PROLOG

715K 36.3K 2.1K
                                    

Saya bakal jelasin dan tolong baca baik-baik agar nggak ada pertanyaan lagi, biar nggak ada yang salah paham lagi.

MPB sengaja saya unpublish untuk DILAKUKAN SEDIKIT REVISI karena setelah saya baca ulang banyak yang janggal.

MPB bakal DIREPUBLISH KEMBALI SAMPAI ENDING (Chapter 74). Jadi kalian nggak usah khawatir kalo tiba-tiba MPB ini dibukuin karena itu masih lama.

Kalo yang belum ngerti, coba baca ulang tiga paragraf di atas.

Happy reading.

***

Laki-laki itu berjalan dengan tenang, kedua tangan dimasukkan ke dalam saku. Yang tak pelak menimbulkan kesan cool, tetapi ia sempat tersenyum ramah kepada beberapa orang yang ia kenal sepanjang trotoar. Seolah tidak ada masalah ataupun beban yang pernah terjadi pada hidupnya, Aldrich terus tersenyum.

Padahal ia baru saja membuat masalah lain yang justru ia anggap menyenangkan.

Senyumnya mengembang ketika ia kembali mengingat suara rintihan pria yang baru saja ia siksa dan telah dibunuhnya. Suara itu terdengar lebih merdu dari nyanyian pengantar tidur yang selalu ia dengar saat kecil.

Entah mengapa, nafsu untuk membunuh kini berada di puncak, ia sama sekali tidak peduli siapa yang dibunuhnya. Laki-laki, perempuan, remaja hingga seseorang yang sudah berumur, asal ia senang maka tidak ada masalah.

Hal yang paling ia sukai adalah melihat korbannya mati perlahan-lahan, karena jika ia melihat korbannya mati langsung tidak ada 'sensasi' yang akan terasa.

Aldrich Bale, namanya. Ia bersenandung kecil sambil menunggu bus. Di halte bus tampak lebih ramai dari biasanya, banyak orang mulai dari anak kecil sampai orang dewasa yang mempunyai tujuan yang sama.

Seolah belum cukup dan belum puas, Aldrich menatap penuh konsentrasi kepada orang-orang di sana. Sepertinya ia akan melakukan hal seperti tadi lagi. Masa bodoh, ia sedang sangat ingin melakukannya!

Lalu pandangannya mengunci kepada seorang perempuan berwajah cantik yang berdiri di samping kanannya.

Aldrich tersenyum manis, tetapi ada maksud mengerikan yang disembunyikannya.

"Katakan selamat tinggal pada dunia ini, gadis cantik."

***

Sebenarnya perbedaan antara versi kemarin dan sekarang nggak jauh, cuma ada beberapa perbaikan yang bikin MPB ini lebih enak dibaca.

Nama tokoh perempuan saya ganti jadi Shin Yura biar jatuhnya nggak jadi fanfiction, tapi Romance.

Ok, see you.

My Psychopath Boyfriend (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang