"Bolos? Lo aja gih." ujar Dara kesal, sembari mengusap air matanya. Gadis itu memperbaiki rambutnya yang sudah acak-acakkan dengan mengikat rambut panjangnya itu.
"Lagian kenapa lo di kelas gue?" sewot Dara yang sekarang menatap tajam Daren yang duduk di hadapannya sekarang.
"Bukan sekolah lo juga, kan? Yaudah, temenin gue bolos sekarang!" Daren menarik kasar tangan Dara sampai gadis itu mengikuti langkah Daren entah kemana.
"Kita mau kemana?" tanya Dara saat mereka sudah ada di parkiran sekolah. Lebih tepatnya di depan motor Daren.
"Naik aja." ujar Daren setelah memakaikan Dara helm hitam miliknya tanpa seijin Dara. Dengan terpaksa Dara akhirnya naik ke atas motor Daren itu.
"Lo gak pake helm?" tanya Dara sebelum motornya baru saja akan melaju.
"Pegangan aja. Gak pake penolakan pokoknya." ujar Daren, akhirnya benar-benar melambungkan motornya keluar dari kompleks Bakti Mulia.
***
Motor ninja hitam milik Daren berhenti di salah satu pemakaman umum di kota ini. Dara langsung turun dari motornya.
"Mau ke makam siapa?" tanya Dara setelah menyodorkan helm milik Daren itu. Lagi-lagi Daren hanya diam saja. Dia kemudian berjalan masuk ke dalam kompleks pemakaman umum tersebut disusul Dara yang masih penasaran dengan jawaban yang akan ditunjukkan Daren.
Setelah berjalan tidak terjauh ke dalam, langkah Daren akhirnya terhenti di sebuah makam dengan nisan yang bertuliskan 'Yunita Clara Widodo'. Daren membuka ransel yang ada dipunggungnya itu lalu mengeluarkan setangkai mawar merah. Dia kemudian menaruh mawar itu di atas makam wanita itu.
"Dia nyokap gue." ujar Daren.
"Gue lagi kangen aja sama mama. Makanya gue kesini." ujar Daren lagi.
Dara hanya ikut menatap makam ibu Daren. Kali ini mereka berdua lebih memilih untuk diam. Mereka mulai sibuk dengan pikiran masing-masing, entah apa itu. Sampai akhirnya Dara tiba-tiba mengeluarkan air matanya dan membuat Daren menoleh ke arahnya.
"Mending kita nyari tempat yang lain aja." tutur Daren kemudian menarik tangan Dara.
Mereka kemudian terus berlanjut dengan ninja hitam Daren itu ke suatu tempat lain. Dan ternyata mereka pergi di sebuah tempat yang pernah menjadi sebuah taman hiburan.
Tempat itu terkesan sepi. Sangat sepi malahan. Ditambah langit diatas mereka yang mulai mendung.
"Kenapa kita kesini?" tanya Dara yang memulai pembicaraan mereka saat mereka masuk ke tempat itu.
"Dulu ini taman bermain milik nyokap gue." jawab Daren yang masih sibuk menatap sekeliling tempat itu.
"Sekarang?" tanya Dara lagi.
"Sekarang masih milik nyokap juga. Tapi sengaja di tutup semenjak nyokap gue udah gak ada." jelas Daren.
"Kenapa ditutup?" tanya Dara yang sekarang memilih duduk di pinggiran roller coaster. Daren lalu duduk di samping Dara.
"Banyak kenangan di tempat ini. Apalagi kenangan antara bokap sama nyokap. Bokap pikir, dengan ditutupnya taman bermain ini dia bisa ngerasain nyokap masih tetap ada." ujar Daren tiba-tiba tersenyum manis.
Senyumnya begitu tulus. Bukan Daren yang seperti biasanya. Dara menatap lekat wajah laki-laki yang berada disampingnya itu sekarang.
"Pasti mereka saling sayang banget. Yah seenggaknya lo masih punya sosok ayah dalam hidup lo." ujar Dara mulai mengingat kembali pahitnya masa lalu yang dimilikinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAYA [Stay As You Are]
Teen Fiction[ Silahkan dilihat-lihat dulu. Kali aja jadi jatuh dalam kisah Dara dan lainnya. ] Kedekatan Dara dengan Daren bermula saat Devan, sahabatnya sejak kecil tiba-tiba menjauhi dia secara tidak jelas. Awalnya Dara pikir, dia akan kesepian lagi. Tapi ter...