TUJUH PULUH

229K 17.7K 1.7K
                                    

Budayakan vote dan comment ya hwhw.

Budayakan vote dan comment ya hwhw

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Charlie mencatat sesuatu di jurnal setelah pasien yang sakit tadi sudah ditanganinya, ia memang sering seperti itu. Sebuah kebiasaan yang selalu Charlie lakukan sebagai media pembelajaran yang cukup efektif. Rasa ingin tahunya besar, dan kegiatan seperti ini seakan memenuhi keinginan untuk selalu mencari ilmu lebih banyak lagi.

Tiba-tiba ponselnya yang tergeletak begitu saja di atas meja bergetar, Charlie mengernyit ketika melihat bahwa orang yang menghubunginya adalah Dave. Sangat jarang dia melakukan itu, sehingga Charlie merasa bingung sekaligus penasaran tentang apa yang terjadi.

Ketika Charlie mengangkat telepon, Dave langsung berbicara panjang dengan kecepatan tinggi, yang tak pelak membuat Charlie mengembuskan napas perlahan.

"Dave, bicara pelan-pelan, suaramu jadi tidak jelas."

Di seberang sana Dave diam, menghirup udara dalam-dalam dan mengembuskan napas dalam tempo yang cepat sehingga Charlie bisa mendengus embusan napasnya.

"Charlie, aku merasa tidak enak tentang sesuatu. Aku merasa khawatir dengan keadaan Yura noona sekarang, apa dia baik-baik saja? Apa dia selamat? Apa dia masih hidup? Ap-"

Charlie memijit pelipisnya sembari mendesah pelan, Dave selalu berlebihan jika menanggapi sesuatu. Buru-buru ia memotong ucapan Dave yang sepertinya tidak akan berhenti jika tidak dihentikan.

"Dia baik-baik saja, dia ada di rumah sakit ini. Karena sebelumnya dia hampir tertabrak mobil."

Mendengar penuturan Charlie, Dave tiba-tiba menjadi panik dan terkesan histeris. Suaranya langsung meninggi.

"APA?! Bagaimana bisa dia hampir tertabrak mobil?! Dia baik-baik saja kan?!"

Charlie mendengus, sepertinya memberitahu​ Dave bukanlah keputusan yang tepat.

"Dia baik-baik saja, Dave. Jangan khawatir seperti itu."

"Tapi aku tetap merasa khawatir, sudah sejak pagi perasaanku tidak menentu tentang Yura noona. Bisakah kau mengecek keadaannya lagi?"

"Baiklah, tapi jangan terlalu khawatir dan berakhir dengan meneleponku terus menerus nanti. Itu mengganggu."

Charlie berdiri, memasukkan ponsel ke dalam jas putihnya dan berjalan ke luar ruangan. Beberapa perawat tersenyum sopan, yang dibalas Charlie hanya dengan sebuah anggukan yang terkesan kaku dan formal.

Keadaan tampak biasa saja ketika Charlie turun ke lantai satu dan masuk ke dalam ruangan di mana Yura berada tadi, tetapi perempuan itu sudah tidak ada di sana. Kemungkinan besar Aldrich sudah datang dan menjemputnya pulang. Sepertinya tidak perlu ada yang dikhawatirkan.

Namun, ketika Charlie berbalik seseorang menahan langkah dan berbicara padanya.

"Dokter, selama enam bulan aku bekerja di sini, baru kali ini lampunya bermasalah. Tetapi hanya di ruangan ini saja. Apa yang terjadi?"

My Psychopath Boyfriend (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang