part 31

73 4 5
                                    

Kharis hanya bisa berdiam diri di kamarnya, sudah selama empat hari ini ia tak mendapatkan hasil dari pencariannya mencari sang pujaan hati. Bahkan kamarnya yang semula selalu bersih dan rapi kini seperti kapal pecah. Bantal dan guling yang sudah tak berada di tempat yang seharusnya. Sprai, selimut bahakan sudah berada jauh dari ranjang.

Banyak vas bunga dan juga buku-buku berserakan dimana-mana. Pakaian yang ia pakai juga tak lagi serapih biasanya. Bulu-bulu halus yang tumbuh di sekitar rahangnya tak lagi ia pedulikan. Berbanding terbalik sekali dengan Kharis yang selalu tampil modis.

Makanan yang tersedia di nakas maupun depan pintu tak pernah ia sentuh seujung kukupun. Ia tak punya selera untuk mengurusi hal semacam itu. Bahkan perusahaan yang sedang dalam masa puncaknya ia tinggalkan begitu saja tanpa mengindahkan jika bisa saja musuhnya mengambil kesempatan itu untuk menjatuhkan dirinya. Ia tak perduli. Yang ia perdulikan hanyalah Seira yang kembali ke peluannya.

"kamu dimana Sei... plis jangan tinggalin aku" lirih Kharis dengan memeluk foto kecil yang bergambaraan dirinya dan juga Seira yang sedang bergandengan tangan dan juga saling bertukar senyum.

"aku mohon kembali Sei" ucapnya lagi yang sudah meluruh di lantai dengan masih memeluk foto tersebut.

Dela dan Romy yang tiga hari lalu mendengar kabar tentang anak pertamanya dari anak buahnya yang ia suruh untuk mengawasi Kharis dan juga Krystal, langsung saja terbang kembali ke negara tempat anak-anaknya tinggal.

Mereka berdua tidak akan pernah bisa meniggalkan anak-anaknya yang sedang dalam masa sulit sendirian. Mereka bahkan sudah menyebar seluruh anak buah dan juga informan terbaik mereka ke seluruh tempat bahkan negara yang mungkin saja menjadi tempat singgah gadis pujaan hati anaknya itu.

"dad, bagaimana jika kita datangi saja orang tuanya. Mommy nggak sanggup lihat Kharis seperti itu dad" kata Dela pada Romy dengan nada sedihnya.

"jangan dulu mom, jika kita mendatangi orang tuanya tiba-tiba, ntar kia dikira udah celakain Seira" jawab Romy dengan mengusap lembut punggung istrinya yang mulai terisak melihat keterpurukan anak sulungnya yang selama ini mereka kenal ceria itu.

Ini terlalu cepat untuk Kharis. Ia baru saja menemukan kembali hatinya beberapa hari lalu, lantas kenapa dia pergi begitu cepat tanpa memberi tanda kepadaanya terlebih dahulu? Sungguh tak adil semua permainan ini baginya. Ia seakan tak pernah diberi waktu untuk bergembira dengan hatinya barang sedetik sekalipun.

Krystal? Ia tengah sibuk dengan beberapa berkas di hadapannya yang berisi laporan tentang sisa-sisa hari Seira sebelum menghilang. Ia sudah kembali pada dirinya beberapa bulan lalu. Kembali pada sesosaok Krystal yang dingin tak tersentuh.

Gilang bahkan tak ada artinya lagi bagi Krystal. Ia sudah tak perduli pada apapun hal yang menyangkut dirinya. Yang ia perdulikan hanyalah bagaimana cara ia menemukan Seira dan juga mengembalikan kakaknya yang sedang terpuruk.

Krystal bahkan pernah tak makan seharian hanya untuk mengurusi masalah yang timbul akibat mantan sahabatnya sendiri yang menyebabkan kehidupannya dan kakaknya jungkir balik tak karuan.

Lascrea? Ia sedang uring-uringan karena Seira yang ngilang begitu saja dan ulah Krystal yang mulai mengganggu hidupnya mulai dari mengobrak abrik cafenya dan lainnya. Ia benar-benar membuktikan ucapannya. Sedangkan hubungannya dengan Kelvin, Lascrea memilih untuk break terlebih dahulu untuk menyelesaikan segala masalahnya.

Ia memang pernah berbuat salah kepada Seira, namun itu dulu! Tak bisakah mantan sahabatnya itu melupakannya? Menganggapnya hanya angin lalu? Sunguh ini sangat menyiksa. Lagipula dia sudah melihatnya dengan Kelvin tempo hari lalu bukan? Sekali lagi tak bisakah dia menganggap itu sebagai tanda bahwa Lascrea sedah melupakan kejadian lalu?

About Us [complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang