Kini, di sinilah mereka berada. Di sebuah ruangan yang gelap dengan layar besar di hadapan mereka yang menampilkan sebuah film hasil kesepakatan mereka. Duduk dalam diam, saling berpegangan tangan dengan pasangan masing-masing. Sesekali mencomot popcorn yang mereka beli sebelum ke sini.
"'AAAA....!!!" teriak serempak beberapa orang yang berada di sana karena kedatangan valak. Krystal yang merasakan tangannya di genggam erat. Bukan! Bahkan sangat erat langsung menoleh ke arah kirinya.
"kamu nggak pa-pa Lang?" tanya Krystal saat melihat Gilang memejamkan matanya dan mencengkeram lengannya kuat.
"oh... eng-enggak pa-pa kok hon, tenang aja" jawab Gilang terbata sembari menghadap ke arah Krystal.
"kalau kamu takut teriak aja, nggak pa-pa kok. Jangan peduliin kakak aku"
"eh... enggak kok, aku nggak takut. Beneran"
"kamu nggak perlu bohong sama ku heum..?"
"aku nggak takut kok, ya udah... lanjut nonton aja" putus Gilang yang langsung mengalihkan pandangannya ke arah depan.
Krystal hanya mengendikkan bahunya acuh sembari kembali menghadap ke arah depan. Jujur ia juga takut, namun karena sudah pernah nonton, jadi ya... bisa antisipasi kalau si valak muncul. Tak lama kemudian, Krystal kembali merasakan tangannya ditarik-tarik, lebih tepatnya baju lengannya. Sontak iapun menoleh ke arah Gilang kembali.
"Krys,kita keluar aja ya, kita jalan-jalan di tempat lain" bujuk Gilang dengan susah payah mengeluarkan suaranya. Namun apalah daya bukannya Krystal yang menjawab, tetapi Kharis dengan nada tak terimanya namun tetap tenang sambil sesekali memakan popcornnya yang entah sejak kapan Seira menyuapinya. Mereka berdua sepertinya sangat menikmati film si valak.
"nggak ada! Kalian udah nguras kartuku habis-habisan, jadi jangan harap bisa keluar dari sini sebelum filmnya selesai"
"kita nggak nguras, orang cuma buat beli tiket, popcorn sama minum doang. Lagian kakakkan yang paling tua di antara kita, jadi ya... kakaklah yang mesti bayarin" jawab Gilang mengelak.
"jangan lupain makanan di resto tadi! Udah deh diem aja! Ganggu banget tau nggak!" kata Kharis dengan tatapan tajamnya menghadap Gilang. Sontak yang diberi tatapan hanya bisa mengerucutkan bibirnya dan kembali menghadap layar.
"udah tenang aja, nggak usah didengerin" bujuk Krystal dengan mengelus lembut tangan Gilang menggunakan ibu jarinya.
Dan benar saja! Gilang kini kembali menampilkan senyumnya ke arah Krystal dan mengangguk paham, kemudian kembali menghadapi layar yang entah sejak kapan si valak kembali muncul.
"VALAK SIALAN!" teriak Gilang reflek dengan melempar popcorn yang hendak masuk ke dalam mulutnya sembari memegang dadanya dengan mata melotot terkejut. Dan itu sukses mengundang tatapan horor dari beberapa penikmat film terdekat, terutama Kharis.
"kamu nggak pa-pa kan?" kata Krystal saat merasakan tangan Gilang yang semakin erat menggenggam tangannya sembari menengok ke arah Gilang.
"eh... sorry Hon, reflek. Hehehe..." jawab Gilang dengan sengirannya. Dasar! Poor Gilang!
Setelah sekian lama menahan ketakutannya dengan meremas pahanya sendiri serta memejamkan mata, kini akhirnya Gilang dapat terbebas dari ruang terkutuk tersebut dengan mengumpat dalam hati mengingat ia sempat menjerit tak sengaja serta di bully Kharis di dalam sana.
"kak udah sore nih, kita pulang duluan ya" pinta Krystal dengan nada melasnya sesudah melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya.
"nggak boleh Krystal. Kita mampir ke pasar malam dulu, baru itu kita pulang. Sebenarnya itu bukan hukuman buat kalian sih, karena kakak yakin kalian bakal ketagihan di sana nanti terebih lagi itu seperti kesempatan kalian buat ngabisin emas di depan mata kalian" jawab Kharis membenarkan, yang langsung mendapat cengiran tak berdosa dari Gilang, Krystal, Kelvin, juga Lascrea.
KAMU SEDANG MEMBACA
About Us [complete]
Fiksi Remaja*TAHAP REVISI* ***** Krystal hanya bisa terbengong tak percaya. Ia sungguh tidak dirinya hari ini. CUP~ Benda kenyal nan basah yang mendarat di pipi kanan Krystal itulah yang membuyarkan lamunannya. "kita winner hon" kata Gilang pelan di telinga Kry...