"Bapak kira kamu sudah tahu, harusnya kamu tuh ngajarin kakak kamu yang baik. Masa adiknya anak teladan tapi kakaknya nakal seperti itu." ucap pak Hendra mengeraskan suara nya.
Zaky yang melihatnya dari luar, ingin sekali membelanya.
"Pak, kakak saya 2 hari gak ada di rumah dan baru pulang kemarin. Saya sudah bertanya kepada kakak saya tapi dia tidak menjawab." ucap Livya sambil menunduk dan menahan air matanya.
"Bapak gak akan segan-segan mengeluarkan Davin dari sekolah ini. Dan nilai kamu saya kurangi." ucap pak Hendra.
"Lah, kenapa malah nilai saya yang dikurangi?bapak tahu kan kak Davin kelas XII, bentar lagi akan Ujian, masa bapak tega ngeluarinnya. Sekolah itu pak harusnya membimbing anaknya dengan baik bukan malah di keluarin seenaknya. Kalo memang benar kakak saya berbuat begitu, bapak harusnya bertanya dulu, mengapa alasannya?saya juga gak tau pak kenapa kakak saya jadi begitu." Entah kenapa, itulah yang dilontarkan Livya kepada Pak Hendra. Dan membuat pak Hendra terdiam.
"Ya sudah, kamu masuk kelas sana. Bapak akan pertimbangkan lagi." ucap Pak Hendra, lalu menyenderkan tubuhnya ke kursi sambil memijit-mijit pelipisnya.
"Terima kasih, Pak."
Livya keluar dari ruangan tersebut. Tidak disangka Zaky berdiri di dekat pintu. Pasti Zaky menguping pembicaraannya.
"Maaf, gue denger semuanya." ucap Zaky sambil menunduk.
Livya malah menangis dan berjalan tidak tahu tujuannya kemana. Perasaannya kacau, masalah terus bertambah. Kepalanya pusing, dan akhirnya Livya tidak sadarkan diri.
Zaky yang melihat Livya tidak sadarkan diri, langsung saja berlari ke arahnya dan membawanya ke UKS.
Zaky melihat Livya yang sedang tertidur. Entah kapan dia terbangun, sudah 2 jam lebih Livya tidak sadarkan diri. Zaky terus memandangi wajahnya sampai pintu UKS terbuka dan terdapat seorang cewek berjalan ke arahnya.
"Bagaimana keadaan Livya?mengapa dia tidak sadarkan diri?bagaimana kejadiannya?dan lo siapa?" tanya Agnes bertubi-tubi dengan nada khawatir.
"Dia belum sadarkan diri. Tadi Livya habis dipanggil pak Hendra, setelah keluar dari ruangan tersebut dia berjalan sambil menangis lalu pingsan. Gue Zaky, temennya." jawab Zaky santai.
Agnes menghela napas lalu duduk di kursi dekat tempat tidur UKS.
Suara pintu terbuka lalu seorang cowok masuk dengan tampang bingung. Mungkin dia tidak mengenali Zaky.
"Bagaimana keadaan Livya?" tanya Arkan.
"Lo siapa?" Zaky malah balik tanya.
"Seharusnya gue yang nanya lo siapa?apa jangan-jangan lo yang buat Livya begini?" ucap Arkan dengan emosi.
"Sabar dong, gak usah pake emosi gitu. Kalo gak tau apa-apa mending diem, yang ada malah berisik lo!" ucap Zaky.
"Eh, udah-udah jangan berantem. Dia ini Zaky yang udah bawain Livya kesini." ucap Agnes kepada Arkan.
Ketiganya sekarang sedang duduk menunggu Livya bangun. Setelah beberapa lama, Livya terbangun.
"Lo gak apa-apa?" tanya Arkan yang langsung berdiri.
"Gimana gak apa-apa, kan dia udah pingsan pasti pusinglah." ucap Zaky sewot.
"Lo masih pusing, Vy?" Tanya Agnes khawatir.
"Iya, nes." Jawab Livya lemas.
"Syukur deh, lo udah bangun. Gue keluar dulu ya. Semoga cepet sembuh, Liv." ucap Zaky lalu keluar dari ruangan UKS.
"Kenapa lo bisa pingsan sih?" tanya Arkan khawatir.
"Dia tuh baru sadar, lo malah nanya-nanya. Bisa gak nanti gitu nanyanya." ucap Agnes sedikit kesal.
"Vy, gue mau nanya." ucap Agnes yang kini sedang berada di rumah Livya.
"Apa?"
"Zaky siapa sih?dia perhatian banget." tanya Agnes penasaran.
"Mesti gue ceritain, nih?" Ujar Livya, lalu membenarkan posisi duduknya.
"Iya harus, soalnya kita udah lama gak cerita-cerita." ucap Agnes tersenyum.
"Gue kenal Zaky juga baru kok, itu juga pas lagi di perpustakaan. Kata Raisha sih bad boy, dan anehnya baru kali ini dia peduli ke cewek. Dan yang bikin kagetnya lagi. Zaky itu punya Cafe dan kemarin dia ngajak kerja sama gitu, dan gue takut dia sebarin. Lo kan tau, gak ada yang tau kalo gue punya Cafe kecuali lo sama kak Jenny." ucap Livya panjang lebar.
"Wah?tapi kata gue kayak anak baik-baik dia tuh." ucap Agnes.
"Ya entahlah."
[SUDAH DI REVISI]
Thanks yang udah vote sama komen!
Salam.
KAMU SEDANG MEMBACA
You And Me [Completed]
Teen FictionCover by @saturnusgrapihc Hidup ini kayak cuaca. Hari ini bisa hujan besok bisa cerah. Tapi, lo gak akan punya hujan selamanya, atau kemarau selamanya. Kita butuh pahit dan manis bersamaan, sebuah bentuk keseimbangan. -Remember When