Makan siang akhirnya datang juga, setelah sekian lama menghadiri pertemuan yang bisa dibilang nggak terlalu penting itu. Kini, terlihat kantin sedang penuh dengan siswa siswi yang lalu lalang mengambil makanan maupun menuju tempat duduk untuk makanan mereka. Krystal yang melihat itu hanya bisa menghembuskan nafasnya jengah. Ini adalah hal yang paling ia benci, ia lebih memilih makan makanan ringan di kamarnya daripada harus antri di tengah puluhan orang itu, terlebih lagi makanan di sini berbahan baku utama sayuran. Yang pasti Krystal benci. Karena ia sangat benci dengan yang namanya sayur.
Terkecuali wortel dan tomat. Membayangkan sayur bayam yang akan masuk ke dalam mulutnya saja Krystal sudah bergidik ngeri.
Hingga ada sebuah tangan yang menyentuh bahunya dan otomatis membuyarkan lamunan Krystal.
"hei Krys!! Ngapain bengong disini? Nggak mau makan?"
Mendengar suaranya saja Krystal sudah hapal dengan siapa orang yang berada di sampingnya kini. Krystal hanya menggelengkan kepalanya tanpa susah susah menolehkan kepalanya menghadap ke arah Kelvin.
"kenapa?"
Dan pertanyaan yang satu ini sukses membuat Krystal menolehkan kepalanya seraya menghembuskan nafas kesalnya.
"lo nggak liat apa? Antriannya panjang tambah lagi disini menunya pakai sayur semua"
"kalau gitu biar gue aja yang mesenin, kamu cari tempat duduk aja. Kamu mau lauk apa kalau gitu? Nanti kalau kamu nggak mau sayurnya, biar aku aja yang habisin sayurnya. Jadi jangan khawatir oke? Yang terpenting sekarang kamu harus isi dulu perut kamu itu sebelum bergadang semalaman" kata Kelvin dengan bijaknya.
Bahkan Krystal yang mendengarnya saja tidak percaya dengan menaikkan salah satu alisnya dan juga dengan tangannya yang ditaruh di depan dada.
"kenapa lo jadi sok bijak gini?"
"eh? Apa kamu bilang tadi?" jawab Kelvin dengan menolehkan kepalanya ke arah Krystal yang sebelumnya menatap antrian yang makin menyusut.
"nggak pa pa, lupain aja"
"kalau gitu aku ambil makanan dulu, kamu cari meja dulu aja. Nanti nggak kebagian loh..." kata Kelvin yang langsung disambut anggukan oleh Krystal.
Mereka akhirnya berpisah dari sana, Kelvin menuju ke arah antrian dan Krystal menuju meja yang masih terlihat kosong, ya... meskipun itu di ujung, lebih tepatnya pojok.
Ia bahkan tak menghiraukan orang orang yang sibuk menyapanya, padahal mereka tahu kalau Krystal tak akan menyapa balik mereka, tetapi mereka tak ada kapoknya melakukan itu kepada Krystal.
Kalian tau kenapa Krystal bersikap angkuh tak peduli dengan mereka yang menyapanya? Itu semua karena Krystal tau kalau mereka hanya segan dengan kekayaan dan kekuasaan keluarga Krystal di sekolah ini, yaitu sebagai anak dari seorang yang telah mendirikan sekolahan super megah dan juga elit ini. Mereka hanya tak mau hidup mereka bahkan perusahaan keluarga mereka hancur hanya karena mereka tak bersikap baik kepada Krystal. Seluruh sekolah juga tahu kalu keluarga Krystal sangat berpengaruh terhadap sekolahan ini terlebih lagi orang tua Krystal yang memimpin anak cabang dari perusahaan pencakar langit di Asia.
Kini langkah Krystal terhenti di depan sebuah meja yang cukup untuk enam orang, karena lengannya ditahan oleh tangan yang lebih besar dan kuat darinya.
"mau kemana kamu? Duduk sini!" kata orang itu dengan menyeret Krystal ke arah bangku yang sudah tersedia makanan, ia bahkan menghiraukan Krystal yang mencebik kesal.
"haiiiiisssttt... apa apaan sih kak~" kata Krystal dengan nada kesalnya.
"duduk sini atau pulang?!" kata Kharis dengan nada mengancamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
About Us [complete]
Teen Fiction*TAHAP REVISI* ***** Krystal hanya bisa terbengong tak percaya. Ia sungguh tidak dirinya hari ini. CUP~ Benda kenyal nan basah yang mendarat di pipi kanan Krystal itulah yang membuyarkan lamunannya. "kita winner hon" kata Gilang pelan di telinga Kry...