"Eh, Liv gue masak makanan kesukaan lo. Yuk makan!" ucap Raisha lalu membawa makanan itu ke meja.
"Lo emang udah jago kalo soal masak." ucap Livya tersenyum, sedangkan Raisha hanya terkekeh pelan.
Setelah selesai makan, mereka duduk berdua di sofa sambil menonton tv. Davin belum juga pulang. Emang kebiasaan begitu, bikin Livya khawatir.
Ponsel Raisha bergetar. Notifikasi pesan masuk muncul dari Agnes.
Gue sekarang ada di bandara, lo bisa jemput kan?
Raisha segera membalasnya.
Tunggu. Oke?
Raisha langsung berdiri dan menelepon supir pribadinya.
"Hallo?"
"Pak, sekarang jemput saya di rumah Livya. Bapak pasti tau kan rumahnya."
"Siap non,"
Raisha memutuskan sambungannya.
"Ada apa sih?terus kenapa bawa-bawa pak supir?" tanya Livya bingung.
"Agnes sekarang di bandara, makanya gue suruh pak supir kesini jemput kita, terus kita ke bandara." jawab Raisha.
"Serius Agnes sekarang udah di bandara?" teriak Livya senang.
"Gak usah teriak-teriak, ntar kuping gue budek!" Kata Raisha.
Beberapa menit kemudian, mereka berdua segera menuju bandara untuk menjeput Agnesㅡsahabat Livya dan Raisha juga.
"Gaspoll ya pak!" ucap Raisha.
"Siap."
Setelah sampai di bandara, kami mencari Agnes. Tapi tidak ketemu juga. Lalu Raisha meneleponnya, ternyata Agnes ada di Cafe dekat bandara.
Akhirnya kami bertemu dengan Agnes.
"Agness!!"
Panggilan itu membuat Agnes menoleh, kedua sahabatnya itu Livya dan Raisha telah tiba menjemputnya.
Kami berpelukan secara bergantian. Agnes sekarang lebih cantik dan tingginya hampir sama dengan Livya. Karena pada saat SMP, Agneslah yang paling pendek. Tapi sekarang hampir sama. Raisha tetap paling tinggi diantara Livya dan Agnes.
Kami mengobrol-ngobrol dahulu disini. Mulai dari menceritakan pengalaman Agnes saat di Jerman. Dan menceritakan masa-masa kami bertiga dulu.
Ponsel Livya berdering, lalu segera membawanya di dalam tas dan melihat siapa yang menelponnya. Ia menggeser slide answer, lalu berpamitan dengan isyarat dan melangkah jauh untuk berbicara dengan orang yang menelponnya.
"Hallo, kak Jenny?ada apa?"
"Cepat ke sini, dia maksa ingin bertemu kamu pemilik Cafenya."
"Tapi kak-"
"Gak ada tapi-tapian, oke?
Teleponnya terputus. Livya menghela napas dan mendengus kesal. Dirinya sedang menikmati moment bersama sahabatnya, malah diganggu. Tapi jika tidak kesana pasti kak Jenny memarahinya.
Livya kembali ke Raisha dan Agnes, lalu ia pamit dengan alasan ada urusan penting. Raisha tidak tahu kalo Livya mempunyai Cafe yang sudah terkenal, sedangkan Agnes sudah tahu. Livya selalu ingin menyembunyikannya dari Raisha, karena dulu ada sedikit konflik dengan Kak Jenny.
Sesampai di Cafe, Livya berjalan terburu-buru menuju ruangannya. Orang-orang sekeliling melihat dirinya sampai ia masuk ruangan. Mungkin orang-orang heran dengan dirinya, kenapa ia buru-buru dan kenapa ia memasuki ruangan itu.
Dirinya merebahkan tubuhnya di sofa dengan kasar, tidak memperdulikan orang sekitar. Rasanya lelah, tadi di perjalanan macet dan suasana yang panas. Membuat Livya sedikit pusing.
Zaky yang menatap Livya tidak percaya. Mau apa dia ke sini?tanpa ketuk pintu, langsung masuk saja terus duduk seenaknya tanpa liat sekeliling. Tidak sopan banget. Apa dia yang milik Cafe ini?tidak mungkin.
Livya duduk tegak. Lalu matanya melotot tidak percaya. Ada urusan apa Zaky ke sini?apa dia yang mau nemuin dirinya?ah tidak-tidak.
"Elo!"
"Lo ngapain disini?" tanya Zaky sinis.
"Harusnya gue yang nanya, ngapain lo disini?" tanya Livya balik.
"Heh, gue kesini mau ketemu pemilik Cafe ini. Nah, elo ngapain coba?tiba-tiba dateng tanpa ketuk pintu gak sopan banget!" kata Zaky judes.
Livya tertegun. "Gue pemilik Cafe ini!"
Zaky langsung diam. Sekarang yang ada keheningan. Mereka fokus dengan pikirannya masing-masing. Dan yang di sekitarnya hanya diam.
"Jadi kalian berdua saling kenal?" Tanya kak Jenny memecahkan keheningan.
Kami langsung saling menatap, lalu Livya terlebih dahulu memalingkan wajahnya.
"Maaf semuanya boleh keluar, saya akan berbicara dengan orang gila ini!" ucap Livya. Lalu semua orang yang ada di dalam ruangan keluar, termasuk kak Jenny. Tinggal Zaky dan Livyalah yang ada di dalam ruangan.
[SUDAH DI REVISI]
Jangan lupa vote sama komen!!
KAMU SEDANG MEMBACA
You And Me [Completed]
Teen FictionCover by @saturnusgrapihc Hidup ini kayak cuaca. Hari ini bisa hujan besok bisa cerah. Tapi, lo gak akan punya hujan selamanya, atau kemarau selamanya. Kita butuh pahit dan manis bersamaan, sebuah bentuk keseimbangan. -Remember When