4

1K 59 2
                                    

Raisha menggeleng-gelengkan kepalanya saat melihat pesan dari Livya. Memang sudah biasa kalau Livya begitu. Dia menaiki motor untuk pergi ke rumah Livya. Sesampainya di rumah Livya, dia langsung menuju kamar Livya.

"Kakak lo gak ada lagi di rumah?" tanya Raisha.

"Ya lo tau sendirikan," Jawab Livya sambil membuka laptopnya.

Hening. Livya sedang memainkan laptop, sedangkan Raisha memainkan ponselnya.

"Ra," Sahut Livya memecahkan keheningan.

"Apa?" ucap Raisha sambil masih menatap ke ponselnya.

"Gue kangen semua yang terjadi pada 3 tahun yang lalu. Gue pengen itu terjadi lagi sekarang. Mama gue yang suka masak setiap lo dateng kesini. Terus kita makan bareng, papa yang suka telat kalo kita sudah selesai makan, papa baru pulang kerja. Kak Davin yang sikapnya gak kayak sekarang. Pokoknya gue pengen semuanya terjadi kayak dulu lagi." ucap Livya.

"Karena apa yang terjadi tidak akan indah seperti yang kita mau, Liv." ucap Raisha, lalu Livya tersenyum getir.

"Saat sesuatu telah berubah, segalanya takkan pernah kembali. Sekalipun kembali, segalanya takkan pernah sama lagi."

"Lo harus menerima bahwa kenyataan itu gak bisa di ubah."

Livya tersenyum sambil menangis. Lalu memeluk Raisha erat. Livya sangat berterimakasih karena punya sahabat seperti Raisha.

"Udah jangan sedih lagi," Ucap Raisha lalu melepaskan pelukannya.

"Thanks,"

"Iya, Liv. Berdoa aja, mungkin aja secara perlahan kakak lo bisa berubah dan papah lo bisa balik lagi." ucap Raisha, Livya mengangguk sambil tersenyum.

Tiba-tiba ponsel Raisha berbunyi, ia segera menggeser slide answer.

"Hallo?"

"Raishaaa, How are you?"

Teriakan Agnes yang membuat Raisha menjauhkan ponselnya dari telinga. Kebiasaan tuh anak.

"Gue baik, lo?"

"Gue juga baik Ra, gimana sama Vya?"

"Ini kebetulan gue lagi sama Livya, tapi dia lagi sedih"

Terdengar di telepon Agnes tertawa. "Nanti lagi ya Ra, gue besok ke Indonesia. Bye"

Baru saja Raisha ingin bicara lagi dan bertanya-tanya, tetapi teleponnya malah dimatikan.

"Liv, Agnes besok ke Indonesia." ucap Raisha.

"Oh ya?" Livya senang jika Agnes kesini, dia pasti bisa bercerita banyak lagi. Karena Agnes orangnya bikin suasana senang.

Raisha hanya mengangguk.

***

Hari sabtu ini Livya bangun pagi seperti biasa. Walaupun hari ini hari libur, Livya tetap ke sekolah untuk latihan karate sebagai ekskulnya. Livya sudah siap untuk pergi ke sekolah dan Raisha masih tertidur.

Sesampai di sekolah, dia bergegas berganti pakaian. Tak lama dia sudah siap dengan pakaian karatenya. Lalu menuju halaman tempat biasa latihan karate.

Latihan dimulai dengan pemanasan. Setelah pemanasan barulah mempelajari kembali jurus-jurus karate yang minggu kemarin belum lancar.

Setelah hampir satu jam latihan, akhirnya latihan selesai. Livya bergegas mengganti pakaiannya dengan kaos dan celana jeans.

"Hai, Vy!"

Sapaan itu membuat Livya menoleh. Terdapat Arkanㅡteman sejak SMPnya yang juga sepertinya sudah latihan basket. Memang hari sabtu ini khusus untuk ekskul, seperti karate, basket, futsal, drama,dan lainnya.

"Eh elo Ar, udah selesai latihan basketnya?" tanya Livya.

"Udah, lo mau pulang kan?bareng yuk!" Ajak Arkan.

"Gak usah Ar, gue bisa kok sendiri."

"Ayolah kita udah lama nggak pulang bareng." ucap Arkan memohon.

"Ya udah, yuk!"

"Makasih ya, Ar." Ucap Livya setelah sampai di depan rumahnya.

"Iya sama-sama."

"Eh Liv, kenapa lo nggak ikutan basket?lo kan jago basket juga." Kata Arkan sebelum pulang.

"Nggak aja." Jawab Livya.

"Oh ya, gue masih inget kalo lo suka rengek-rengek ke gue pengen temenin main basket." ucap Arkan sambip tertawa kecil.

"Ih, apaan sih. Udah ah jangan bahas yang dulu." Kata Livya.

"Abisnya lo lucu waktu itu." Kata Arkan sambil mencubit pipi Livya.

"Masuk dulu yu, Ar." ucap Livya mengalihkan pembicaraan.

"Nggak deh, kapan-kapan aja. Gue cabut, Bye."

"Byee."

Livya membuka pintu rumahnya. Lalu mencium aroma masakan dari dapur. Ia segera menuju dapur. Yang benar saja, Raisha sedang memasak. Raisha memang jago banget masak dari dulu.

"Eh, Liv gue masak makanan kesukaan lo. Yuk makan!" ucap Raisha lalu membawa makanan itu ke meja.

[SUDAH DI REVISI]

Maafkan kalo ada typo wkwk. Makasih yang udah setia sama ceritaku.

You And Me [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang