Everything has change.
Sejalannya waktu, keadaan juga akan berubah. Waktu berubah seakan cepat berlalu, dan manusia pun akan berubah seiring berjalannya waktu.
Ujian kenaikan kelas hampir tiba. Semua mempersiapkan diri mereka untuk melaksanakan ujian kenaikan kelas. Seperti yang Rena alami.
Beberapa bulan ini ia gunakan waktunya untuk belajar. Entah seperti kesambet apa Rena jadi rajin belajar, namun tak ada cara lain agar dia bisa melupakan masalah-masalahnya. Masalah di dalam hidup itu tidak akan ada habisnya. Tergantung kita yang akan menyelesaikan masalah tersebut atau lari dari masalah tersebut. Mungkin Rena hanya dapat lari dari masalah itu. Asalkan orang yang ia sayangi tidak terluka.
"Renata!" Gadis itu menoleh ketika seseorang memanggilnya. Dan orang itu ternyata adalah Iqbal. Yap, mereka masih menjadi sepasang kekasih.
"Oh lo udah balik bal?"
"Ya udah lah Renata..ngapain gua ke parkiran nungguin lu kalo misalnya gua belum balik?" Renata cengengesan sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Ayo kita pulang? Dua hari lagi UKK lu harus belajar supaya bisa jadi dokter!" Ucap Iqbal menyemangati. Rena terkekeh geli melihat pacarnya itu, lalu ia meraih helm yang Iqbal berikan dan memakainya. Ketika sudah siap, gadis itu langsung naik ke atas motor dan Iqbal pun mulai menjalankan motorny menuju rumah Renata. Di perjalanan, Rena hanya memperhatikan wajah serius Iqbal saat mengendarai motor dengan seksama. Iqbal itu jauh dari kata jelek, dia juga sebenarnya baik, perhatian, setia, dan pengertian. Seperti sosok yang sempurna, harusnya Rena sangat bersyukur pernah suka dan sekarang telah memiliki Iqbal. Namun hati berkata lain, sampai sekarang masih ada nama Resta dalam hatinya meski telah lama ia kubur dalam-dalam. Entah sudah berapa lama Rena tidak mengobrol dengan Resta, untuk bertemu dan saling menyapa saja mereka tidak pernah lagi. Semua seakan-akan keduanya hanyalah orang asing yang tidak pernah mengenal satu sama lain.
"Heh jangan bengong! Ntar kalo kesambet, gua bakal nurunin lo disini ya Ren."ancam Iqbal. Sedangkan Rena hanya tertawa pelan menanggapinya.
"Ngelamunin apa sih emangnya?" Tanya Iqbal.
"Ngelamunin nanti Bu Yuyun buat soalnya berpola lagi apa engga ya?" Jawab Rena asal.
"Yehh! Belajar makanya, jangan ngarepin kunci jawaban berpola!"
"Udah belajar kali gua juga " balas Rena tak terima.
"Ya udah, besok kan libur, gua ke rumah lu, kita belajar bareng. Oce??" Rena mengangguk antusias menerima penawaran Iqbal. Tangan kiri Iqbal menarik tangan Rena mempererat pelukannya di pinggang Iqbal. Keduanya tersenyum, hal apa lagi yang sebenernya Rena cari jika Iqbal saja selalu ada dan menjaga disampingnya.
~^~
"Ihh kesell banget gueee!!" Teriak Dian seraya menghentak-hentakkan kakinya keras. Lena dan Rena hanya bisa saling menatap melihat tingkah sahabatnya ini.
"Ya udah lah Di, lagian UKK nya udah beres. Lo mau protes ampe demo dan ujian ulang juga gak bakal bisa." Ucap Lena. Sedangkan Dian masih menggerutu sebal.
"Ya gimana gak kesell, ulangan mapel bu Yuyun kali ini gak ada polanya, mana gua tau! Duhh bisa-bisa di tendang gue dari kartu keluarga." Cerocos Dian. Rena hanya tertawa menanggapinya. Hampir seluruh kelas 11 yang di ajar oleh guru berusia hampir setengah abad itu mengira bahwa guru tersebut membuat pola di kunci jawabannya seperti beberapa tahun belakangan.
Namun nyatanya, jawaban pilihan ganda tidak ada yang berpola. Dan hanya segelintir orang yang menjawab soal-soal tersebut tanpa membuat pola. Ya diantaranya Lena dan Rena, sedangkan Dian...kalian tahu sendiri bagaimana hasilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
🎀Sahabat Jadi Cinta🎀
Teen Fiction[END] warn! Ketikan masih berantakan, males direvisi guys :) ~^~ Kadang keterkaitan hubungan sahabat dapat mengekang segala hal, apa lagi sahabat antara cewe dan cowo, terkadang itu menyakitkan -ARA. Seandainya gue n...