18

584 40 3
                                    

"Livya, ada yang nunggu di depan!!" teriak Davin dari luar kamar Livya.

"Iya, aku sekarang kesana!"

Livya segara menuju ke depan gerbang. Disana sudah ada Zaky menunggunya.

"Gue mau izin ke bokap lo, tapi kata Davin bokap lo tidur. Ya udah gue izin ke kakak lo doang." Ucap Zaky dan Livya hanya mengangguk.

Zaky berharap Livya memakai dress. Tapi kayaknya Livya suka memakai baju yang simple-simple.

"Gak apa-apa naik motor?" tanya Zaky.

"Gak apa-apa, emangnya mau kemana?"

"Nanti juga tau, ya udah cepet naik. Pegangan yang kuat, Oke?"

Setelah sampai, aku sangat terkejut. Taman klasik, dengan desain simple. Rapi dan teratur, lampu-lampu yang menghiasi taman tersebut. Sangat indah.

"Semua ini lo yang siapin?" Mata Livya masih mengitari taman tersebut.

"Iya, Liv. Bagus gak?" tanya Zaky lalu merangkul Livya.

"Bagus banget," balas Livya sambil tersenyum ke arah Zaky.

Lalu kami berdua duduk di tempat yang sudah disediakan.

Setelah lama kami mengobrol dan tertawa, dilanjut dengan makan malam. Makanannya cukup enak, Livya jadi teringat ke Cafe-nya. Udah lama dia tidak mengunjunginya, tapi dia bersyukur selalu ada Kak Jenny yang mengurusnya.

"Liv, gue mau ngomong serius nih. Jangan bercanda mulu." kata Zaky kepada Livya, ya memang dari tadi percakapannya memang banyak bercanda.

"Hmm,"

"Aku suka sama kamu, Liv." ucap Zaky dengan lembut lalu menggenggam erat tangan Livya.

Ini mengejutkan, Livya nahan napas ketika dengar Zaky ngomong gitu. Rasanya, jantungnya kayak mau lompat.

"Aku mau kalau kita nggak cuma sekadar teman tapi lebih, jadi kamu mau gak jadi pacar aku?" tanya Zaky sambil tersenyum manis kepada Livya.

Napasnya masih belum teratur dan jantungnya masih berdegup kencang. Livya ngerasa Zaky tulus banget pas ngomong itu.

"Pasti kamu kaget ya, selama ini aku suka sama kamu. Pertama, aku memang biasa aja. Tapi lama-lama aku suka kepikiran kamu dan ujungnya aku sayang sama kamu."

Lagi-lagi perkataan Zaky membuatku terdiam. Jantungnya sekarang sudah normal kembali, napasnya pun sudah teratur. Dan tidak begitu kaku.

Livya menghela napas dan tersenyum. "Makasih udah suka sama gue, tapi.. Gue juga kaget lo tiba-tiba bicara ini. Gue tau lo suka perhatian tapi gue gak peduli. Gue tau lo bad boy, masuk keluar BK, di skors, dan lainnya. Tapi lama-lama gue liat sisi baik lo, dari itu gue juga tertarik dan kagum."

Zaky tersenyum senang. "Orang yang baik itu belum tentu baik, bisa saja dia itu yang paling brengsek." ucap Zaky sambil tertawa kecil.

"Bisa aja lo," ucap Livya sambil terkekeh pelan.

"Orang baik pasti ada sisi jahatnya, dan orang jahat juga pasti ada sisi baiknya. Iya gitu, Liv?" tanya Zaky.

"Mungkin,"

"Jadi?" tanya Zaky.

"Jadi apa?" tanya Livya.

"Yang tadi,"

Livya berpikir sejenak lalu mengangguk. "Iya, gue terima." jawab Livya tanpa ragu.

"Beneran?" tanya Zaky agak teriak.

"Iya,"

"I love you." kata Zaky lalu kembali menggenggam tangan Livya.

Livye tersenyum manis. "I love you, too."

"Aku seneng banget, aku sayang kamu." kata Zaky senang.

"Bawel lu," ucap Livya.

"Jadi kamu gak sayang sama aku?" tanya Zaky dengan raut muka so sedih.

"Enggak," kata Livya.

"Ya sayanglah, kalo gak sayang buat apa gue terima lo." ucap Livya dengan cepat.

"Iya, iya." kata Zaky sambil tertawa kecil.

"Eh, jangan lo-gue dong, aku-kamu aja." kata Zaky memohon.

"Iya, gimana nanti aja." ucap Livya sambil menyengir.

.
Livya tidak bisa tidur, sekarang dirinya sedang senyum-senyum. Mungkin kalau ketahuan orang lain akan dikatakan orang gila.

Disisi lain, Zaky sangat senang sekali. Keinginannya terkabul dapat memiliki Livya. Zaky sebelumnya berpikir beberapa kali untuk menembaknya atau tidak. Dan akhirnya dia memilih menembaknya, dirinya tidak suka menunggu lama. Takutnya diambil orang.

***

Hari ini Livya berangkat bareng Zaky. Dia sudah ada menunggu di depan, padahal ini masih pagi. Tanpa mengulur-ulur waktu, Livya buru-buru menghampiri Zaky yang mungkin sudah menunggu lama.

Baru saja seminggu pacaran dengan Zaky, sebagian orang di sekolah sudah tau status kami berdua. Zaky sekarang mulai berseragam rapih, selalu pakai dasi, baju tidak dikeluarkan, rambut tidak di warna.

Guru-guru aneh kepada perubahan Zaky, tapi disisi lain guru-guru pun bersyukur Zaky tidak berulah lagi. Bahkan nilai-nilainya sekarang pada bagus. Katanya, Zaky sekarang ingin serius belajar.

"Aku kagum, saat nilai ulangan kamu dapet 100." ucap Livya sambil tersenyum lebar.

"Iya dong, apalagi kalau kamu semangatin aku terus, mungkin aku dapet 200." kata Zaky sambil mengacak-ngacak rambut Livya.

"Jangan gitu! Rambut aku jadi berantakan!" ucap Livya sedikit kesal.

"Iya maaf, sayang." ucap Zaky yang membuat Livya bergidik ngeri dengan kata 'sayang'.

"Jijik tau!"

Setelah itu kami berdua berjalan menuju kantin dan berbincang-bincang sambil tertawa.


Maaf baru update, sibuk wkwk

Jgn lupa vote sama komen ya!

Makasih loh yang udah vote sama komen;)

Salam

You And Me [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang