17

608 42 1
                                    

"Gue Raisha."

"Raisha penyanyi ya?" Ucap Farrel yang membuat mereka mendengus kesal.

"Lo kayak cerewet banget sih kayak cewe!" Ucap Raisha dengan nada tinggi.

"Gue Arkan."

"Oke-" Ucap Zaky terpotong.

"Nama temen Livya artis semua." Ucap Rifky yang tadi terdiam sekarang baru bersuara.

"Udah-udah, Farrel lo kenapa?langsung diam dia waktu di marahi Raisha." Ucap Zaky tertawa kecil.

"Dia emang gitu, Rel. Maklumin aja, kalo ngomong suka bikin nyelekit." Ucap Livya yang tau sifat Raisha bagaimana.

"Ya udah, maafin gue. Cuma bercanda kok." Ucap Raisha.

"Nah, jadi sekarang kita teman. Oke?jadi harus tau dan di mengerti kalo dia sikapnya gini atau gimana." Ucap Zaky serius seolah-olah ini sedang rapat.

"Okee." Ucap mereka serentak.

"Gue aneh sekarang sama sikap Zaky yang jadi baik, pasti Livya ya yang buat sikap lo berubah. Bagus dong." Ucap Farrel.

"Ehh.. Gue mau berubah aja jadi baik..bukan karena Livya kok," Kata Zaky agak gugup.

***

Setelah bel pulang berbunyi, Zaky buru-buru menemui Livya untuk pulang bareng. Tetapi saat Zaky sudah ada di dekat kelas Livya. Zaky melihat Livya sedang berbicara serius dengan temannya, mungkin.

"Lo gak usah urusin hidup gue!urusin aja hidup lo!" Ucap Livya dengan nada tinggi.

"Gue gak ngurusin hidup lo, gue cuma mau aja ancurin hidup lo." Ucap Azmy sambil tersenyum sinis.

"Gak berguna ngomong sama lo, ngebuang-buang waktu aja. Mending gue balik." Ucap Livya yang langsung berbalik badan dan berjalan menuju keluar kelas.

"Liat aja besok," Ucap Azmy sedikit teriak. Livya menghiraukannya.

Zaky tidak tau siapa cewek tadi, tapi kenapa cewek itu mau ancurin hidupnya?

"Liv," Panggil Zaky.

"Elo, ngapain disini?" Tanya Livya.

"Yuk, ikut gue." Ucap Zaky lalu mereka berdua berjalan bersama.

"Yang tadi siapa?" Tanya Zaky setelah sampai di parkiran.

"Lo ngajak kesini cuma mau nanya itu doang?" Tanya Livya malas.

"Gak juga, nanti malam ada acara gak?" Tanya Zaky.

"Emang kenapa?"

"Gue mau ngajak lo ke suatu tempat."

"Gimana nanti aja deh, gue lagi males. Gue balik ya, bye" Ucap Livya lalu berlari ke arah halte.

"Eh, Nes. Lo tau Livya kenapa?" Tanya Zaky kepada Agnes yang baru saja melewat di hadapannya.

Lalu Agnes menoleh. "Sorry, gue buru-buru."

.

Setelah sampai Livya langsung menuju kamarnya. Tiba-tiba ponselnya berdering.

"Hallo?"

"Vy, lo tadi ngobrol apa aja sama Azmya?" Tanya Arkan.

"Udah ah gue lagi males, capek mau tidur. Bye"

Livya langsung saja mematikan teleponnya. Males aja kalo sudah membahasa tentang Azmy. Entah sampai kapan Azmy membencinya. Sebenci-bencinya Livya kepada Azmy, dia tidak pernah melukainya. Livya masih teringat kenangan indah bersama, tidak bisa dilupakan.

"Livya, papah boleh masuk?" Tanya papahnya dari luar kamar.

"Boleh," Ucap Livya sedikit teriak.

"Kamu baru pulang?" Tanya papahnya dan Livya hanya menganggukan kepalanya.

"Papah denger dari kakak kamu, ujian minggu depan ya?" Tanya papahnya.

"Iya," Jawab Livya singkat.

"Nah, papah mau nanya. Kamu nanti sesudah kenaikan kelas kan mau pindah sekolah ke luar negeri. Kamu pilih mau SMA mana?" Tanya papahnya lagi.

"Aku capek pah, aku mau istirahat dulu." Ucap Livya sambil menahan air matanya.

Papahnya menghela napas. "Ya sudah, tidur sana!" Ucap papahnya lalu meninggalkan Livya.

Buru-buru Livya mengunci kamarnya. Air matanya keluar lagi. Hampir setiap hari dirinya menangis. Haruskan dirinya pindah sekolah dan meninggalkan teman-temannya?

Malam tiba, Livya terus saja di kamarnya. Tidak ada niat untuk ke ruang bawah. Sekalipun kakaknya mengajak untuk makan malam bersama, dia tidak mau.

Ponselnya bergetar, notifikasi pesan masuk muncul.

Liv, gue jemput sekarang ya?

Setelah dibaca, Livya teringat tadi siang Zaky mengajaknya jalan.

Oh iya, gue hampir lupa. Ya udah gue siap-siap dulu.

Zaky tersenyum senang. Akhirnya Livya mau, lalu Zaky langsung pergi menjeput Livya ke rumahnya.

Livya tidak suka memakai baju yang ribet-ribet. Jadinya ia hanya memakai celana jeans dan baju pendek. Karena malam cuaca pasti dingin, Ia memakai jaket kesayangannya. Dan rambut panjangnya dibiarkan digerai saja.

"Livya, ada yang nunggu di depan!!" Teriak Davin dari luar kamar Livya.

"Iya, aku sekarang kesana!"



You And Me [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang