"Hiks... Hiks... Tolong lepaskan, biarkan kami pergi... " Mohon Jina dengan suara yang mulai melemah
"Hahahaa... Nanti setelah aku puas bermain-main denganmu, sayang" Kata Frankie tidak perduli
Dengan sisa tenaga yang ia punya, Jihan berusaha mengelak sambil terus menangis, tubuhnya bergetar hebat karena diliputi oleh rasa takut dengan apa yang akan terjadi pada dirinya selanjutnya.
---Hingga tiba-tiba pintu kamar tersebut didobrak dan seseorang langsung menyerang pria yang tengah mengurung Jihan.
"BRENGSEK..!!!"
BUGH...
BUGH..."AARRGGHHH... SIALAN"
"BAJINGAN! KEPARAT!!"
BUGH...
BUGH..."Jimmy..." Lirih Jihan penuh dengan kelegaan, segera ia menggulung selimut untuk menutupi tubuhnya
Sedang disana James terus menghajar Frankie dengan membabi-buta, James menduduki perut Frankie yang bahkan sudah babak belur dan tidak berdaya
James tengah dikuasai api amarah yang luar biasa, dia yang biasanya selalu mampu mengontrol emosi dan tingkah lakunya, kini semua itu seakan hilang entah kemana.
"James... Udah cukup! Mending kita serahin mereka ke polisi, biar aku yang bawa mereka sekarang" Kata Robby yang tiba-tiba masuk dan menghentikan aksi brutal James
James memang mengajak Robby bersamanya, Robby yang merupakan bawahan sekaligus sahabatnya itu memang cukup mahir dalam ilmu bela diri, terbukti hanya dengan beberapa kali pukulan saja Robby sudah mampu melumpuhkan kedua pengawal Frankie yang mereka temui di ruang tamu tadi.
Dengan wajah yang masih merah padam James akhirnya mengangguk dan melepaskan Frankie, walau sebenarnya ia masih ingin terus-menerus menghajar pria sampah tersebut.
Robby pun menyeret Frankie yang masih terbatuk-batuk keluar untuk dibawa menuju kantor polisi terdekat.
"Aunty" James langsung menghampiri Jihan
"Jimmy... Hikss..." Jihan langsung memeluk James dan kembali menangis kencang
"A-Aku takut, Jimmy. Dia tadi mau... Hiks..."
"Ssshhhh... Tidak terjadi apapun pada Aunty, tenanglah... " Di depan Jihan, James kembali menjadi sosok yang lembut dan selalu mampu menenangkan hati Jihan, gadis yang dicintainya."Albert..." Tiba-tiba Jihan teringat pada Albert
"Dia sudah aman, Robby sudah membawanya terlebih dulu masuk kedalam mobil tadi. Ayo, kita pulang sekarang, Aunty" Kata James dan langsung menggendong Jihan dengan tenang
Jihan menurut saja, bahkan ia mengalungkan lengannya di leher James dan membenamkan wajahnya di lekukan leher James. Dan pada akhirnya memang inilah tempat yang membuat Jihan selalu nyaman, dekapan hangat James.^^^
Sesampainya mereka dirumah, James menenangkan Albert dengan mengalihkan perhatian anak itu pada hal-hal yang disukainya, hingga akhirnya ia terlelap dan tidur dengan tenang di pangkuan James.
James sadar tidak mudah menghilangkan sebuah kenangan pada anak kecil apalagi itu adalah kenangan yang buruk, James mengelus kepala Albert dengan sayang.
"Semoga kamu selalu baik-baik saja dan menjadi anak yang kuat, Al" Kata James, kali ini ia menepuk-nepuk punggung Albert dan mencium kening bocah tersebut.
James hendak memindahkan Albert ke kamarnya, namun saat ia melewati kamar Jihan yang pintunya tidak tertutup, tampak didalam sana Jihan masih terduduk dengan memeluk lututnya, isakan lirihnya terdengar bahkan bahunya terlihat bergetar menandakan gadis tersebut tengah menangis.
"Aunty... " James menghampiri Jihan
Jihan menoleh dengan mata sembabnya"Aunty menangis?" Tanya James dan ia merebahkan Albert di tempat tidur Jihan
"Ada apa Aunty?"

KAMU SEDANG MEMBACA
My Heart Belongs To You
RomanceBenarkah cinta tidak pernah salah? Lalu bagaimana jika cinta yang ku idam-idamkan selama ini ternyata berkhianat? Dan disaat yang hampir bersamaan seseorang tanpa sengaja mengisi kekosongan hatiku dan melenyapkan kegalauanku dengan mudahnya, hingg...