Anger

524 39 4
                                    

Daphne's pov

Harry masih terus menggedor pintu flat ku tanpa henti. Aku tahu tak seharusnya begini. Tak seharusnya aku terjerat pada pesona seorang Harry Styles. Tak termakan oleh semua omongan nya. Dia hanya menganggap ku sahabat kan? Kenapa aku harus menangisinya seperti ini?

Tapi inilah aku yang sakit hati karena nya. Inilah aku yang sebenarnya sangat mencintai. Sejak kecil. Hingga sekarang. Sejak bertemu dengan nya. Tanpa pernah sedikitpun ada nama lain di hatiku.

Dan kenapa rasa nya harus sesakit ini? Aku bukan siapa siapa kan? Kenapa harus seperti ini?

"Daphne. Please open the door"

Harry terus berteriak. Aku berusaha menutup telinga sendiri. Aku tak sanggup mendengar apalagi melihat Harry.

Memikirkannya saja membuatku menangis. Apalagi bertemu dengan nya.

Sambil menahan isak ku raih handphone ku untuk menelpon security

"Ya. Security Flat Grilles disini?"

"Tolong pak. Lantai 9 no 16. Ada seseorang menganggu saya. Saya hendak istirahat. Namun dia tak berhenti menganggu saya"

"Baik akan di urus"

Aku mematikan sambungan dan beranjak ke kamar . Masih menangisi Harry.

---

Harry menatap dua security di depan nya tak percaya. Mereka mengusirnya.

"penghuni merasa terganggu jadi di harap anda pergi dari sini"

Harry menghembuskan nafas kesal dan berjalan keluar.

Harry membulatkan mata tak percaya ketika melihat preston dan beberapa body guard.

"Harry. Kami diperintahkan mengawal mu kemana pun kau pergi" ujar preston

"apa ?kalian becanda kan?"

"Tidak. Harry. Mobil mu akan dibawa oleh yang lain. Dan aku akan mengawal mu" ucap Preston.

Harry menahan kesal dan masuk ke dalam mobil lain.

---

Karenina membuka mata perlahan dan menatap sekelilng.
Dia bukan dirumah sakit. Tapi Karenina merasakan selang oksigen di hidungnya. Dan melhat jarum infus di lengannya.

Karenina perlahan bangkit dan bersandar pada headboard. Iphone nya tergeletak di meja. Karenina meraihnya. Mati total.

Karenina mencoba bangkit ketika Alicia masuk dan berteriak

"ahh. No."

Alicia langsung berlari dan mencegah Karenina beranjak dari tempat tidur

"Al. Aku pinjam charger. Iphone ku mati" ujar Karenina lemah.

Alicia mengambil charger cadangan yang berada di laci meja dan meraih Iphone Karenina untuk di charger.

"terima kasih Al. Haruskah aku di infus seperti ini?" tanya Karenina

"well. Karena kau tak mau di bawa ke rumah sakit. Aku memanggil dokter kemari. Karenina dokter meminta mu rawat inap agar kondisi mu lebih baik" ucap Alicia

"Aku baik baik saja Alicia. " Karenina tersenyum lemah

"Karenina. Seriously. Lihat kondisi mu. "

"kelihatan nya hanya dirimu yang peduli dan mengerti aku. Terima kasih Alicia..kau baik sekali padaku"

"Karenina. Aku sudah menganggapmu saudara ku sendiri. Kau tau?"

"terima kasih Al. Oh iya. Aku harus pulang Al. "

KareninaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang