Dan tak lama kemudian, Gilang sudah duduk manis di mejanya dengan piring yang berisikan makanannya siang ini. Tapi baru saja ia akan menyendokkan nasi ke mulutnya, sudah ada tangan yang bertengger mulus di kedua bahunya. Yang otomatis menahan dirinya untuk makan.
"beb, ini minumnya!"
Ukhuh... Ukhuk.... Ukhuk....
"ah... aissshh..." kesal Krystal.
"Mr. apa anda baik-baik saja? Ini minum dulu" kata Kelvin dengan telaten memberikan air putih ke Kharis.
"ah,.. maaf-maaf, entah kenapa rasa makanannya jadi aneh" jawab Kharis sembari mengusap baju dan juga mejanya yang kotor akibat semburan tak terduganya tadi.
"gue cabut dulu" kata Krystal dengan segera.
"eh... Krys!"
"maaf Sir, dia memang begitu" lanjut Kelvin.
"ah... tak masalah, saya juga mendadak ada urusan, jadi saya tinggal dulu ya, dan tolong bawakan piring saya, oke" kilah Kharis yang langsung menyusul langkah Krystal yang sudah jauh di depannya itu.
Namun tak ada yang tak bisa Kharis raih, ia dengan sigap mencekal tangan Krystal dan menyeretnya ke lift yang terlihat lenggang.
"kakak... kenapa sih?"
"nggak ada bantahan kali ini, jadi ikut kakak saja oke!"
Akhirnya, mereka berdua sampai di rooftop bangunan berlantai sepulu tersebut. Dan jangan kira Krystal akan diam saja menerima semua perlakuan kakaknya hari ini kepadanya. Ingat ini bukan di mansions mommy and daddynya, jadi ia bebas mau bersikap seperti apa dan pada siapa.
"kamu berhutang penjelasan sama kakak. Jadi sekarang jelaskan semuanya!" titah Kharis yang sudah tak terbantahkan.
"maksud kakak apa sih? Apa yang harus Krystal jelasin? Nggak ada yang harus di jelasin"
"kamu nggak bisa lepas dan nggak bisa bohong sama kakak Krys... di sini, kamu ada masalah yang mungkin tak seperti biasanya. Jadi, cepat ceritakan dan jelaskan ke kakak"
"kakak... aku ada masalah dimana-mana, jadi stop introgasinya oke?"
"nggak bisa! Kamu jelasin semuanya dulu ke kakak, apa tadi maksudnya kamu makan bareng Kelvin? Dan apa maksudnya Gilang dipanggil beb sama Lascrea heh?"
"aku sama Kelvin itu nggak ada apa-apa, kami hanya teman dari kelas sepuluh, dan kebetulan dia SATU olimpiade denganku, jadi nggak ada alasan kenapa aku nggak akrab dengannya. Dan untuk masalah Gilang, aku nggak tau apa-apa, kalau kakak pengen tau, tanya sama orangnya sendiri. Aku pergi" jelas Krystal panjang lebar dan sudah bersiap untuk melangkah pergi dari sana. Namun apalah daya.
"kamu nggak bisa pergi gitu aja Krystal" cegah Kharis yang kembali mencekal tangan Krystal.
"ada apa lagi kak..."
"lalu apa maksudnya tadi huh? Kenapa Kelvin begitu perhatian denganmu? Dan kenapa kamu menerimanya begitu saja huh? Nggak biasanya kamu mau diperlakukan seperti itu sama orang lain. Dan ya... kamu tau dia punya perasaan lebih sama kamu, kenapa kamu bersikap biasa aja heh? Jawab kakak"
"kakak..." rengek Krystal.
"apa?" kata Kharis yang tak goyah dengan ekspresi tegasnya.
"oke-oke, Krystal jawab prtanyaan kakak!"
"pertama-tama, maksud perlakuan Kelvin tadi aku nggak tau, karena dia selalu seperti itu kepadaku sejak aku kelas sepuluh dulu. Yang ke-dua, kenapa Kelvin perhatian kepadaku? Apa salah jika ia perhatian dengan aku? Dan yang pasti pertanyaan itu sudah kakak jawab sendiri pada pernyataan terakhir kakak. Ke-tiga, apa aku salah jika nerima perlakuan Kelvin itu? Dan yang terakhir, apa aku harus bersikap luar biasa untuk hal seperti itu? Apa aku harus mengerahkan seluruh kekuatan aku untuk mengurus hal kecil seperti itu? Hah... kurang kerjaan banget aku kalau sampai seperti itu"
KAMU SEDANG MEMBACA
About Us [complete]
Teen Fiction*TAHAP REVISI* ***** Krystal hanya bisa terbengong tak percaya. Ia sungguh tidak dirinya hari ini. CUP~ Benda kenyal nan basah yang mendarat di pipi kanan Krystal itulah yang membuyarkan lamunannya. "kita winner hon" kata Gilang pelan di telinga Kry...