PART 11

73 6 3
                                    

Tak berapa lama, Jihan pun turun dan masuk kedalam rumah lalu menuju kamarnya dengan menahan sesak didadanya. Bagaimanapun, ia harus segera bersiap untuk makan malam yang terasa "salah" ini.

^^^

*JIHAN POV*

Entahlah, aku hanya merasa perlu mengucapkan kata "maaf" padanya tadi, tapi apa suaraku yang terlalu pelan atau bagaimana, Jimmy sama sekali tidak menanggapiku bahkan ia tidak menoleh kepadaku sedikitpun. Dan itu cukup membuatku kesal, kenapa ia selalu berubah menakutkan begitu kalau sudah menyinggung nama Sugeng.

Hhmm... Kira-kira baju mana yang akan ku kenakan untuk makan malam bersama Sugeng nanti. Ah, sebenarnya aku sudah tidak bersemangat dengan ajakan dinner Sugeng. Wajah kecewa Jimmy waktu aku menolak ajakan-nya tadi membuat hatiku sendiri sakit. Aku tidak suka melihat wajahnya yang seperti itu, walaupun dia jarang tersenyum dan tidak banyak bicara padaku, tapi tetep aja ekspresi dia tadi berbeda dan entah kenapa itu cukup menganggu pikiranku dan membuatku merasa em,,, bersalah?

Tapi yasudahlah, aku pakai yang ini saja. Cuss, udah jam setengah Delapan bentar lagi tu Bule nyasar bakal dateng. Dia kan orangnya ontime banget, bisa diseret paksa aku kalo masih belom selesai nanti.

Setelah memoles wajahku dengan make-up tipis, aku pun keluar dari kamar dengan membawa cardigan di lenganku dan tak lupa clutch yang senada dengan gaunku.

Ddrtt,, Ddrrtt,,

Sugeng : Aku udah di depan rumah kamu

Nah kan, udah nongol aja dia jam segini.

Jimmy seperti biasa sedang sibuk dengan laptop nya di ruang tengah. Gak enak juga kalo aku gak pamitan sama dia, tapi kalo nanti dicuekin lagi? Hhh,,, Sabar,, Sabar,, Orang cantik emang banyak cobaan-nya.

"Ehm,, Jimmy. Aku pergi dulu ya" Pamitku
"Aunty pergi dengan pakaian seperti itu?" Yang bener aja, dia malah ngomentarin pakaian aku gitu?
"Eh?"

Memangnya apa yang salah dengan pakaianku? Aku kembali melihat kembali pakaian yang ku kenakan.
Malam ini aku mengenakan gaun malam berwarna Hijau tanpa lengan, panjangnya sekitar em,, Lima centi dibawah lutut dengan bagian belakang yang lebih panjang, ada aksen bunga-bunga di bagian dada yang membuat gaun ini tampak manis dan menampilkan sisi feminine dalam diriku.

"Ada yang salah?" Tanyaku pada Jimmy
"Terlalu terbuka" Jawabnya singkat.

Ya, jangan pernah lupakan kalau keponakan ku satu-satunya ini tidak pernah suka berbasa-basi. Ia selalu menyampaikan apa yang dia rasakan tanpa embel-embel."basa-basi"

"Oh,. Ini aku udah bawa cardigan, nanti sampe sana aku pake" Kataku dengan memperlihatkan cardigan pada Jimmy

Jimmy tidak berkata apa-apa lagi tapi dia berjalan mendekat padaku, dan mengambil cardigan yang tadi aku perlihatkan padanya lalu menyampirkannya di pundak ku

"Pakai sekarang. Disini. Dan jangan melepasnya kalau Aunty belum kembali kerumah ini lagi" Katanya tegas dan tak terbantahkan
Dan kalian tahu, aku justru senang dengan sikapnya ini.
Dengan senang hati aku memakai dengan benar cardiganku sambil tersenyum-senyum sendiri.

Bagiku, Jimmy yang seperti ini lebih baik daripada Jimmy yang mendiamkan ku selama di perjalanan pulang tadi. Walaupun terkadang kata-katanya terkesan dingin dan datar tapi aku menyukainya dan sangat takut jika sikapnya itu berubah seperti tadi.

"Sudah" Kata ku dengan sumringah pada Jimmy dan dia hanya mengangguk tanpa membalas senyuman semanis maduku barusan.
Sudahlah Jihan, jangan terlalu banyak bermimpi. Sudah bisa mendengar dia kembali berbicara padamu saja sudah bagus kan!.

My Heart Belongs To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang