28

507 35 9
                                    

Semua siswa kelas XII dinyatakan lulus. Davin merasa senang dan bisa melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi lagi. Rencananya dia akan kuliah di Universitas Pendidikan Indonesia yang berada di bandung. Namun, papahnya itu terus menyuruh untuk kuliah di luar negeri. Dia sudak menolak mentah-mentah, tapi tetap saja.

"Aku gak mau pindah ke luar negeri!" bantah Livya.

"Papah udah nyiapin sekolah yang bagus di sana, supaya kamuㅡ"

"Livya udah nyaman di sini."

"Sudahlah, kakakmu juga tidak membantah. Ada waktu seminggu kamu di sini, gunakan baik-baik. Jangan coba kabur!" ucap papahnya yang membuat Livya emosi.

Livya langsung beranjak dari sofa menuju kamarnya yang berada di lantai dua. Dia merebahkan tubuhnya ke atas kasur dan menatap langit-langit kamarnya. Perasaannya sekarang tidak baik, tidak mungkin dia meninggalkan Zaky begitu saja. Apalagi Zaky tahu kalau dia akan dijodohkan, pasti dia sangat kecewa.

"Shitt!" umpat Livya.

"Perjodohan macam apa tanpa persetujuan aku!" Livya sekarang sangat kesal dan tidak tahu harus bagaimana.

Tiba-tiba handphone nya berbunyi menandakan telepon masuk. Tertera nama Zaky di sana, dia langsung menggeser slide answer.

"Hallo, Liv."

"Hmm?"

"Lo kenapa?"

"Gak pa-pa."

"Gue jemput sekarangㅡ"

"Eh, ntar yang ada lo dimarahin sama papah gue."

"Gue kan cuma izinㅡ"

"Lo jemput aja di perempatan aja deh."

"Tapiㅡ"

"Gak ada tapi-tapian! "

Livya langsung mematikan teleponnya dan bersiap-siap untuk pergi.

Setelah sampai perempatan, Zaky sudah berada di sana. Lalu Livya di ajak ke rumah Zaky untuk bertemu mamahnya. Dia malu, tapi bagaimana lagi, Zaky memaksanya.

"Mah," panggil Zaky saat berada di dalam rumahnya.

Ratna atau mamahnya Zaky yang sedang berada di dapur mendengar anaknya memanggil langsung saja menghampirinya.

"Zaky kalau masukㅡ"

"Ehh, ada Livya ya?" tanya Ratna.

Livya langsung mengangguk dan menyalimi mamahnya Zaky. Mamahnya terlihat masih muda, sungguh beruntung Zaky masih memiliki orang tuanya. Pasti Zaky sangat senang sekali mamahnya bisa kembali. Mamah Zaky menceritakan dari awal bagaimana bisa pergi tanpa pamit. Ternyata Mamahnya Zaky seru di ajak berbicara dan suka bercanda.

"Livya, mamah kamuㅡ" ucap Ratna terpotong.

"Mamah aku udah meninggal, Tan." ucap Livya sambil menahan air matanya agar tidak menetes.

"Maaf ya, Tante gak tau." kata Ratna sambil merangkul Livya.

"Jangan sedih, kan ada Tante di sini. Kamu bisa kapan aja ke sini." ucap Ratna dan Livya hanya mengangguk.

Karena sudah mau larut malam, Zaky mengantarkan Livya pulang. Dia memperhatikan terus wajah Livya yang kelihatan bete.

"Kamu kenapa, Liv?" tanya Zaky saat sudah sampai di depan rumah Livya.

"Gak pa-pa." jawab Livya.

"Jangan bohong, Liv." kata Zaky.

"Aku cape, mau istirahat." ucap Livya sinis, lalu masuk ke dalam rumah.

"Livya!" Panggil Zaky, tapi tidak di respon oleh Livya.

Zaky pun memutuskan untuk pulang, bukan ia menyerah. Tapi dia membiarkan Livya sementara untuk sendiri. Pasti Livya butuh berpikir.

**
Livya dari kemarin hanya diam di rumah, tidak berminat untuk pergi. Tapi untuk hari ini, ia memutuskan untuk main dengan sahabatnya sebelum ia pergi ke luar negeri.

"Hallo? Ra?"

"Iya, Liv? ada apa?"

"Sekarang kita kumpul di tempat biasa dan kasih tau Agnes, Oke?"

"Oke, Liv. Jadi lo beneran mau pindah?"

"Mungkin."

"Yah, gak seru dong gak ada elo."

"Udahlah, lo siap-siap aja. Gue mau otw sekarang."

"Oke."

Livya sudah sampai di cafè biasa. Dia memandangi ponselnya, berharap Zaky menelpon atau memberi pesan. Tapi setelah di tunggu-tunggu tidak ada, yang ada sahabatnya muncul.

"Maaf telat, biasalah liburan jadi macet." kata Agnes.

"Gak pa-pa." ucap Livya.

"Ada yang aneh dari lo, Liv?" kata Raisha.

"Apaan?" ucap Livya.

"Lo jadi jutek." kata Raisha.

"Perasaan lo aja kali." ucap Livya. Lalu ponselnya bergetar, berharap pesan dari Zaky.

Livya menghela napas kasar. Ternyata pesan dari Arkan, padahal berharap banget Zaky.

Liv, lo beneran mau pindah? Jangan dong, ntar gak ada yang bisa gue jailin.

Mungkin, Ar. Lo kan bisa jailin yang lain wkwk.

"Lo lagi chattan sama siapa sih?Zaky?" tanya Agnes.

"Sama Arkan." jawab Livya.

Lo sekarang di mana? Gue pengen ketemu.

Gue lagi sama Agnes, Raisha.

Oh lagi sama mereka. Ya udah lanjutin.

"Gue kira sama Zaky. Lo berantem ya sama dia? Soalnya muka lo dari tadi kayak yang bete gitu." kata Raisha sambil memandangi wajah Livya dan mengangguk-ngangguk.

"Heh, apaan sih lo liatin muka gue gitu amat." ucap Livya.

"Pantes Zaky suka, lo lucu kalo lagi bete." ucap Raisha sambil tertawa dan Agnes pun ikut tertawa.

"Gak lucu!" ucap Livya kesal.

"Siapa yang ngelucu?" tanya Raisha polos.

"Serah lu deh." Kata Livya. Lalu mereka memesan makanan.

Livya melihat ke kaca dan tidak sengaja melihat mobil yang mirip Zaky.

[Note]

Tadinya mau update kemarin, tapi masih ragu jadi sekarang wkwk.

Makasih yang udah setia baca You and Me. Bentar lagi tamat, yeyy. Wkwk

Sekali lagi, baca juga ceritaku yang lain.

See you next chapter:)

You And Me [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang