"Jika memang aku tidak akan bahagia hidup bersama Mitha nantinya, tapi aku berharap Aunty akan hidup bahagia bersama Sugeng. Setidaknya pengorbanan ini tidak sia-sia dan perasaanku padamu tidak akan pernah berubah" Batin James
^^^
Mata Jihan bengkak karena menangis semalaman dan ia juga baru bisa tidur setelah hampir pukul Dua dini hari, semua itu karena ia memikirkan perkataan James dan membuatnya menyalahkan dirinya sendiri. Jihan berungkali meyakinkan hatinya untuk mencoba berlapang dada menerima semua ini, karena mungkin ini sudah takdirnya untuk berjodoh dengan Sugeng, bukan dengan orang yang dia cintai.
Saat ini, Jihan belum berani membayangkan bagaimana dirinya nanti jika sudah menikah dan menghabiskan sisa hidupnya bersama orang yang tidak ia cintai, walau Sugeng adalah pria baik tapi tetap saja rasa itu tidak ada dihatinya.
Saat ia sedang bersiap, Jihan mendengar samar-samar pembicaraan dibawah, karena penasaran Jihan pun segera turun.
"Daddy juga setuju kalau itu sudah menjadi keputusanmu, karena semua ini kamu yang menjalaninya nanti, Nak. Satu pesan Daddy, jangan pernah menyesal dengan apa yang sudah kamu putuskan hari ini" Kata Faizal bijak, Jasmine mengangguk setuju
"Hai Jihan, kamu sudah bangun. Kemarilah, James punya kabar baik buat kita semua" Kata Jasmine yang lebih dulu menyadari keberadaan Jihan disekitar mereka.
Jihan tersenyum kemudian berjalan dan ikut duduk bersama, tanpa sengaja tatapan matanya bertemu dengan James yang ternyata juga tengah menatapnya namun dengan cepat James mengalihkan pandangannya dari Jihan, membuat Jihan mendesah kecewa.
"Tumben kamu udah bangun duluan padahal belum ada yang bangunin kamu tidur" Kata Faizal pada Jihan yang duduk di samping Jasmine
"Lagi gak bisa tidur Kak, dipaksain tidur juga kebangun mulu" Jawab Jihan
"Loh, kamu kenapa Jihan, sakit? Atau ngerjain sketch?" Tanya Jasmine dan menatap adik iparnya dengan khawatir
"Gak kok kak, cuma lagi gak bisa tidur aja. Hehehe" Bohong Jihan dan tentu saja Faizal dan Jasmine tidak percaya begitu saja, Jihan adalah gadis yang tidak pandai berbohong
"Jihan..." Tegur Faizal
Jihan menunduk mendengar Faizal memanggil namanya, Jasmine yang mengerti bahwa Jihan mulai tidak nyaman akhirnya memberi isyarat pada suaminya untuk tidak menekan Jihan lagi. Mungkin Jihan memang sedang tidak ingin bercerita pada mereka saat ini."Oh ya, Jihan. Sepertinya kamu akan dilangkahi oleh keponakanmu" Kata Jasmine mengalihkan pembicaraan dan itu berhasil membuat Jihan mengangkat kepalanya kembali dan menatap Jasmine penuh tanya
"Maksudnya, Kak?"
"James akan bertunangan dengan Mitha dan dua minggu setelahnya mereka akan menikah" Jawab Jasmine sambil memperhatikan ekspresi wajah JihanTubuh Jihan menegang seketika, matanya membulat tidak percaya.
"Benarkah secepat ini?" Batin Jihan pilu"Jihan..." Panggil Jasmine yang menyadari perubahan Jihan
"Ah ya ya. Ehm... Se-selamat ya Jimmy, aku turut bahagia mendengarnya" Kata Jihan dan memaksakan diri untuk tersenyum lalu menyalami JamesJames membalas uluran tangan Jihan "Terima kasih, Aunty"
"Baiklah, aku berangkat kerja dulu kalo gitu. Ada banyak kerjaan hari ini di Boutique" Kata Jihan dan segera meninggalkan ruang tamu yang terasa bagai ruang pesakitan baginya.
^^^
"Robby..." Panggil James pada manager restaurant nya tersebut
"Ya Bos"Robby melihat penampilan Bos-nya hari ini tidak seperti biasanya, Bos-nya tampak kusut serta tatapan matanya begitu sendu.
"Bos, baik-baik saja?"
"Tolong sampaikan pada chef kita kalau saya hari ini tidak bisa ikut membantu pekerjaan mereka"
"Ok. Adalagi?" Robby kembali bertanya pada James, Ia yakin ada sesuatu yang cukup serius sedang terjadi pada James. Robby bisa menebak itu karena Ia cukup lama mengenal James

KAMU SEDANG MEMBACA
My Heart Belongs To You
RomanceBenarkah cinta tidak pernah salah? Lalu bagaimana jika cinta yang ku idam-idamkan selama ini ternyata berkhianat? Dan disaat yang hampir bersamaan seseorang tanpa sengaja mengisi kekosongan hatiku dan melenyapkan kegalauanku dengan mudahnya, hingg...