu gerbang yang hanya di buka sebelum sekolah dimulai, jam istirahat dan jam pulang. Selain waktu tersebut pintu akan di kunci penjaga sekolah. Pintu akan di buka lebih lama jika ada event-event khusus di sekolah tersebut. Pintu gerbang sebelah kanan lebih besar dari gerbang sebelah kiri. Melalui pintu itu guru-guru yang membawa motor dapat membawa kendaraannya dan langsung parkir di depan UKS. Sementara siswa yang membawa sepeda atau motor bisa lewat gerbang belakang dan memarkir kendaraannya di tempat parkir khusus siswa dekat lapangan sepak bola dan lapangan basket.

Lobby sekolah mengarah langsung ke lapangan tengah yang biasa di pakai untuk upacara, pertandingan volley atau pentas seni. Di sebelah kanan lapangan berderet ruangan kelas 3 IPA. Di seberang lapangan berderet kelas 3 IPS, 2 IPA dan kantor guru BP. Sementara di sebelah kiri lapangan berderet kelas 2 IPA sampai 2 IPS. Kelas satu tersebar di belakang kelas dua dan di belakang kelas 3 IPS.

***

Suasana pagi di depan kelas 3 IPA satu mendadak riuh. Hari ini hari pertama masuk sekolah setelah liburan panjang usai. Tidak ada pengacakan siswa dari kelas 2 ke kelas 3. Otomatis siswa kelas 2 IPA 1 akan menjadi siswa kelas 3 IPA 1.

Suitan dan teriakan beberapa siswa cowok terdengar bersautan dari depan kelas. Sepertinya mereka sedang menggoda seseorang. Adhit hanya mengangkat muka sejenak. Dia tidak tertarik untuk ikut ambil bagian dalam acara goda-menggoda itu. Hari ini dia enggan bergabung dengan teman cowoknya. Pagi ini Shila menolak dijemput.

"Aku mau berangkat sama Fadhil. Ini hari pertamanya di sekolah," begitu alasan Shila di telepon. Fadhil, adik Shila diterima sebagai siswa baru di sekolah mereka. Wajar jika Shila ingin memberikan bimbingan dan menunjukkan senioritasnya sedikit.

"Kok, Shila belum nongol, sih, Feb?" tanya Adhit sambil menggeser duduknya ke belakang Febi. Febi menghentikan sejenak obrolannya dengan Cindy.

"Kamu belum puas, ya menghabiskan liburan panjang bareng Shila?" tanya Febi. Adhit nyengir.

Liburan kemarin keluarga Adhit mengajak Shila berlibur seminggu ke Bali. Perjalanan yang menyenangkan bagi Adhit.

"Dia cerita, ya? Cerita apa aja?" selidik Adhit.

"Girls talk, Dhit. Cowok nggak boleh tahu," jawab Febi hendak melanjutkan obrolannya lagi.

"Ayolah cerita sedikit. Dia ngomongin aku, kan? Apa katanya?" desak Adhit.

Rain to YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang