Pelajaran berlangsung, Farrel sempat menguap beberapa kali. Paling malas jika bagian pelajaran bahasa indonesia. Dia menoleh ke samping, Zaky yang sedang serius mendengarkan penjelasan dari guru.
Farrel kaget waktu pertama kali Zaky benar-benar berubah. Biasanya dia tidur di kelas atau kabur, tapi ini tidak. Livyalah yang sudah membuatnya berubah, benar-benar hebat.
Dia juga melihat Rifky sedang serius mendengarkan penjelasan dari guru. Farrel selalu bersyukur mempunyai teman seperti Zaky dan Rifky, mereka berdua memang benar-benar teman, tidak fake, ya walaupun agak konyol. Jika dia sedang ada masalah pasti mereka berdua membantunya.
Istirahat berbunyi, Farrel senang. Lalu seperti biasa mereka pergi ke kantin.
"Eh, gue tadi males banget deh bagian Bu Sirih." ucap Farrel.
"Bu Sarah, Rel." kata Zaky, dia memang suka begitu, mengganti-ganti nama orang seenaknya.
"Eh lo gak nyamperin pacar lo, Zak?" Tanya Rifky sambil membawa pesanan mereka.
"Lah, gue gak punya pacar bego." ucap Farrel.
"Gue nanya sama Zaky bukan lo!" Ucap Rifky dengan muka datar.
"Suka-suka gue dong," kata Farrel so-soan masang muka datar, tapi yang ada Zaky dan Rifky tertawa lepas. Farrel tidak pantas jika mukanya datar.
"Suka...suka..joget di pinggir jalan..bernyanyi walau bukan dangdut asli yang penting kita ha..ppy." Rifky bernyanyi ditambah Farrel berjoged dengan goyang itik.
Itu membuat sekitar orang-orang kantin tertawa. Sudah biasa jika mereka selalu begitu. Biasanya Zaky suka ikut juga bernyanyi, tapi sekarang tidak.
"Memang bener ya, lo pantes dijuluki 'Si kalem-kalem bangsat', Rif." Kata Zaky sambil tertawa pelan.
"Gue gitu dong!" Sahut Rifky.
"Kalo lo dijodohin, lo kira-kira mau gak?" Tanya Zaky tiba-tiba.
"Gue sih oke oke aja kalo ceweknya lumayan tuh." ucap Farrel sambil tersenyum jahil.
Zaky menjitak kepala Farrel. "Ogeb lu."
"Gue gak maulah, jaman gini masih main jodoh-jodohin?" Rifky tertawa lepas dilikuti Farrel. Zaky hanya tersenyum tipis.
"Lo kenapa, Zak?" tanya Farrel setelah tawanya mereda.
Zaky menghela napas kasar. "Livya mau dijodohin,"
"Ya kan gimana-"
"What?"
"Lo serius?"
"Terus lo gimana?"
"Gue juga gak tau, yang pasti gue gak akan nyerah." kata Zaky, lalu melanjutkan makannya.
"Jodohmah moal kamana." ucap Rifky dengan bahasa sunda.
"Tapi kalo dia beneran ninggalin gue gimana?" tanya Zaky dengan nada so sedih.
"Sesuatu yang ditakdirkan untuk kau miliki akan kembali meski sejauh mana dia meninggalkanmu." ucap Farrel sambil membereskan jambulnya.
"Widih, tumben lo pinter." kata Zaky cengengesan.
"IQ anda lebih rendah daripada saya." ucap Farrel yang membuat Zaky dan Rifky tertawa.
"Ogeb lagi tuh anak," ucap Rifky.
"Udah bel, yuk ah!" ajak Zaky. Mereka bertiga berjalan menuju kelas. Dilanjut pelajaran Kimia.
Bel pulang, inilah yang di tunggu-tunggu Farrel. Biasanya dia pulang bareng Rifky, tetapi sekarang dia ingin pergi ke rumah sakit.
"Woy Rel kereta! Cepet naik!" teriak Rifky yang melihat Farrel masih berdiri di dekat gerbang.
"Lo duluan aja gue ada urusan!" teriak Farrel juga.
Farrel mengendarai motornya agak cepat. Sesampainya di rumah sakit, Farrel langsung menuju kamar inap mamahnya yang berada di lantai 2.
Masih keadaan yang sama, mamahnya masih koma. Farrel juga masih sering menjenguk mamahnya walau sebentar. Papanya di luar negeri, katanya tugas kantor.
"Ma, cepat bangun. Farrel kangen."
"Mama tahu gak?Farrel lagi deket sama cewek loh."
"Mah,"
Farrel kadang seperti ini, bicara sendiri. Berharap mamahnya sadar. Teman-temannya tidak tahu mamahnya koma, dia takut mereka ikut khawatir.
"Ma, aku pulang ya. Cepat sadar." ucap Farrel sambil mencium kening mamahnya.
Di sisi lain, Rifky bingung. Perasaan Farrel tadi biasa aja, tapi saat pulang dia terlihat sedih. Rifky menjauhi pikiran negatifnya, mungkin saja dia lagi lelah atau malas.
Agak gesrek (3)
Zaky : Woy
Zaky : Tumben sepi
Rifky : Gak tau, biasanya si Farrel tuh yang bikin rame
Zaky : Farrel mana?
Rifky : Farrel mana? (2)
Zaky : Copas lu
Rifky : Rapopolah
Zaky : Besok gue mau nge-date
Rifky : Gak nanya
Farrel : Gak nanya (2)
Farrel : Ada apa manggil gue?kangen ya?
Zaky : Najis
Rifky : Najis (2)
Zaky : Tukang kopas si Rifky
Farrel : Tukang kopas si Rifky (2)
Zaky : Bego
Read
"Kak, Risa mau es krim." ucap Risa adiknya Rifky yang baru menginjak kelas 1 SD.
"Kamu beli sama mamah aja, kakak lagi males." tolak Rifky.
"Kakak gitu, aku bilangin pacar kakak loh." ucap Risa dengan muka cemberut.
Anjir gue gak punya pacar ogeb. Batin Rifky.
"Beli sendiri." kata Zaky.
"Jangan gitu, Ki. Sana anter adek kamu beli es krim." ucap Mamahnya yang baru muncul dari dapur.
"Ya udah, ayo Sa!"
KAMU SEDANG MEMBACA
You And Me [Completed]
Teen FictionCover by @saturnusgrapihc Hidup ini kayak cuaca. Hari ini bisa hujan besok bisa cerah. Tapi, lo gak akan punya hujan selamanya, atau kemarau selamanya. Kita butuh pahit dan manis bersamaan, sebuah bentuk keseimbangan. -Remember When