"hei.... Disini!"
Krystal segera mengarahkan pandanganya ke arah yang menunjukan pertengahan antara kelas sepuluh IPA dan IPS.
Ia menyipitkan matanya untuk memperjelas penglihatannya. Karena merasa orang yang dipanggil diam di tempat, Gilang segera berlari ke arah gadis itu dan segera menyeretnya untuk ke tempat persembunyiannya tadi.
"e.. eeh... kita mau kemana? Arah kelas gue bukan ke sini tapi lurus" kata Krystal saat merasa pergelangan tangannya di seret dengan paksa.
"udah diem dulu" jawab Gilang yang masih memegang pergelangan Krystal dengan erat.
Setelah sampai di tempat persembunyiannya, Gilang segera melepaskan genggaman tangannya dari tangan Krystal.
"udah, sekarang lo diem di sini dulu oke?"
"tapi ngapain ke sini sih, kalau gue kesini, yang ada gue tambah telat tau nggak?" jawab Krystal dengan memalingkan wajahnya.
"udah diem di sini dulu sampai penjaga hari ini masuk kelas"
"emang kalau udah masuk kelas mau ngapain"
"ya kita baru masuk ke kelas kita lah..." jawab gilang dengan enteng, yang waktu itu juga menghadap ke arah depannya, bukan ke arah Krystal.
"lo ngomong ama siapa sih?" Tanya Krystal yang masih fokus menghadap ke depan.
"ya.. ama..." jawab Gilang terpotong karena merasa ada yang ganjal dengan pertanyaan Krystal. Sontak ia dan Krystalpun segera memutar kepala ke arah belakang mereka.
"eh... hallo mr... haha... kami di sini hanya berteduh kok" kata Krystal mengelak saat tau bahwa tadi yang bertanya pada Gilang adalah pak Bagyo.
Ia lupa bahwa hari ini adalah jadwalnya guru lumayan killer ini yang bertugas untuk jadi penjaga. Ya... meskipun itu kata anak bahasa sih, karena pak Bagyo itu tidak pernah mengajar kelas unggulan.
"pssht... emang kenapa?" bisik Gilang dengan menyenggol lengan Krystal.
"udah, mending lo diem aja"
Setelah terjadi adegan bisik-bisikan, Krystal akhirnyapun menyuruh Gilang untuk membiarkannya menyelesaikan masalah ini.
"kalian telat delapan menit, jadi hukuman kalian adalah membersihkan lapangan basket indoor, lapangan basket luar, taman belakang sekolah dan juga taman utama sekolah. Sesuai peraturan, kalian akan diberi waktu sampai jam delapan, jika kalian lebih dari jam itu, maka kalian tidak boleh mengikuti pelajaran sampai jam istirahat. Kalian mengerti?"
"y...yes pak..." jawab Krystal gagap, karena saking gugupnya.
"tapi pak... saya tidak tau letak tempat yang bapak sebutkan tadi, jadi sekarang saya kekelas saya saja ya pak" kata Gilang berusaha lepas dari hukumannya.
"oke, kalau kamu tidak tau, kamu boleh Tanya ke bapak atau teman kamu itu" jawab pak Bagyo dengan santai.
"what?! Kenapa saya jadi disangkut pautkan pak?" kata Krystal saat mengerti arah pembicaraan pak Bagyo.
"lalu mau gimana lagi? Kamu mau dihukum sendirian?"
"mau kok pak! Dia selalu rela menolong temannya yang sedang kesusahan. Hehe..." seru Gilang dengan semangatnya.
Krystal yang mendengar perkataan itu hanya mampu melebarkan pupilnya.
"beneran? Oke kalau begitu ka-"
"NGGAK pak! saya yang akan menunjukan tempatnya ke dia Hehe... jadi dia akan melakukan hukumannya dengan saya" sergah Krystal dengan menggerakkan kedua tangannya membentuk gerakan menolak.
"terserah kalian, yang terpenting! Tempat tempat yang bapak sebut tadi harus bersih dan rapi sebelum jam delapan"
"ooh? Baiklah pak, semuanya akan berlangsung sesuai keinginan bapak" jawab Krystal sebelum menyeret tangan Gilang dengan paksa menjauhi pak Bagyo.
Setelah dirasa cukup jauh dari jangkauan dan juga pendengaran pak Bagyo, Krystal segera melepaskan tangannya dari pergelangan tangan kanan Gilang. Namun apa yang terjadi di luar dugaan Krystal, saat Krystal sudah melepas genggamannya, Gilang justru berbalik menggenggam pergelangan tangannya.
"apaan sih, lepasin nggak?!" kata Krystal dengan berusaha melepaskan pergelangan tangannya dari genggaman Gilang, namun semakin Krystal berusaha melepasnya, Gilang justru lebih mengeratkan genggamannya.
"ok fine! Apa mau lo sekarang huh?!" kata Krystal karena sudah muak dengan adegan genggam menggenggam itu. Namun Gilang malah menanggapinya dengan senyum kemenangannya.
"kan tadi lo yang bilang sendiri, kalau lo mau menunjukan tempat tempat yang di sebutkan pak... pak siapa tadi?" jawab Gilang dengan berusaha mengingat nama guru yang sedang bertugas tadi.
"pak Bagyo"
"nah itu, pak Bagyo! Jadi gue butuh tangan lo supaya gue nggak tersesat di sekolah ini. Kan nggak lucu kalau gue kesesatnya di sekolah, kalau di hutan gitu nggak pa pa, itu masih elit. Nah ini?! Masak iya di sekolahan" jawab Gilang panjang kali lebar selebar lebarnya.
"huuft... serah lo! Sekarang waktu kita Cuma empat puluh lima menit oke! Jadi kita akan bagi tugas, gue bersihin lapangan basket indoor sama lapangan basket luar. Sedangkan lo bersihin taman belakang sama taman utama sekolah. Ntar gue kasih tau tempatnya dimana" jawab Krystal dengan serinci ricinya.
"nanti kalau lo udah selesai, susulin gue ke taman utama oke!"
"huuft.. kalau waktu gue masih tersisa" jawab Krystal sebelum ia berlalu terlebih dulu untuk menunjukan taman belakang dan juga taman utama sekolah itu. Tak lama kemudian akhirnya Krystal dan juga Gilang sampai di taman belakang sekolah.
"ini taman belakang sekolah, dan itu adalah lapangan basket luar"
"oooo..."
"udah tau kan?"
"he'em" jawab Gilang dengan menganggukan kepalanya.
"kalau lo udah tau, terus ngapain lo masih genggam tangan gue?!" Tanya Krystal dengan mengangkat tangannya yang masih digenggam oleh gilang.
"hehe... kan lo belum ngasih tau gue taman utamanya" jawab Gilang yang diakhiri dengan senyum yang menurutnya dapat meluluhkan hati kaum hawa itu.
"huuuft... astaga... " kata Krystal dengan menepuk jidatnya pelan dengan tangan yang bebas dari tangan Gilang.
Dan tanpa banyak kata lagi,akirnya Krystal menuruti permintaan Gilang itu. Dan juga tentu karena Krystal tidak ingin ketinggalan pelajaran lebih lama lagi karena hal bodoh seperti ini.
Berbeda dengan Gilang, dia malah merasa senang bisa menggenggam tangan Krystal seperti ini, padahal ia sudah tau letak taman belakang dan jug ataman utama sekolah ini, hanya saja ia mencari cari alasan supaya bisa lebih lama lagi bersama Krystal. Karena setelah ini mungkin ia tidak bisa lagi menggenggam tangan Krystal seperti ini, jangankan menggenggam menyentuh Krystal saja mungkin tidak bisa.
*part 1-4 udah aku revisi jadi agak mendingan dari pada yang pertama dulu. Xexexe...
KAMU SEDANG MEMBACA
About Us [complete]
Teen Fiction*TAHAP REVISI* ***** Krystal hanya bisa terbengong tak percaya. Ia sungguh tidak dirinya hari ini. CUP~ Benda kenyal nan basah yang mendarat di pipi kanan Krystal itulah yang membuyarkan lamunannya. "kita winner hon" kata Gilang pelan di telinga Kry...