5.0

9.2K 370 45
                                    

Maapkeun kalau banyak typo.

~^~

Gadis dengan rambut dikuncir satu itu melangkahkan kakinya dengan gontai menuju pagar rumahnya. Seperti biasa, saat ini adalah senin pagi yang sangat tidak disukai murid. Begitu pula dengan Rena. Saat membuka matanya dan mengetahui bahwa sekarang hari senin saja sudah sangat membosankan bagi Rena. Tetapi apa boleh buat, dia tetap harus sekolah, ditambah sebentar lagi akan diadakan Ujian Kenaikan kelas. Yap, tak terasa sebentar lagi dia sudah memasuki tahun terakhir di SMA.

Waktu memang selalu terasa begitu cepat, disaat kita tidak mengharapkannya.

Tin!!

Rena mengerjapkan matanya, ternyata beberapa menit yang lalu ia sedang melamun. Dan lamunannya langsung buyar ketika terdengar suara klakson motor milik seseorang yang sudah berhenti di depan pagar rumahnya. Dengan tersenyum simpul Rena menghampiri orang tersebut.

"Pagi Ren,"

Renata tersenyum simpul. "Pagi Bal." Jawab Rena. Iqbal lalu memberikan helm yang selalu ia bawa saat menjemput Rena, pada kekasihnya itu. Setelah memastikan pacarnya sudah duduk diatas motor dengan nyaman, Iqbal pun segera menjalankan motornya menuju sekolah mereka.

Tapi firasat Rena mengatakan, hari ini akan jadi hari yang berat baginya.

~^~

"Ayo gua anterin ke kelas," Iqbal menarik pergelangan lengan Rena namun gadis itu malah menahannya.

"Gua bisa sendiri Bal, gih lo ke kelas lo aja, lagian kelas kita kan jauh." Iqbal menatap Rena dengan seksama. Tapi kemudian ia mengangguk dan menuruti perkataan Rena.

"Ya udah kalo lo mau nya gitu, gua duluan," pamit Iqbal. Rena mengangguk.

Tangan Iqbal terulur mengusap puncak kepala Rena seraya tersenyum lembut.

"Belajar yang bener ya, gua ke kelas dulu. Bye kak!" Iqbal langsung berlari kecil meninggalkan Rena yang kesal karena dipanggil kakak oleh Iqbal.

"Ihh rese lo Bal!!" Teriak Rena sedangkan orang yang teriakinya itu malah tertawa geli sambil melambaikan tangannya ke arah Rena. Setelah punggung Iqbal menghilang dari pandangannya Rena pun terdiam sesaat di depan koridor sekolah. Waktu itu hubungan dirinya dengan Iqbal memang memburuk, alasannya karena cowok itu tidak jujur mengatakan yang sebenarnya bahwa dia adalah sepupu Divia, orang yang benci sekali dengan Rena.

Tentu Rena merasa di khianati, khawatir kalau Iqbal kembali melukai hatinya seperti dulu. Tapi masalah itu telah berlalu, buktinya sampai sekarang cowok itu bisa menjaga perasaan Rena dengan baik seperti sampai sekarang ini.

Rena melangkahkan kakinya menuju ruang kelasnya. Sesekali ia bersenandung kecil mengisi kesepian di lorong menuju kelasnya.

Tak bisa hati ku menafsirkan cinta

Karena cinta tersirat bukan tersurat

Meski bibir ku terus berkata tidak

Mataku pun pancarkan sinarnya

Apa yang kita kini tengah rasakan-

Deg!

Rena mengucek kedua matanya beberapa kali. Dia baru saja melihat Resta yang tengah berjalan ke arahnya.

🎀Sahabat Jadi Cinta🎀 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang