PART 06

129 10 6
                                    




"Whattt??? Jadi pria tampan dan seksi ini adalah James, keponakanku.
Ke-po-na-kan-ku?!! Pria yang baru saja membuatku berfantasi liar tentangnya. Ya Tuhan,, Apa yang baru saja kupikirkan!"

^^^

"Sial" Maki Jihan pada dirinya sendiri yang sempat berpikiran tidak-tidak tadi

"Hello,, Are you okay?" James menegur Jihan yang diam saja sejak dia memperkenalkan diri.
"Ah,, Iya. Si-silahkan masuk,, emm,, James" Dengan kikuk Jihan menyambut uluran tangan James yang memperkanalkan diri dan mempersilahkan masuk

James menggeret sebuah koper hitam besar miliknya dan menyampirkan leather jacket di lengan kirinya, dengan santai ia melangkah mengikuti Jihan masuk kedalam rumah.

Jihan mempersilahkan James untuk duduk di ruang tamu, James menurutinya. Sesekali ia memperhatikan interior rumah milik Aunty-nya, cukup rapih dan memang sebuah rumah yang cukup luas jika hanya ditempati oleh seorang gadis.

Jihan ikut duduk di sofa yang berseberangan dengan James dan Ya Tuhan,,, ia masih merasa gugup hingga saat ini. Untuk pertama kalinya, Jihan salah tingkah berada dirumahnya sendiri.

"Eem,, Mau minum apa?" Tanya Jihan basa-basi, ia berharap bisa secepatnya melesat kedapur dengan alasan membuat minuman untuk menjauh dari keponakan tampannya ini untuk sementara.

"Segelas teh hangat, bisa?" Jawab James dengan senyum menawan-nya dan reflek membuat Jihan menggigit lidahnya untuk tidak kembali mengumpat karena terpesona pada James, lagi.

Jihan akhirnya hanya bisa mengangguk dan segera meninggalkan James menuju dapur untuk membuatkannya segelas teh.

Sepeninggal Jihan, James tampak tersenyum-senyum sendiri. Tidak pernah disangkanya bahwa ia memiliki seorang tante yang sangat cantik, imut dan menggemaskan seperti Jihan, alih-alih menjadi seorang Tante justru gadis itulah yang lebih pantas menjadi keponakan bukan malah dirinya. Tapi begitulah adanya, Grandma-nya dulu masih di beri kepercayaan untuk kembali menjadi seorang Ibu di usianya yang sudah tidak muda lagi.

Hingga suara gaduh dari arah dapur menyadarkan lamunan James, segera ia berjalan menuju sumber suara. James melihat beberapa pecahan piring dan gelas yang sudah berserakan dilantai dengan Jihan yang sedang berjongkok untuk membersihkan-nya.

"Biar aku saja, Aunty" Cegah James dengan cepat
Jihan mendongak kaget mendapati James sudah berdiri tegap di depan-nya, sejak kapan James ada disini. Pikirnya.

James melipat kedua lengan kemeja yang dipakainya hingga sebatas siku, ia bertanya pada Jihan dimana letak sapu dan pengki, Jihan memberitahukan-nya kemudian James dengan cekatan langsung membersihkan pecahan-pecahan piring dan gelas tersebut.

"Membersihkan pecahan-pecahan gelas seperti ini dengan tangan kosong? Apa yang ada dipikirannya selain ingin melukai dirinya sendiri? Benar kata Daddy, Aunty Jihan sangat ceroboh" Batin James

Jihan terus memperhatikan James yang bergerak dengan luwes dan tanpa segan memegang sapu.

"Sudah" Kata James setelah dia membereskan semuanya
"Emm,, Teh mu,, aku belum,,,"
"Kenapa Aunty bisa sampai memecahkan piring dan gelas seperti tadi?" Potong James pada Jihan, ia tidak perduli dengan segelas teh hangat yang dipesan-nya
"Oh,, Tadi aku gak sengaja nyenggol waktu mau ngambil gula diatas situ" Kata Jihan sambil menunjukan letak gula.

James mengikuti arah pandangan Jihan melihat letak gula tersebut, kemudian ia mengalihkan pandangan matanya ke sekeliling dapur tampak sedang menilai hingga ia melihat makanan yang tertata rapi diatas meja makan yang sepertinya memang sengaja disiapkan.

My Heart Belongs To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang