part 8

121 9 0
                                    

“Vin” kata Krystal tanpa menengok ke belakang.

Kelvin yang mendengar Krystal memanggil namanya langsung mendongakan kepalanya menghadap kearah Krystal. Dan detik itu juga tersarang ide pintar di otak Kelvin yang cukup bagus itu. Dia berpura pura tidak mendengar perkataan kqrystal tadi. Dia ingin melihat apakah Krystal akan memanggilnya lagi atau tidak.

“Syil, pulang sekolah nanti lo ada waktu nggak?” kata Kelvin yang sengaja agak mengeraskan suaranya supaya Krystal dapat mendengarnya.

“emang kenapa?” jawab Syila ogah ogahan dan tentu tanpa menengok kearah Kelvin.

Krystal yang mendengar perkataan Kelvin itu hanya memutar bola matanya jengah, ia kesal dengan orang yang sengaja mengacuhkannya. Ya… meskipun itu untuk mengecek dirinya masih perduli atau tidak.

“mau pulang bareng gue nggak?” kata Kelvin lagi dengan melirik kearah Krystal. Namun nihil, Krystal bahkan tidak menoleh ke arahnya, bahkan memanggil namanyapun tidak.

“Gilang Vans Katria apa lo bisa bantu gue?” kata Krystal dengan suara yang keras.

Ia sengaja mengeraskan suaranya, supaya Kelvin JUGA mendengar apa yang ia katakan. Dan itu berhasil, Kelvin kini menengok kearah Krystal dengan tatapan syok dan juga tak percayanya. Krystal yang mengetahui itu hanya tersenyum kemenangan.

“eh… lo manggil gue nih? Nggak salah lo?” tanya Gilang sama tak percayanya.
Krystal hanya menjawabnya dengan gumaman. Seolah tak peduli dengan apa yang ia katakan tadi.

“oke, lo mau gue bantu apa?” jawab Gilang dengan memandang kearah Krystal dengan tangan kanan sebagai penyangga kepalanya, tentu saja dengan senyum menawannya.

“lo bisa nggak ngehapus papan tulisnya? Gue ada pengumuman” jawab Krystal dengan menengok kearah Gilang.

“oke. Tapi apa imbalannya kalau gue nurutin perintah lo?” Tanya Gilang yang masih setia dengan senyum menawanya.

Kelvin tambah melongo mendengar perkataan Gilang tadi, ia tidak menyangka akan jawaban Gilang, bagaimana bisa dia berkata seperti itu kepada orang yang bahkan belum dia kenal. Sedangkan Krystal memutar bola matanya jengah.

“oke kalau memang begitu” jawab Krystal dengan menghadap kearah Gilang, ia menyempatkan untuk melirik kearah Kelvin, betapa senangnya dia melihat ekspresi Kelvin yang konyol itu.

“seksi kebersihan. Apakah kalian mempunyai banyak pekerjaan sehingga tidak bisa membersihkan papan tulis?” kata Krystal dengan nada mengintimidasi.

Dan baru pertama kali Gilang di buat specles oleh seorang gadis. Tidak ada yang pernah menolak tawarannya dan juga kesempatan emas seperti itu.

Sekarang ekspresi Gilang sama konyolnya dengan ekspresi Kelvin tadi. Sedangkan Kelvin tersenyum kemenangan mendengar perkataan Krystal tadi dan juga melihat ekspresi Gilang yang sudah tak bisa berkata apa apa karena saking terkejutnya.

“eh… baiklah, gue yang akan ngebersihin papan tulis hari ini” jawab Roy yang merupakan salah satu seksi kebersihan kelas.

Beginilah kehidupan di kelas unggulan, mereka di beri kebebasan belajar menggunakan apa yang mereka pikir itu dibutuhkan. Tentu saja itu hanya berlaku selama tiga jam pelajaran setiap tiga hari sekali.
Krystal segera maju ke depan kelas sesudah papan tulis terlihat bersih dari catatan kemarin.

“Syil, taruhan ama gue. Kalau Krystal bakal ngumumin secara lisan, lo harus nraktir gur mie ayam di kantin sekolah sepuas gue” bisik Kelvin saat melihat Krystal maju kedepan dengan handphone kesayangannya.

“nggak ah… ya jelas menang lo lah, orang udah jelas, kalau dia ngumumin sesuatu pasti secara lisan” jawab Syila dengan berbisik ke Kelvin.

“pokoknya lo harus setuju, kalau lo yang menang, gue bakal traktir lo makan sepuas lo deh. Hehehe…” jawab Kelvin dengan percaya diri seratu persen.

About Us [complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang