10

815 53 2
                                    

"Kak, kok belum ganti baju?nanti telat loh." Ucap Livya kepada kakaknya yang masih memakai kaos.

"LO BISA GAK SIH, JANGAN URUSIN HIDUP GUE!" Bentak Davin.

"Kak, aku tau semuanya. Kakak 2 hari gak dirumah udah dari club terus minum. Aku kemarin dipanggil kak, sama Pak Hendra. Dan aku tau itu semua dari pak Hendra. Aku gak nyangka kakak bakal bersikap begitu. Kakak udah bener-bener berubah. Aku kecewa sama kakak"

Setelah berdebat lagi dengan kak Davin, Livya buru-buru berangkat sekolah. Dirinya sudah cape dengan perilaku kakaknya.

Sampai di kelas, dirinya melihat Raisha duduk di belakang. Berarti dirinya akan duduk sendiri. Raisha ternyata masih marah. Bagaimana ini?masalah terus datang.

Saat bel istirahat, Livya akan berusaha berbicara kepada Raisha.

"Ra!" Panggil Livya sambil berjalan mendekat Raisha.

Raisha tidak menjawabnya dan terus berjalan bersama temannya. Lalu dirinya menuju kelas Agnes. Untungnya Agnes belum pergi ke kantin.

"Ehh, elo Vy. Ada apa?" Tanya Agnes yang menyadari ada Livya yang berdiri dekat pintu kelasnya.

Lalu Livya masuk menghampiri Agnes. "Nes, si Raisha kenapa sih?kok kayaknya ngambek gitu." Ucap Livya cemberut.

"Gak tau Vy, coba lo pikir mungkin ada salah apa gitu ke Raisha." Ucap Agnes sambil memgambil ponselnya di tas.

"Mungkin dia ngira gue gak nyerita lagi kalo ada masalah. Soalnya dulu gue lagi bengong, dan Raisha nanya terus gue jawab enggak ada apa-apa. Dan Raisha marah mungkin." Ucap Livya.

"Emang lo lagi mikirin apa?kok sampe bengong?" Tanya Agnes sambil memainkan ponselnya.

"Waktu itu gue lagi mikirin Zaky, gue takut dia nyebarin gitu." Jawab Livya.

"Kenapa lo gak kasih tau aja ke Raisha, lo punya Cafe?Raisha kan berhak tau, karena dia sahabat lo." Ucap Agnes.

"Iya Nes, tapi kayaknya belum waktunya deh. Soalnya gue takut Raisha marah kalo gue deket banget sama kak Jenny."

"Emang dulu ada masalah apa Raisha sama kak Jenny?"

"Udah bel Nes, kapan-kapan aja ya gue cerita lagi." Ucap Livya sambil bangkit dari tempat duduk dan menuju kelasnya.

.

"Eh, elo ngapain disini?" Ucap Livya yang melihat Zaky berdiri di dekat pintu kelasnya.

"Nungguin lo," Ucap Zaky santai.

"Nungguin?" Tanya Livya heran. Perasaan gak ada janji deh, terus nih anak ngapain?

"Iya, kita pulang bareng." Kata Zaky sambil menarik tangan Livya.

"Eh, gak usah tarik-tarik." Ucap  Livya lalu melepaskan cengkramannya.

"Kapan-kapan gak usah tarik-tarik tangan gue, sakit tau!" Ucap Livya sambil mengelus-ngelus tangannya.

"Iya-iya maaf," Kata Zaky lalu mereka berjalan ke arah halte.

"Gimana kalo kita ke Cafe?kita ngobrol-ngobrol dulu?" Ucap Zaky.

"Gak ah males," Jawab Livya.

"Gak ada penolakan, gue pengen ngobrol penting. Oke?"

Sesampainya di Cafe, kami berdua memilih duduk di ujung dekat jendela. Agar bisa melihat pemandangan luar dari kaca.

Livya teringat, dirinya ingin menanyakan kenapa Zaky bisa mempunyai Cafe?tapi dirinya malu untuk bertanya. Tetapi kali ini dia memberanikan diri untuk bertanya. Kali ini anehnya, Zaky memakai seragam sekolah dengan rapih. Biasanya Zaky tidak memakai dasi, baju di keluarkan. Tapi kali ini tidak.

"Zak," Sahut Livya.

"Ya?"

"Gue mau nanya, kenapa lo bisa punya Cafe?" Tanya Livya.

"Gue kan ngumpulin uang dari dulu, buat bikin Cafe ini. Tadinya gue pengen bikin apartemen, tapi kayaknya gak cukup uangnya, ya udah gue bikin Cafe aja. Tapi untungnya banyak juga, dan gue sekarang lagi bangun lagi Cafe di Bandung." Jelas Zaky.

"Orang tua lo tau?" Tanya Livya.

"Gak, papah gue di Amrik. Mamah gue kabur sejak 2 tahun yang lalu. Adik gue di panti asuhan." Suara Zaky mulai bergetar.

"Gue ngelakuin ini buat kebutuhan gue sehari-hari. Dan buat adik gue di panti, setiap bulan gue suka ngirim uang ke dia buat biaya sekolahnya. Gue gak tau harus cerita ke siapa dulu, dan baru kali ini gue cerita ke elo."

"Maaf,"

"Gak usah minta maaf kali."  Ucapnya tersenyum tipis.

Livya menghela napas. "Jadi penyebab lo nakal itu ini?" Tanya Livya.

"Iya, tapi gue sadar. Gue gini bukan malah jadi baik, tapi malah menambah keadaan jadi buruk." Jawab Zaky.

To be continue...

Voment nya ya!!

Makasih yang udah ngevote dan coment:)

Salam

You And Me [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang