Yura menatap Aldrich yang kini sedang memilah-milah pakaiannya di lemari dengan bingung, apa yang sedang Aldrich lakukan? Apa laki-laki itu akan pindah?
"Aldrich, apa yang kau lakukan?" Aldrich berhenti memasukkan sebilah pisau di antara pakaiannya saat mendengar suara Yura yang terdengar heran.
"Kau akan pindah?" Aldrich menghela napasnya pelan. "Iya."
"Ke mana?"
"Rumah besar."
"Rumah besar? Di mana itu?" Aldrich mengusap wajahnya lalu meninju lemari kayu dengan keras. Hal itu membuat Yura membelalakkan matanya kaget. Apa tadi ia salah bicara?
"Maaf, tadi bukan karena ucapanmu." Aldrich kembali melanjutkan aktivitasnya yang tertunda.
"Aldrich, maafkan aku jika pertanyaanku ini tidak sopan. Tetapi apa yang kau maksud dengan rumah besar?"
Aldrich menatap ke depan dengan tatapan kosong. "Rumah besar adalah tempat tinggalku. Dulu."
"Dan sekarang kau akan kembali ke sana? Begitu?"
"Ya."
"Oh." Yura menggeser layar ponselnya dan terkejut ketika mendapati pesan dari seseorang.
Katakan pada Aldrich, untuk datang secepatnya jika ingin kau selamat. Terserah untuk membawamu ikut serta atau tidak.
Benjamin."Aldrich."
"Apa?"
"Benjamin mengirim pesan padaku." Aldrich menoleh lalu menghampiri Yura dengan raut wajah kesal.
"Apa yang dia katakan?" Yura memberikan ponselnya, sehingga Aldrich bisa membaca pesan yang dikirim Benjamin.
Aldrich membenci ini. Ketika ia mempunyai sesuatu yang ia sayangi, tetapi orang lain malah memanfaatkannya sebagai suatu kelemahan fatal.
"Apa maksudnya dengan boleh membawaku ikut serta?" Aldrich menatap Yura lekat-lekat.
"Benjamin mengatakan bahwa aku bisa membawamu ke rumah besar."
Alis Yura naik bingung. "Untuk apa?"
"Kau kan kekasihku, wajar jika aku mengajakmu. Selama ini kan kita tinggal bersama."
Yura menggeleng. "Aku kan bukan kekasihmu."
"Iya, kau hanya calon istriku."
Yura mendengus.
"Kau tidak perlu ikut, karena rasanya akan repot mengurusimu."
Atau aku takut keadaan di sana akan membahayakanmu.
"Memangnya siapa yang ingin ikut?" ketus Yura.
Tetapi jujur saja, rasanya agak aneh jika Aldrich akan pergi dan jauh ... darinya.
Seperti ada perasaan tidak nyaman yang menyerang dirinya, ia sudah terbiasa untuk tinggal bahkan tidur dalam ranjang yang sama.
"Memangnya di mana rumah besar itu? Apa jauh dari sini?"
"Lumayan."
"Lalu bagaimana dengan kuliahmu?"
"Lihat saja nanti."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Psychopath Boyfriend (SUDAH TERBIT)
Romance[ SUDAH TERBIT DI SELURUH TOKO BUKU DI INDONESIA • BEBERAPA CHAPTER TELAH DIUNPUBLISH ] Tentang kisah cinta yang tak biasa, tentang dua luka yang saling menyapa, tentang rasa yang tak pernah sudah. Dulu, Shin Yura menilai seseorang dari fisiknya. Du...