SEMBILAN : "Psikopat ini mencintaimu."

359K 24.7K 1.9K
                                    

Yura mencengkram botol air minumnya sepanjang jalan menuju apartemen, dadanya naik turun, dan matanya masih bergerak dengan gelisah. Sudah dua kali ia melihat Aldrich membunuh seseorang dengan brutal, ini benar-benar mengerikan baginya.

"Jangan terus dibayangkan, Sayang. Tidurlah. Aku akan membangunkanmu nanti." Aldrich menoleh sejenak dan tersenyum. Yura mengernyit, bagaimana bisa ia tidak terus membayangkan? Tetapi Yura mengangguk sekilas kemudian.

Yura mengembuskan napas berat dan mencoba menutup matanya, berharap cepat-cepat bisa tidur. Itu akan sangat membantu sekali untuk kepalanya yang sekarang terasa pusing, perutnya juga mual.

Aldrich yang fokus menyetir kemudian mendengar rintikan hujan yang mulai turun, ia membuka sedikit kaca mobilnya dan menghirup aroma air hujan yang mengenai tanah. Itu memang yang terbaik.

Bau hujan dan darah memang menjadi favoritnya, tetapi akhir-akhir ini ada bau baru yang membuatnya tergila-gila.

Wangi tubuh Yura. Sungguh, ia akan menjadi sangat mabuk ketika sudah berdekatan dengan perempuan itu dan menghirup wangi tubuhnya. Perempuan yang dimaksud kini sudah memasuki alam mimpi.

Ketika sampai di perempatan jalan Aldrich mengguncang tubuh Yura, dia menggeliat pelan.

"Mau ke apartemenmu?" Yura yang kesadarannya belum sepenuhnya terkumpul mengucek-ngucek matanya. Lalu mengangguk lemah.

"Ya," balasnya dengan suara serak.

Mobil Aldrich memasuki daerah parkiran apartemen Yura yang berada di basement, meskipun tidak sebesar daerah parkir apartemen Aldrich.

Yura turun dari mobil dengan langkah gontai, diikuti Aldrich yang segera menyusulnya dan menggenggam tangan Yura erat.

"Hati-hati sayang, kau bisa terjatuh nanti."

***

Min Ah bolak-balik berjalan di depan kamar apartemennya, menunggu Yura pulang tetapi perempuan itu belum muncul juga. Jujur, ia khawatir dengan teman senegaranya itu karena tidak biasanya Yura belum pulang padahal waktu sudah memasuki jam tujuh malam.

Alis Min Ah naik ketika Yura datang dengan tangan yang dipegang erat oleh laki-laki yang diketahuinya sebagai orang yang mengembalikan dompet Yura.

Aldrich yang menyadari tatapan bingung Min Ah tersenyum tipis.

"Kami berpacaran," ungkap Aldrich to the point.

Min Ah membulatkan matanya, lalu ia menggelengkan yang kecil. Ternyata sebuah dompet berpengaruh cukup besar akan hubungan seseorang.

"Bukankah kalian belum lama bertemu?"

"Kami kuliah di tempat yang sama." Penjelasan Aldrich membuat Min Ah mengangguk paham.

"Kalau begitu bolehkah kami masuk dulu? Yura sedang tidak enak badan." Min Ah mundur dan membiarkan Aldrich menekan kombinasi tombol dan membuat pintu apartemen Yura terbuka.

Yur sendiri hanya diam, rasanya ia masih tertinggal di alam mimpi dan belum sepenuhnya bangun.

Kesadaran Yura pulih seketika ketika Aldrich mencoba melepas kancing pakaiannya, dengan refleks Yura memelototi Aldrich dan berteriak kesal.

My Psychopath Boyfriend (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang