⛈️Kelas 3 : Syarat dari Papa

404 36 4
                                    

Jawaban Papa dan Mama Shila sungguh di luar dugaan. Alih-alih melarang dan tidak memberi restu pada mereka berdua, Papa dan Mama malah menyambut bahagia niatan Adhit untuk menikahi Shila setelah lulus SMA.

"Mama justru cemas seandainya kalian pergi kuliah ke kota lain dan lepas dari pengawasan orangtua. Bukannya Mama tidak percaya pada kalian berdua, tapi apa pun bisa terjadi jika sudah terlalu sering berduaan. Khilaf itu tidak butuh waktu lama. Jika kesempatannya ada dan tak ada yang mengawasi, Mama dan Papa mau bilang apa kalau sudah terlanjur terjadi. Banyak contohnya di sekitar kita, Shil." Mama  memandang Shila dengan sorot keibuannya.

"Mama nggak takut sama anggapan orang-orang kalau nanti Shila dikira hamil duluan?" tanyanya.

"Selama ini, kan kamu dalam pengawasan Mama dan Papa. Waktu akan membuktikan kalau kamu memang tidak hamil. Asal sungguh-sungguh kalian berjanji untuk menunda kehamilan sampai lulus kuliah dan Adhit sudah bekerja permanen," jawab Mama.

"Dan satu hal dari Papa, kalian berdua harus masuk Perguruan Tinggi Negeri. Terutama kamu Shila. Setelah masuk, baru kita bicara soal pernikahan," ujar Papa mengakhiri pembicaraan malam itu.

Di lain waktu, ketika hanya ada Shila dan Mama, sebagai seorang ibu, Mama mengungkapkan uneg-unegnya.

"Tidak ada dalam pikiran Mama untuk melepas kamu secepat ini, Shil. Tapi sejak melihat Adhit, melihat cara pandang dan sikapnya padamu, Mama yakin bahwa kamu memang akan menikah muda dengannya. Siapapun bisa melihat bagaimana cara dia menjagamu. Kadang terlalu over. Kadang Mama melihat, dia jauh lebih tua dari umurnya. Padahal kalian hanya berbeda beberapa bulan saja. Cara bicara dan pemikirannya membuat Mama menggigil, seolah dia terlahir di tahun yang sama dengan Mama. Adhit sangat mencintai dan menjagamu, itu yang bisa Mama simpulkan. Seribu tahun kamu hidup, belum tentu akan ada lelaki seperti dia yang mencintaimu. Mama percaya sama Adhit." Shila melihat mata Mama berkaca-kaca ketika mengatakan semua itu. Dan ada satu butiran bening di sudut matanya.

"Ma ...." Shila memeluk Mama dan menciumi pipinya.

"Kamu pasti bahagia dengannya. Dia anak baik. Tapi sebelum itu, kamu harus ingat syarat yang diajukan Papa. Setelah kalian berdua masuk di Perguruan Tinggi Negeri, baru boleh Adhit dan keluarganya datang ke rumah kita." Mama mengecup kening Shila.

"Ingat Shila, jangan buru-buru jadikan Mama nenek. Mama belum mau terlihat setua itu!" pesan Mama kemudian. Mereka berdua tergelak mendengar kelakar Mama.

Apalagi yang dikhawatirkan sekarang? Semua berjalan sebagaimana seharusnya. Menjelang Ebtanas, Adhit menghentikan kegiatannya memberi les private pada Donna dan teman-temannya. Dia akan fokus mengajari Shila agar nilai ujiannya bagus dan bisa masuk PTN seperti yang disyaratkan Papa.

Dihentikan sepihak seperti itu membuat Donna sangat kesal. Dia mulai bikin ulah. Sebagai ganti waktu lesnya yang hilang, setiap ada kesempatan dan waktu luang, dia pasti menyambangi Adhit di rumahnya. Sayangnya, Adhit kini lebih banyak menghabiskan waktu di rumah Shila.

Mama Adhit yang menyadari perjuangan yang sedang dilakukan Adhit dan Shila, harus merelakan waktu dan kesabarannya untuk menghadapi Donna. Gadis itu tidak bisa ditolak baik-baik dan hanya Tuhan yang tahu apa rencana-rencananya untuk memikat Adhit.

Pernah pada waktu tengah malam, dia membangunkan seisi rumah Adhit karena katanya dihantui mimpi buruk. Orangtua Donna sudah membujuk agar Donna mau pulang ke rumahnya dan tidur di kamarnya. Tapi Donna menolak. Dia menangis dan memaksa tidur di rumah Adhit. Karena tidak mau menimbulkan kehebohan dan memancing kedatangan security yang sering patroli, Mama Adhit pun mengizinkan Donna menginap. Dengan satu syarat, Donna tidur di kamar tamu dan harus pulang pagi-pagi sekali. Malam itu, Adhit mengunci pintu kamarnya. Suatu hal yang tidak pernah dia lakukan sebelumnya. Dia juga menyumbat telinganya dengan kapas berlapis-lapis setelah didengarnya ketukan-ketukan halus di pintu dan handle yang bergerak naik-turun.

Rain to YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang