Jam istirahat, Livya memilih untuk ke perpustakaan. Bukan untuk membaca tapi menenangkan pikirannya. Dan teringat kejadian tadi pagi.
"Livya!!" Panggil papah nya.
Livya menoleh. "Ya?"
"Kamu belum ulangan kenaikan kelas?" Tanya papah nya.
Livya menggelengkan kepalanya.
"Oh ya, pokoknya nanti sesudah kenaikan kelas, kamu pindah sekolah ke Amrik." Ucap papah nya yang membuat Livya terkejut.
"Aku akan tetap disini." Ucap Livya.
"Livya kamu harus nurut-" Ucap papah terpotong.
"Udah ah, aku mau berangkat takut telat." Ucap Livya sambil meninggalkan papah nya.
Livya selalu berusaha menyembunyikan masalahnya dengan senyuman. Dan memilih diam untuk menghindari masalah. Tak ada hidup tanpa masalah. Hidup adalah sebuah perjalanan yang harus dihadapi bukan masalah yang harus ditakuti. Keinginan kadang tak berteman denga kenyataan, kadang kita juga dihadapkan pada dua pilihan yang dapat membunuh diri sendiri.
"Liv," Sahut Zaky yang tiba-tiba muncul yang membuat Livya terkejut dan menghapus air matanya.
"Lo abis nangis?" Tanya Zaky khawatir.
"Nggak kok," Ucap Livya sambil tersenyum.
"Pelan-pelan bicaranya ini perpustakaan."
"Gue cari-cari ternyata ada disini, lo beneran gak apa-apa?" Kata Zaky sambil duduk disebelahnya.
"Gak, Zak." Ucap Livya.
"Kalo lo ada masalah cerita aja, gue siap ngedengerin nya. Gue akan selalu ada tiap lo butuh sesuatu." Ucap Zaky sambil tersenyum yang membuat hati Livya sedikit tenang.
Livya tersenyum lebar. "Makasih, Zak."
"Gimana kalo kita makan bareng?istirahat masih lama." Kata Zaky sambil melirik jam tangan yang ia pakai.
Livya mengangguk, lalu mereka berdua berjalan bersamaan menuju kantin.
Banyak yang melihat ke arah mereka. Ada yang berbisik-bisik, dan ada yang melihatnya dengan tatapan sulit diartikan. Tetapi mereka berdua menghiraukan saja.
Setelah itu kami duduk di tempat yang kosong dan memesan bakso.
"Doyan atau lapar sih?" Tanya Zaky sambil terkekeh pelan melihat Livya makan dengan lahap.
Livya menghabiskan dahulu makanan yang di mulutnya setelah itu baru menjawab. "Bisa jadi dua duanya,"
"Gak takut gendut?" Tanya Zaky.
"Enggaklah, kan makannya di atur. Tapi gue makan banyak juga badan tetep segini." Ucap Livya tersenyum lalu melanjutkan makan nya.
"Gue seneng liat lo tersenyum." Ucap Zaky. Livya hanya menyengir kepada Zaky.
"Jadian gak bilang-bilang nih.." Ucap Farrel sambil menepuk bahu Zaky.
"Siapa yang jadian?" Ucap Livya dan Zaky bersamaan.
Farrel tertawa. "Ngomong aja sampe barengan gitu."
"Gue gak tau, mereka bisa bicara barengan itu di sengaja atau enggak. Yang pasti gue setuju lo jadian sama Livya, Zak." Ucap Rifky dengan santai. Memang diantara Zaky, Rifky dan Farrel. Yang paling santai itu Rifky dan yang paling heboh itu Farrel.
Farrel mengacungkan kedua jempolnya. "Cocok kalian berdua!"
"Ngaco, kalian berdua." Ucap Zaky kepada Farrel dan Rifky.
"Kita duduk disini, bolehkan?" Tanya Farrel sambil tersenyum jahil.
"Gak!" Jawab Zaky sinis.
"Boleh kok," Sahut Livya.
"Tuh kata dia aja boleh, masa elo gak boleh, Zak." Kata Rifky.
"Oh, kan pengen nya berdua." Ucap Farrel tertawa.
"Gue cari kemana-mana, eh elo ada disini!" Ucap Raisha dengan suara cemprengnya.
"Lo gak apa-apa, Liv?" Tanya Arkan.
"Perasaan setiap Arkan ketemu Livya pasti nanya 'lo gak apa-apa kan?' " Ucap Agnes sambil meniru gaya bicara Arkan.
Livya tertawa kecil melihat teman-temannya. Sedangkan Zaky heran aja melihat kelakuan temannya Livya.
"Eh, udah-udah. Kan banyakan nih, pasti kalian belum pada kenalan kan." Ucap Zaky.
"Oh iya, gue Farrel Andrian. Orang paling ganteng di sekolah ini." Ucap Farrel dengan so cool.
"Ganteng pala lu botak!" Ucap Zaky.
"Gue gak botak-"
"Gue Rifky Rusdwi, temannya Zaky." Ucap Rifky memperkenalkan dirinya.
"Kalem-kalem bangsat lu, Rif." Ucap Farrel sambil menepuk bahu Rifky.
"Apaan sih lu," Ucap Rifky sambil menatap Farrel dengan tatapan tajam.
Mereka semua tertawa lepas melihat Farrel dan Rifky. Kata Zaky mereka berdua memang seperti begitu. Mungkin Zaky beruntung punya teman kaya mereka, asyik soalnya.
"Udah lanjutt.." Kata Zaky.
"Gue Agnes."
"Agnes Monica ya?" Ucap Farrel.
"Lo ngomen mulu, Rel." Ucap Zaky.
"Jangan ngamuk, maafin dede yang gak bersalah." Gumam Farrel namun masih terdengar oleh Zaky.
"Gue Raisha."
"Raisha penyanyi ya?" Ucap Farrel yang membuat mereka mendengus kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
You And Me [Completed]
Teen FictionCover by @saturnusgrapihc Hidup ini kayak cuaca. Hari ini bisa hujan besok bisa cerah. Tapi, lo gak akan punya hujan selamanya, atau kemarau selamanya. Kita butuh pahit dan manis bersamaan, sebuah bentuk keseimbangan. -Remember When