"Namaku Choi Dae Soo." Dae Soo berinsiatif untuk mengulurkan tangannya ke arah Yura, lalu ke Aldrich tanda berkenalan.
"Aku Shin Yura." Yura mengangguk sopan.
"Aldrich Bale." Aldrich tersenyum ramah, seperti yang biasa ia tunjukkan kepada kebanyakan orang. Senyum palsunya.
"Kurasa kita bisa berbincang-bincang sambil duduk," ucap Ayah Yura yang merasa agak tidak enak hati.
Maksud ia mengundang Dae Soo, salah satu kenalannya sebagai pengacara ke rumah adalah untuk memperkenalkan laki-laki muda berbakat itu kepada Yura. Tetapi kejadian tak terduga yaitu Yura yang datang dengan laki-laki yang mengaku sebagai kekasihnya membuat ayah Yura menjadi bingung.
Walaupun ia memang tidak secara terang-terangan mengatakan kepada Dae Soo untuk membuatnya dekat dengan Yura, awalnya ia hanya mengajaknya mampir ke rumah.
"Maafkan aku atas ketidaknyamanan ini Dae Soo," cetus ayah Yura sembari tersenyum meminta maaf.
"Ah tak apa, lagipula aku menerima tawaran anda tadi untuk sekadar berbincang dengan anda." Dae Soo tersenyum hingga lesung pipinya terlihat.
"Ah ya, aku harap kau tidak keberatan jika ada anakku Yura dan ... kekasihnya di sini."
"Tidak sama sekali."
"Ekhemm kau dari mana saja Yura?" Yura melirik Aldrich yang masih memasang topeng ramahnya, ia mencibir dalam hati.
Dasar laki-laki penuh kepalsuan.
"Aku dari minimarket, sempat bertemu dengan temanku juga." Yura dapat merasakan tatapan tajam dari sebelahnya ketika ia mengatakan kata 'temanku'.
"Oh ya? Siapa?"
"Yuri, teman satu sekolahku dulu."
"Aku mengenalnya," ungkap Dae Soo tiba-tiba, "dia seorang mahasiswi hukum yang cukup ulet, gadis itu juga ramah."
"Ah Yuri? Kapan-kapan ajak dia ke rumah, Yura. Dan benarkah itu Dae Soo? Bagaimana kalian bisa saling kenal?"
"Aku pernah menghadiri suatu acara di kampusnya, dan dia cukup menarik perhatian."
Yura menoleh ketika merasakan embusan napas lega dari Aldrich, laki-laki itu juga menatap ke arahnya.
Aldrich menunjuk Dae Soo yang kini asyik mengobrol dengan ayah Yura dengan dagunya, lalu menepuk-nepuk saku jaketnya. Seringai mengembang di wajahnya kemudian.
Yura melotot dan menggeleng cepat, tangannya segera menggenggam tangan Aldrich dan meremasnya untuk memberikan peringatan. Gila saja jika Aldrich ingin menghilangkan nyawa seseorang malam itu, mereka kan baru kali ini bertemu.
"Emm Yura dan ... Aldrich? Kurasa kalian pasti membutuhkan waktu kan? Jika kalian ingin pergi ke suatu tempat, silakan saja."
Yura meringis lalu mengangguk, ia bangkit lalu membungkuk sopan ke arah ayahnya dan Dae Soo. Diikuti Aldrich yang melakukan hal yang sama.
Yura segera menyeret laki-laki itu ke lantai dua, menuju balkon. Ketika sampai Yura langsung berkacak pinggang dan memelototi Aldrich. "Apa maksudmu tadi?"
Aldrich duduk di kursi di sana. "Kurasa hal itu sudah jelas, aku ingin membunuhnya," jawab Aldrich enteng.
Yura mendesah sebal dan ikut duduk. "Mengapa kau melakukan hal-hal seperti itu? Bisakah kau berhenti untuk menjadi seorang monster? Hentikan."
Aldrich mengambil pisau dari jaket dan memainkannya. "Karena dia sudah berkenalan denganmu tadi, dan aku tidak menginginkannya sama sekali."
"Tapi cara itu salah, kau bukan Tuhan yang berhak mengambil nyawa seseorang. Kau hanya makhluknya yang penuh dosa." Aldrich menaikkan sebelah alisnya. "Ya benar, aku memang seperti ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Psychopath Boyfriend (SUDAH TERBIT)
Romance[ SUDAH TERBIT DI SELURUH TOKO BUKU DI INDONESIA • BEBERAPA CHAPTER TELAH DIUNPUBLISH ] Tentang kisah cinta yang tak biasa, tentang dua luka yang saling menyapa, tentang rasa yang tak pernah sudah. Dulu, Shin Yura menilai seseorang dari fisiknya. Du...