1

3K 97 20
                                    

Suara alarm itu sontak membuat gadis itu terbangun. Dia berdiri dan berjalan menuju arah kamar mandi. Jujur, dirinya masih ngantuk. Andai hari ini hari libur dia pasti akan melanjutkan tidurnya.

Setelah selesai memakai baju khas seragam sekolah SMA Garuda. Dia menuruni anak tangga satu per satu. Lalu melihat kakaknya tertidur di sofa. Keadaan ruang tv yang berantakan, siapa lagi kalo bukan kakaknya dan teman-temannya yang membuatnya berantakan.

Gadis itu pun tidak berniat untuk membangunkannya, karena percuma yang ada dirinya malah dimarahi karena sudah menganggunya. Seperti biasa dia berangkat sekolah sendiri dan kakaknya pasti terlambat ke sekolah.

Sangat memalukan.

Dia itu sudah ada di sekolah pukul 06.15. Dia tidak pernah kesiangan, karena tidak mau dihukum dan reputasinya sebagai anak teladan menjadi buruk.

"Livya!"

Suara itu sangat familiar di telinganya, siapa lagi kalo bukan Raishaㅡsahabatnya. "Ada apa?"

Raisha menyamakan langkahnya dengan Livya. "Nama lo makin terkenal, lo tau gak?"

"Gak," jawab Livya singkat. Livya tidak peduli mau makin terkenal atau tidak.

"Wajar sih lo terkenal, lo nya juga pinter, cantik, baik lagi. Tapi kalo udah marah sih, sama-sama kayak banteng lagi ngamuk," ucap Raisha sambil terkekeh pelan.

"Muji-muji, ledek-ledek," ucap Livya dengan muka datar.

Sesampainya di kelas, mereka berdua langsung menuju tempat duduk. Jam pertama dimulai. Hari ini ada ulangan harian matematika. Livya terus mengerjakan soal demi soal. Di pikirannya, dia harus bisa. Jangan sampai nilai-nilainya turun.

Akhirnya dia bisa mengerjakan soal-soalnya dengan lancar. Dia pun segera mengumpulkan soal dan jawabannya kedepan. Dan disusul teman yang lainnya.

Saat bel istirahat. Anak-anak langsung ke kantin. Sedangkan Livya dan Raisha jarang-jarang ke kantin. Termasuk hari ini, mereka memutuskan diam di kelas.

"Livya, ada yang nyari tuh!" ucap salah satu temannya.

Siapa sih yang nyari, ganggu aja. Batin Livya.

Dengan malasnya Livya bangkit dari tempat duduk dan berjalan keluar.

Dirinya sangat kaget saat melihat kakaknya berdiri menyender pada tembok dengan tangan dimasukan ke saku celana. Baju dikeluarkan, dan tidak pakai dasi.

Ternyata kak Davin yang nyari, kirain siapa. Batin Livya.

"Ada apa?" tanya Livya malas.

Davin langsung menoleh. "Eh ternyata lo udah ada."

"Buruan ada apa sih?!" ucap Livya sedikit membentak.

"Mana uang jajan lo, kasihin semua ke gue." ucap Davin.

"Apaan sih kak, lo juga punya kali!"

Davin mendekatkan wajahnya. "Kalo lo gak ngasih, lo pasti tau kan akibatnya?" ucap Davin pelan.

Livya mendorong tubuh kakaknya kasar. "Pake ancaman segala lagi, nihh!"

Livya langsung berbalik badan dan masuk ke kelas. Dia tidak suka dengan sikap Kak Davin yang terus menerus begitu. Bisanya bikin onar, sama nyusahin aja.

"Kenapa lo?" tanya Raisha.

Livya menghela napas dan mendengus kesal. "Kak Davin maksa minta uang ke gue."

"Kakak lo tuh ganteng, tapi sayang kelakuannya," ucap Raisha tersenyum jahil.

"Ganteng dari hongkong!" sergah Livya.

"Beneran kok, terus di tambahㅡ"

"Lo ngefans sama kakak gue ya?" tebak Livya.

"Gak kok. Bilang ganteng buka berarti suka!" ucap Raisha.

"Udahlah jangan bahas lagi Kak Davin, malah tambah sebel gue," ucap Livya yang langsung memasang earphone dan menyetel lagu kesukaannya Ariana-Side to side.

***

[SUDAH DI REVISI]

HALLO, Cerita pertama teenfic aku jadi wajar kalau misalkan ada kesalahan. Jangan lupa vote sama comentnya:)

Salam

You And Me [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang