4.6

9K 339 38
                                    

"Hallo?gua udah digerbang,lo mau turun sendiri apa gua masuk?ohh iya ok ok gua tunggu"Iqbal mematikan sambungannya.Kini ia akan menunggu pacar nya datang.

Tak lama suara pintu terbuka terdengar.Pasti Rena sudah siap.

Iqbal segera menoleh lalu sedetik kemudian dirinya hanya diam tak berkedip"Hai bal,sorry ya lama"Iqbal terkesima melihat penampilan Rena malam ini.Iqbal yang bodoh kenapa gak dari dulu dirinya menerima Rena dan tak akan membuat Rena malu.Sungguh menurut Iqbal,Rena malam ini sangat cantik.Padahal Rena hanya memakai gaun simple selutut berwarna abu-abu tanpa ada hiasan atau blink blink yang berkilauan.Rambutnya hanya ia biarkan digerai dan wajahnya hanya dipolesi setipis bedak dan lipps gloss warna bibir menjadi dandanan simple nya malam ini.

"Cantik banget Ren"gumam Iqbal namum masih dapat Rena dengar.Rena hanya tersenyum simpul,tanpa adanya rasa kupu kupu yang menggelitik diperut atau semburat merah dipipinya.Aneh,tidak seperti saat Resta mengelap sisa es krim disudut bibirnya,ini sangat berbeda dan Rena hanya merasa biasa saja.

"Ayo kita jalan?"intrupsi Rena membuyarkan lamunan Iqbal.Tapi sebelumnya Iqbal melepaskan jaketnya dan memberikannya pada Rena.

"Sorry ya karena kita naik motor,jadi lo harus pake jaket ini ya"Rena meraih jaket Iqbal dan menganguk lalu mengenakannya.Beruntung tempat pesta Divia berada di Caffe yang tak jauh dari perumahan Rena.

"Udah siap tuan putri?pegangan yang kuat ya"

"Iyaa bawell"

~^~

"Selamat ulang tahun Div"

"Owhh iyaaa thanks banget ya udah dateng,makasih loh kadonya"sapa Divia ramah kepada para tamu undangannya.Sedangkan Resta,disinilah dia berdiri,disamping Divia yang tengah asyik mengobrol dengan teman temannya sedangkan Resta merasa menjadi kambing conge atau patung selamat datang.

Bosan.Ntah kemana teman temannya belum ada yang datang.Bahkan Rena dan Iqbal pun belum terlihat batang hidungnya.

"Div...gue ke sana dulu ya"dari pada dia mati kutu disini.Lebih baik jalan jalan sedikit,siapa tau menemukan duit jatuh dijalan.

"Iya sayang,tapi jangan lama lama ya...kan bentar lagi acaranya mau mulai"tanpa membalas perkataan Divia,Resta pun langsung kabur dari hadapan Divia.Aneh.Katanya Divia mengundang semua orang di Sekolah.Tetapi sedari tadi ia tidak menemukan orang yang iya kenal,seperti tak tau arah jalan pulang Resta seperti tersesat.

"Aelahh gua harus kemana?kenapa gak ada yang gua kenal?apa emang gua gak punya temen lagi?bukannya fans gua dulu banyak ya?"gumamnya pada dirinya sendiri.

Lalu pandangan Resta menuju pada sudut halaman pesta Divia.Disana akhirnya ia menemukan sahabat sahabatnya.Segera Resta menghampirinya.

"Oy!Solid bener lu semua para jomblo,gua kira lu semua mati dijalan dan gak dateng nemenin gue?ternyata di pojokan"

"Biasa lah si Aldo tadi mules trus kita anterin deh boker disemak semak"ucap Firza.Tawa mereka pun seketika pecah.Kadang Resta lebih suka kebisingan tawa canda mereka dibandingkan dengan suasana pesta seperti ini.

"Rhes...mhakhnanannya whenak whenak njhil"ucap Aldo dengan mulut penuh makanan.

"Telen dulu bego,rang kampung sih susah"saut Gilang.

"Tampol bego,ntar kebiasaan"sambung Rey tak mau kalah.Semuanya pun kembali tertawa.Sampai pandangan Rey tertuju pada seorang gadis yang berada dipintu masuk bersama seorang laki-laki yang kini selalu setia disampingnya.Gadis itu sangat sederhana namun cantik,jarang Rey bisa melihatnya mengenakan pakaian manis yang membalut tubuhnya seperti ini.

🎀Sahabat Jadi Cinta🎀 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang