5.2

9K 348 54
                                    

"Athu mau pelmen cetobeli maa.." rengek gadis kecil berusia 4 thn itu di gendongan wanita cantik yang mengenakan pakaian serba putih.

Wanita itu tersenyum gemas melihat anak kecil dalam gendongannya merengek lucu.

"Ara mau permen? Tapi janji ya sama mama, harus minum obatnya dulu baru boleh makan permen, ok?" Gadis kecil bernama Ara itu mengangguk pelan.

Wanita itu pun lalu memasuki sebuah ruangan serba putih, di dalamnya terdapat sebuah tempat tidur, sofa dan meja kecil, dengan dinding yang dihiasi stiker stiker kartun lucu. Wanita cantik itu meletakkan Ara di atas kasur tersebut, kemudian ia membuka laci meja dan mengambil sebuah botol obat.

Tak lama pintu ruangan itu terbuka, menampilkan sosok seorang wanita berpakaian putih dengan membawa sebuah nampan besi.

"Sini dok, biar saya yang kasih obatnya ke Ara." Ucap wanita itu ramah.

Mendengar itu, Ara langsung menggeleng.

"Athu nda mau minum obat cama custel, maunya cama mama Nana aja." Protes Ara.

"Udah sus, biar saya aja yang kasih obatnya, kamu taro makan siang Ara di meja ya, sama ambil permen di ruangan saya." Ucap wanita yang merupakan seorang dokter itu pada suster tersebut. Dengan patuh suster tersebut segera keluar menuju ruangan sang dokter.

"Ayo sekarang Ara minum obatnya, habis itu makan dulu baru boleh makan permennya ya." Ara mengangguk patuh. Dengan lebar ia membuka mulut kecilnya membiarkan dokter itu memasukkan sendok kecil berisi obat kedalam mulutnya.

Tega tidak tega dokter tersebut menatap Ara yang harus menelan berbotol-botol obat pahit di umurnya yang masih sangat muda.

"Ayo minum dulu air nya biar gak pahit." Dengan menurut Ara meminum air tersebut, kemudian dokter tersebut menyuapkan makanan kemulut Ara.

"Ma, athu nda mau makan banyak banyak, pelut athu udah kenyang."

"Tapi Ara harus tetep habisin makanannya sayang, biar cepat sembuh." Ucap dokter itu lembut.

"Ma, papa iqbal nda dateng jenguk athu?"

"Bentar lagi pasti dateng kok, kan Ara ngangeninn"

Benar saja, tak lama pintu ruangan itu kembali terbuka. Terlihat sebuah kepala menyembul dari balik pintu.

"Selamat siang Ara." Sapa orang tersebut. Ara menoleh dan seketika senyumannya merekah.

"Papa iqball!!! Athu thangen tauu!!" Teriak Ara girang.

"Aku juga kangen Ara tauu!" Balas Iqbal seraya masuk kedalam ruangan.

"Liat nih aku bawa apa hayoo" dibelakang tubuhnya Iqbal menyembunyikan sebuah plastik putih.

"Apa itu?" Tanya Ara penasaran.

"Ara udah makan berapa suap?" Tanya Iqbal tanpa menjawab pertanyaan Ara terlebih dahulu.

"Udah atu, dua, tiga cuap." Hitung Ara.

"Kalo mau tau aku bawa apa, Ara harus makan sampe lima suap dulu." Dengan semangat gadis kecil itu segera menghabiskan makanan dimulutnya dan membuka mulutnya lebar-lebar lagi menunggu dokter tersebut memasukkan makanannya.

Sang dokter tertawa gemas melihat gadis kecil itu langsung menghabiskan makanannya hanya karena sebuah bingkisan.

"Nahh itu baru anak pinter! Nih aku bawa boneka teddy bear!" Iqbal mengeluarkan sebuah boneka teddy bear berpita merah muda dan Ara seketika berteriak kegirangan.

"Lucuu bangett bonekanya" gadis kecil itu memeluk boneka tersebut dengan erat.

"Ara harus bilang apa ke papa Iqbal?" Tanya sang dokter.

🎀Sahabat Jadi Cinta🎀 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang