4.9

9.9K 442 44
                                    

Kuatkan hati,jiwa,pikiran, untuk membaca ini. Cukup panjang. Dan sedikit agak mengejutkan. Aku saranin bacanya sambil denger lagu2 yg slow yaa biar ngena, apalagi pas nyampe bawah...ups.. udah lah pokoknya baca aja.

Warning!Typo.

~^~

Iqbal berlari memasuki sebuah rumah sakit. Dadanya penuh rasa khawatir dan takut. Antara tidak percaya dengan pesan yang Divia kirimkan padanya. Tapi terus ia berlari menuju ruangan yang Divia beritahu di pesan.

Ruang Lavender  204 b

Tanpa berpikir panjang, laki-laki itu langsung masuk kedalam. Hal pertama yang ia lihat adalah, satu-satunya harta berharga yang ia punya di dunia ini tengah terbaring lemah.

Ibunya.

Ia berjalan perlahan mendekati wanita yang tengah tertidur itu. Air matanya seakan ingin meluncur bebas, namun masih ia tahan. Entah yang keberapa kalinya ia melihat ibunya terbaring dirawat dirumah sakit.

Kata dokter, ibunya sudah sangat rentan dan sering sakit-sakitan. Ditambah penyakit paru-paru yang dideritanya, membuat beliau sering masuk rumah sakit.

Ternyata Divia benar.

Iqbal menggenggam tangan ibunya, dan menciumnya. Membuat sang empunya tangan terbangun.

"Ka-kamu datang nak?"

"Gimana bisa Iqbal gak dateng dan temanin ibu yang dalam kondisi kayak gini." Tangan Ibunya mengusap rambut Iqbal perlahan seraya tersenyum.

"Ibu gak apa-apa kok, tapi..." perkataan wanita itu tergantung dan membuat Iqbal penasaran.

"Tapi kenapa bu?"

"Pa-pacar kam-uhuk uhuk" ucapannya kembali terputus karena Ibunya terbatuk. Dengan sigap, Iqbal mengambil segelas air dan memberikannya pada ibunya. Setelah lebih baik, ibunya melanjutkan.

"Pacar kamu, siapa itu namanya?"

"Renata bu." Jawab Iqbal. Laki-laki itu memang menceritakan hubungannya dengan Rena. Semuanya. Mulai dari ia menyakiti hati Rena, sampai sekarang ia sangat mencintai Rena. Ibunya tau semua itu. Tapi yang Iqbal pikirkan, ada apa ibunya menanyakan Rena?

"Kamu harus selamatkan dia." Perkataan itu membuat Iqbal semakin penasaran dan tak paham. Apa yang harus Iqbal selamatkan?

"Ma-maksud ibu?"

"Renata da-dalam bahaya, selamatkan dia." Tambah sang ibu.

"Bahaya apa? Ibu tau dari mana?" Suara Iqbal sedikit meninggi dan bergetar.

"Di-Divia. Ibu dengar ia bicara dengan seseorang di telpon." Ada jeda. Dan Iqbal menunggu kelanjutan perkataan ibunya. "Ibu dengar kata-kata tenggelamkan. Ibu takut gadis itu kenapa-napa."

Kedua bola mata Iqbal terbelaklak. Kekasihnya dalam bahaya. Mungkin ini waktu yang sudah Divia siapkan. Tapi Iqbal juga tidak bisa meninggalkan ibunya dalam kondisi seperti ini.

"Ada lagi yang ibu dengar?"

"Ikan hiu."

"I-ikan hiu?" Ulang Iqbal. Otaknya berpikir keras. Ia pernah menguping perkataan Divia, kalau Renata tidak bisa berenang. Pikirannya kembali kalut. Bagaimana jika Divia akan menenggelamkan gadisnya? Sepupunya itu kan psikopat dan pendendam.

"Cepat selamatkan dia." Tambah sang Ibu. Iqbal bingung. Kemudian ia menggeleng.

"Iqbal gak mungkin tinggalin ibu sendirian bu."

🎀Sahabat Jadi Cinta🎀 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang