13

695 52 1
                                    

Livya langsung salah tingkah. Dirinya bingung harus menjawab apa. "Eh.. Latihan nya mau dimulai, gue kesana dulu ya." Ucap Livya berbohong padahal latihan nya sekitar 10 menit lagi.

Zaky yang melihat Livya salah tingkah hanya tersenyum geli.
Entah kenapa setiap kali melihat Livya, dirinya merasa senang. Apalagi melihat Livya tertawa, ingin sekali ia mencubit pipinya. Lucu sekali.

Zaky memilih duduk dekat halaman tempat latihan karate. Dia melihat Livya sedang mempelajari jurus-jurus karate.

Setelah 1 jam Zaky menunggu, akhirnya ekskul karate bubar. Ia melihat Livya sedang berjalan ke arahnya.

"Loh, kok belum pulang?" Tanya Livya sambil mengusap keringatnya dengan handuk kecil.

"Nungguin lo," Jawab Zaky tersenyum.

Livya benar-benar terkejut beberapa kali dengan jawaban Zaky. Lalu dia sekarang sering tersenyum kepadanya.

"Cepat ganti baju, gue tunggu disini." Kata Zaky.

"Oh iya," Ucap Livya agak canggung.

Lalu Livya buru-buru ke ruang ganti dan mengganti pakaiannya dengan kaos warna hitam dengan tulisan berwarna putih 'Real Friend' dan celana jeans. Setelah itu Livya keluar dari ruang ganti.

"Udah?" Tanya Zaky yang terus menatapnya.

"Udah, kenapa natapnya gitu?ada yang salah?" Tanya Livya.

"Baju nya hampir sama, hanya tulisannya yang berbeda." Ucap Zaky. Mungkin Livya bilang ini kebetulan, tapi Zaky bukan hanya kebetulan saja tapi ini jodoh.

"Ya udah, Yuk! Gue mau ngajak lo ke suatu tempat." Kata Zaky lalu menarik tangan Livya. Tapi kali ini Zaky menarik nya denga lembut tidak kasar.

"Kita mau kemana?" Tanya Livya yang kini sedang berada di dalam mobil Zaky.

"Kok lo bisa bawa mobil?emang lo udah punya SIM?" Tanya Livya lagi.

"Jangan banyak bicara!" Tegasnya.

Setelah setengah jam, akhinya kami sampai. Kenapa Zaky membawanya ke Panti Asuhan?Livya berpikir sejenak, lalu ia ingat. Saat Zaky menceritakan adiknya yang di Panti Asuhan.

"Kok diem? Yuk!" Ucap Zaky. Lalu Livya membuntutinya.

Livya melihat banyak anak-anak dari mulai umur 3 tahun sampai 12 tahun yang sedang bermain. Mereka terlihat bahagia, tapi kasihan juga mereka tidak bersama orang tuanya.

"Kak Zaky!!" Panggil beberapa anak lalu memeluknya. Dan Zaky membalas pelukan itu. Livya tersenyum melihatnya, sungguh tidak menyangka. Sifat dibalik nakalnya, Zaky adalah orang penyayang.

"Lo sering kesini?" Tanya Livya tersenyum.

"Iya," Jawab Zaky. Lalu melepas pelukan-pelukan itu. "Kakak ke dalem dulu ya, kalian lanjutin main nya." Ucap Zaky kepada anak-anak itu.

"Ini pacar kakak ya?cantik banget." Ucap salah satu anak yang bernama Arif.

Zaky dan Livya tidak menjawab pertanyaan tersebut tetapi hanya tersenyum saja. Lalu berjalan menuju ruangan kamar adiknya.

"Kakak..." Ucap Rafi atau lebih tepatnya adik Zaky.

"Hallo, Rafi. Kamu sehat?" Ucap Zaky memaksakan tersenyum. Dirinya tidak tega melihat adiknya sakit sudah 2 minggu.

"Rafi masih suka pusing-pusing sama sakit perut, kak." Ucap Rafi.

"Kak, ini siapa?pacar kakak?" Tanya Rafi.

"Ini Kak Livya, temen kakak. " Ucap Zaky yang merangkul adiknya.

"Hallo, Kak Vya." Ucap Rafi tersenyum.

"Hii, Rafi. Kamu kelas berapa?" Tanya Livya yang melihat muka Rafi pucat.

"Aku kelas 4 kak, aku pengen sekolah lagi. Tapi sayangnya aku belum sembuh." Ucap Rafi.

"Cepet sembuh ya, supaya kamu bisa sekolah lagi." Ucap Livya lalu tersenyum.

"Makasih, Kak." Ucap Rafi.

"Kakak pulang dulu ya, Rafi. Cepat sembuh. Nanti kakak kesini lagi." Ucap Zaky memeluk adiknya lalu mencium kening Rafi.

Saat berjalan keluar Zaky bertemu Ibu Ami atau pemilik Panti Asuhan ini. Lalu dia salam kepada Ibu Ami dan diikuti oleh Livya.

"Eh, nak Zaky. Udah ketemu sama Rafi?" Tanya Ibu Ami.

"Udah bu, kalo boleh saya tau Rafi sakit apa bu?" Tanya Zaky sesopan mungkin.

"Besok hasil pemeriksaan nya muncul, jadi kalo besok Zaky mau kesini lagi. Silahkan." Jawab Bu Ami.

"Oh begitu ya, Bu." Ucap Zaky.

"Yang disebelahmu, Pacar ya?" Tebak Bu Ami.

"Bukan, Bu. Saya temannya." Ucap Livya sambil tersenyum.

"Oh ibu kira kalian pacaran, tapi kalian cocok. Semoga nanti kalian kesini lagi sudah jadi pasangan ya. " Ucap Bu Ami sedikit tertawa.

"Kalo begitu kami berdua pamit pulang, Bu." Ucap Zaky.

"Ya sudah, hati-hati di jalan." Kata Bu Ami.

***

You And Me [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang