Seminggu berlalu...
"Semua adalah keajaiban dari Allah, operasinya berjalan lancar. Sekitar 3 hari lagi, perban pasien bisa segera dibuka dan pasien dapat melihat kembali." Terang pria paruh baya berjas putih tersebut. Semua orang dalam ruangan itu tersenyum bahagia, termasuk Rena.
"Terima kasih banyak dok,"
"Kalau begitu saya permisi dulu." Lalu dokter itu keluar dari ruangan Rena. Gadis yang telah sadar dari beberapa jam yang lalu itu tersenyum bahagia. Ia rindu menatap indahnya langit biru dan senja disore hari. Ia juga rindu melihat senyum manis Iqbal, Resta, dan semua orang yang ia sayang.
Bicara tentang Iqbal, ia belum mendengar suaranya hari ini.
"Ren, apa kamu bahagia sayang?" Tanya Ana seraya mengusap rambut putrinya tersebut.
"Jelas seneng lah pasti, kak Rena kan udah kangen sama kak Resta. Ya kann??" Canda Rani. Rena hanya tersenyum. Benar kata adiknya itu, ia sangat rindu dengan sahabatnya itu.
"Sabar ya sayang, beberapa hari lagi perbannya akan dibuka dan kamu bisa melihat dunia lagi."
Rena tentu sangat senang mendengarnya. Tapi disisi lain, ada sesuatu yang mengganjal dan ia khawatirkan.
Apa dunia masih sama seperti dulu? Atau, meskipun ia bisa kembali melihat namun dunianya kini akan tetap gelap?
~^~
Ruang ICU.
Bunyi berbagai macam alat didalam ruangan itulah yang mengisi sunyi nya ruang ICU. Detak jantung Resta masih terpampang lemah pada alat tersebut, namun sesuatu yang patut di syukuri juga karena ia telah mendapat donor jantung dan operasinya berjalan lancar.
"Tidak lama lagi, pasien mungkin akan segera sadar. Kita hanya bisa menunggu, selagi keadaan nya stabil." Ucap sang dokter.
Fira, menatap sendu anak semata wayangnya itu. Dulu ia sangat jauh dengannya. Dan kini wanita itu sangat menyesali semua yang sudah terjadi, ia hanya bisa berdoa agar semua nya dapat pulih seperti semula dan tidak ada yang terlambat.
"Resta, maafin mama, cepatlah sadar. Mama sayang kamu."
~^~
Resta POV
Gelap.
Pengap.
Ada apa ini?
Aku ada dimana?
Tiba-tiba saja ada setitik cahaya dari ujung sana. Terlihat seseorang berdiri tegak. Siapa dia?
Kakiku seakan berjalan sendiri menghampiri sosok tersebut, wajahnya terhalang sinar dan agak menyilaukan pandangan ku.
"Maaf, anda siapa? Apa anda tau saya ada dimana? Tolong bawa saya keluar dari sini." Tanya ku.
"Putraku," sepatah kata yang di ucapkan bayangan itu. Kedua bola mataku melebar. Rasanya ingin menangis kencang, tapi ntah karena apa.
"Papa?" Tanya ku.
"Kemari lah," ucapnya lagi. Seakan ada magnet, aku langsung berlari ke arahnya dan memeluknya.
"Resta kangen papa, kangen banget.." aku tak kuasa menahan ini lagi, rindu ini membuat diriku lemah. Mungkin kalian akan merasakan hal yang sama jika menjadi diriku.
"Resta mau sama papa, ajak Tata pergi pa.." jujur aku malu mengatakannya, tapi bolehkan aku merengek pada Pahlawan dalam hidupku?
"Kamu harus kembali nak, papa sudah pernah bilang kan kamu harus jaga Mama disana."
KAMU SEDANG MEMBACA
🎀Sahabat Jadi Cinta🎀
Teen Fiction[END] warn! Ketikan masih berantakan, males direvisi guys :) ~^~ Kadang keterkaitan hubungan sahabat dapat mengekang segala hal, apa lagi sahabat antara cewe dan cowo, terkadang itu menyakitkan -ARA. Seandainya gue n...