"Maaf semuanya boleh keluar, saya akan berbicara dengan orang gila ini!" ucap Livya. Lalu semua orang yang ada di dalam ruangan keluar, termasuk kak Jenny. Tinggal Zaky dan Livya yang ada di dalam ruangan.
"Eh, cewek goblok! Ngomong apa lo tadi?" Zaky menggeram kesal.
"Gak ada pengulangan!" kata Livya.
"Terus napa harus pada keluar?ngomong aja langsung tadi." kat Zaky sambil mendengus kesal.
"Gue ngomong serius nih!" ucap Livya.
"Jangan serius amat, neng." ucap Zaky.
"Gue pengen lo gak bilang siapa-siapa kalo gue pemilik Cafe ini. Yang tau hanya lo, Agnes sama kak Jenny." ucap Livya sedikit risih.
"Emang kenapa?" tanya Zaky penasaran.
"Please, Zak. Gue mohon jangan ya." ucap Livya dengan memasang puppy eyesnya.
Zaky mengangguk. "Tapi gue mau nanya, kenapa lo bisa deket sama kak Jenny?"
Livya yang tadi menunduk, mengangkat kepalanya. "Lo kenal kak Jenny?" tanya Livya.
"Iya, gue dulu pernah kecelakaan terus yang ngebantu gue kak Jenny." Jawab Zaky.
"Kapan?"
"Satu tahun yang lalu, eh gue udah jawab. Sekarang lo jawab pertanyaan gue." ucap Zaky.
"Gue kenal dia saat sekolah dasar kelas 6, gue dikenalin sama mama."
"Kenapa mama lo bisa tau kak Jenny?"
"Banyak nanya elo mah, udah ah. Sekarang intinya lo mau apa kesini?" tanya Livya.
"Jadi, gue ngundang lo dateng ke acara Cafe gue. Terus lo nyanyi, katanya pemilik Cafe jago nyanyi." kata Zaky.
"Gak mau!" Tolak Livya. Suara Livya memang bagus, tapi sampai kapan pun Livya tidak berani kalau nyanyi depan umum.
***
Pagi ini Livya ke sekolah bersama Raisha. Agnes pun berencana pindah ke sekolah SMA Garuda. Livya terus kepikiran dan masih ragu, apa Zaky tidak akan membongkar rahasianya?lalu apa anak-anak tau Zaky punya Cafe?banyak yang dirinya ingin tanyakan kepada Zaky.
"Liv!"
"Livya!"
"Hah?apa?" tanya Livya bingung.
"Dari tadi lo bengong mulu, ada apa sih?" tanya Raisha ketus.
"Enggak Ra, gak ada apa-apa." Jawab Livya.
"Gue gak suka dibohongi Liv, dari kemarin lo kayak yang ada masalah. Ada apa sih sebenernya?" tanya Raisha lagi.
"Kata gue apa, gue baik-baik aja, Ra." ucap Livya, lalu Raisha pergi meninggalkan Livya sendiri.
Maaf Ra, gue udah bohongi lo. Ada saatnya lo tau. batin Livya.
Livya bertemu Zaky di kantin. Dia sedang berkumpul bersama teman-temannya. Seperti biasa Zaky tidak memakai dasi dan baju dikeluarkan. Sungguh berbeda dengan Zaky yang kemarin-kemarin, dia memakai jas sangat rapih. Zaky melihat ke arah Livya dan memberikan senyuman. Apa arti senyuman itu?kenapa dirinya sangat tertarik dengan senyumannya itu?ah sudahlah abaikan.
Setelah bel masuk ia segera memasuki kelas. Raisha tidak berbicara padanya. Apa dia marah?
"Livya, hari ini kamu tidak fokus. Apa kamu sakit?" Tanya guru bahasa indonesia, yaitu bu Fatimah.
"Enggak bu." Jawab Livya.
"Ya sudah, perhatikan!"
Bel pulang berbunyi. Livya langsung keluar kelas. Saat ia keluar, Zaky sudah ada di depan kelasnya. Mengagetkan saja.
"Ada apa?" Tanya Livya malas.
"Gue lihat kakak lo suka ke club terus minum." ucap Zaky yang membuat Livya kaget.
"Apaan sih, elo mungkin yang gitu. Kakak gue gak pernah masuk club!" ucap Livya lalu melanjutkan jalannya menuju halte. Tapi dirinya ditarik oleh Zaky.
"Lepasin gue!" ucap Livya berusaha melepaskan cengkramannya tapi nihil, tenaga Zaky lebih kuat.
Orang-orang pada melihat ke arah mereka. Mungkin mereka ngira yang enggak-enggak. Ah ini gara-gara si Zaky.
"Ngapain sih lo?turunin gue dari mobil." ucap Livya kesal. Livya sekarang berada di mobilnya Zaky, dialah yang menyeretnya ke mobil. Emangnya kambing apa diseret-seret.
"Rumah lo belok mana?" tanya Zaky.
"Kanan," Jawab Livya tanpa menoleh ke arah Zaky.
"Thanks," kata Livya setelah sampai di depan rumah. Lalu berbalik badan, tapi ditahan lagi oleh Zaky.
"Apa lagi sih?" Tanya Livya.
"Gue cuma kasih tau, kakak lo ituㅡ"
"Udah ah, gue mau masuk. Bye" ucap Livya segera masuk ke dalam rumah.
"Lo lucu kalo lagi ngambek," Gumam Zaky.
[SUDAH DI REVISI]
KAMU SEDANG MEMBACA
You And Me [Completed]
Teen FictionCover by @saturnusgrapihc Hidup ini kayak cuaca. Hari ini bisa hujan besok bisa cerah. Tapi, lo gak akan punya hujan selamanya, atau kemarau selamanya. Kita butuh pahit dan manis bersamaan, sebuah bentuk keseimbangan. -Remember When