Napas Aldrich memburu ketika ia merengkuh Yura lebih erat, gejolak emosinya yang sangat kuat ia tahan sebaik mungkin. Hal itu membuat rahangnya mengeras dengan wajah memerah, matanya menyala-nyala bagai predator yang siap untuk menerka mangsanya.
Yura berusaha melepaskan diri tetapi semuanya sia-sia saja. Aldrich sungguh keras bagai batu, membuatnya sempat merasa sesak karena wajahnya yang terbenam di dada Aldrich.
"Aldrich kumohon, bukankah aku sudah meminta maaf?" pinta Yura dengan suara yang lemah.
"Aku sungguh kecewa kepadamu." Aldrich berujar sembari melepaskan pelukannya, tetapi sekarang beralih mengekang Yura dengan posisi Aldrich berada di atasnya. Tangannya mencengkram tangan Yura kuat, membuat bekas sayatan kembali memerah.
"Kau menyukai orang lain selain aku?"
"Bukankah sudah kubilang aku menyukai Dave sebagai adik? Tolong jangan kekanakan seperti ini Al."
"Kekanakan katamu?" Aldrich menarik salah satu tangan Yura dan menggigitnya di bagian yang tersayat, membuat darah keluar dan perempuan itu meringis kesakitan.
"Aku tidak peduli, Shin Yura, AKU TIDAK PEDULI!"
Aldrich menunduk dan menatap manik Yura lebih dekat, kemudian tersenyum sinis. "Kau itu milikku. Tidak ada yang boleh memilikimu selain aku, bukankah kau sudah kutandai dengan tulisan yang kubuat ini?"
Aldrich kini mencium bekas sayatan di sana, mengabaikan bekas gigitannya tadi yang masih berdarah. "Kau milikku."
"Aku milikmu Aldrich, tapi jangan sakiti aku. Kumohon." Aldrich melepaskan cengkeramannya, tetapi ia sendiri tak beranjak dari posisinya itu.
"Jangan ucapkan lagi hal yang membuatku marah, mengerti?" Yura mengangguk pelan.
Aldrich kembali ke posisinya yaitu berbaring di samping Yura, matanya memejam beberapa saat sebelum merengkuh Yura ke dalam pelukannya. "Maaf. Maafkan aku.
"Maaf karena sudah bertindak berlebihan seperti ini hingga menyakitimu."
Yura mengembuskan napas berat. Perasaannya terasa campur aduk, lega karena Aldrich sudah tidak marah lagi, lalu bingung harus merespon seperti apa. Akhirnya ia memilih untuk tetap diam.
"Ayo, sebaiknya luka-lukamu ini diobati." Aldrich mendudukkan Yura seolah perempuan itu tidak bisa bergerak, sebelum pergi mengambil kotak obat dia mengelus pipi Yura pelan untuk menenangkan.
Yura meringis ketika menatap seluruh lukanya yang kini ia bisa lihat dengan jelas, yang paling parah ada di tangan kirinya yang terdapat coretan MINE dan bekas gigitan Aldrich yang cukup dalam.
Yura tidak mengerti bagaimana emosi bisa begitu mengubah seseorang, di satu sisi dia akan berbuat sangat manis padamu tetapi di sisi lain dia akan berubah menjadi monster yang paling mengerikan.
Lalu mengapa Aldrich menjadi seperti ini? Maksud Yura, mengapa Aldrich bisa sampai menjadi seorang psikopat?
Ia tahu psikopat itu gangguan jiwa, karena faktor keturunan? Yura mengira kemungkinan ini benar adanya, mengingat saudara-saudara Aldrich yang juga tidak normal.
Atau trauma masa kecil? Mungkin saja, meskipun kemungkinan ini lebih cocok untuk Dave.
Yura hanya menunduk takut ketika pintu kamar dibuka dan Aldrich masuk dengan sebuah senyuman samar dan kotak obat. "Kumohon jangan takut padaku."
Yura mendesah dalam hati, bagaimana ia tidak takut setelah tangannya disayat seperti ini?
"Kau berjanji untuk tidak menyakitiku lagi, Aldrich." Aldrich tersenyum kaku mendengar hal itu. "Aku tahu."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Psychopath Boyfriend (SUDAH TERBIT)
Romance[ SUDAH TERBIT DI SELURUH TOKO BUKU DI INDONESIA • BEBERAPA CHAPTER TELAH DIUNPUBLISH ] Tentang kisah cinta yang tak biasa, tentang dua luka yang saling menyapa, tentang rasa yang tak pernah sudah. Dulu, Shin Yura menilai seseorang dari fisiknya. Du...