PART 16

76 8 2
                                    

"Justru itu yang aku hindari, Kak. Hatiku jauh dari kata aman, malah selalu merasa terancam jika berdekatan dengannya" Batin Jihan

^^^

"Tiara, kami pergi dulu ya. Jangan sungkan dan sering-seringlah datang kemari bersama putera mu yang menggemaskan itu. Ah ya, dimana dia?" Kata Faizal pada Tiara
"Dia sedang ikut bersama James ke kamarnya, Kak" Jawab Tiara pada Faizal
"Hhmm... Anak itu, walaupun kelihatannya dia pendiam dan cuek tapi kalo sudah berhadapan dengan anak-anak, selalu seperti itu" Kata Jasmine

Faizal dan Jasmine pun pergi untuk menemui sahabat lama mereka.

^^^

"Aunty mau kembali ke kamar?" Tanya James pada Jihan

Tiara dan Albert sudah pulang sekitar satu jam yang lalu, sejak tadi hanya ada mereka berdua karena Faizal dan Jasmine juga belum pulang.

James menyibukkan diri dengan pekerjaannya seperti biasa, sedangkan Jihan ia memfokuskan dirinya untuk menonton TV, sebisa mungkin menghindari pembicaraan dengan James.

"Nanti aja, aku mau nunggu kak Faizal" Tolak Jihan tanpa mengalihkan wajahnya dari TV
"Tapi ini sudah larut malam. Aunty harus istirahat"
"Gak mau. Aku mau tunggu Kak Faizal aja" Kekeuh Jihan

Ya, sebenarnya Jihan juga sudah mengantuk tetapi dia menolak karena tidak mau digendong oleh James apalagi saat ini mereka hanya berdua saja dirumah, bagaimana kalau dirinya tidak bisa mengendalikan diri lagi nantinya seperti malam itu. Karena jujur saja, sejak malam itu Jihan selalu merindukan dekapan hangat serta sentuhan-sentuhan ringan James padanya, berdampingan dengan James selalu membuatnya nyaman dan merasa terlindungi, tapi sekarang Ia justru memilih menghindari James.

Betapa Jihan merasa kehidupan mulai bermain dengannya.

James menaruh laptopnya keatas meja dan menggeser duduknya untuk mendekati kursi roda Jihan
"Kenapa? Kenapa harus menunggu Daddy?" James memutar kursi roda Jihan untuk menghadap kearahnya, Ia bertanya dengan sabar pada Jihan
"Aku..." Jawab Jihan sambil menunduk
"Hmm...?"
"Aku belom ngantuk" Bohong. Yah, teruslah berbohong Jihan
"Udah, kamu lanjutin aja kerjanya. Gak usah perduliin aku ada disini, atau kalo kamu capek tidur aja duluan sana" Kata Jihan lagi yang entah kenapa suaranya kini mulai bergetar.

James menghembuskan napas kasar. Tanpa aba-aba lagi, James langsung meraih Jihan, menggendong tubuh mungil Aunty-nya dan membawanya ke kamar
"Jimmyyyyy... Apa-apaan sih kamu. Turuniiinnn" Teriak Jihan dan mulai meronta

James tidak menyahut dan meneruskan langkahnya dengan tenang.

Hingga mereka sampai di dalam kamar Jihan, James tidak berkata apapun.

"Teruslah seperti ini, Jimmy. Seperti tidak pernah terjadi apa-apa diantara kita" Lirih Jihan pelan saat James baru saja merebahkannya di tempat tidur
"Tidurlah" Kata James mengabaikan perkataan Jihan sambil mengelus kepala Aunty-nya dengan sayang dan kemudian ia berbalik.

"Hiks... Hiks..." James mendengar isak tertahan dari Jihan saat ia hendak menutup pintu kamar.

James tidak menoleh lagi, ia meneruskan langkahnya pergi meninggalkan kamar Jihan dengan hati yang sama sakitnya dengan Jihan.

^^^

Hari ini adalah pembukaan perdana Anthony Restaurant

Faizal, Jasmine, James dan Jihan sudah berada di Resto tersebut sejak tadi pagi. Faizal memuji ketekunan puteranya dalam bekerja, James tidak pernah mengecewakannya sejak dulu. Puteranya ini memang bisa diandalkan dan Faizal sangat bangga akan hal itu.

My Heart Belongs To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang