PART 10

116 8 6
                                    


Halooo.... Selamat malam readers tersayang yang tidak seberapa jumlahnya yang membaca cerita ini, tapi saya sayang kaliannn... Hihihihi

Sorry, saya baru bisa update lagi sekarang, karena memang sebenarnya saya mau selesaikan dulu menulis eh mengetik cerita ini sampai tamat baru di post secara berkala.

Tapi karena si kakak tersayang satu ini MVoight  ngejarin saya dari semalam sampe tadi pagi buat update, yasudah adek bisa apah... Hahaha

Dan untuk part selanjutnya (Part 11, dst, dst), tunggu sampai saya selesaikan cerita ini sampai tamat dulu ya. Harap bersabar. Muach... *_^

Happy reading....

_______________________________________________

Wajah mereka semakin dekat, Jihan hanya diam karena tiba-tiba ia merasa gugup, perutnya tiba-tiba melilit dengan keadaan mereka yang terlalu dekat seperti ini juga pandangan James yang terasa menusuk jantungnya.

"Ka-kamu,," Jihan tergagap

^^^

Hingga,,, "Aunty belum memasang seat belt" Bisik James lalu ia memasangkan seat belt Jihan
"Eem,, Te-terima kasih. Aku pikir,,," Jihan tidak melanjutkan kata-katanya, hampir ia keceplosan mengatakan kalau tadi dirinya sempat berpikir yang iya-iya tentang mereka
"Hhmm,,, Apa yang Aunty pikirkan?"
"Ah tidak ada. Ayo kita pulang sekarang" Sahut Jihan cepat dan berusaha mengendalikan detak jantungnya yang seperti sehabis melakukan marathon.
James tidak bertanya lagi, ia kemudian melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.

"Jimmy" Panggil Jihan, ia tidak pernah merasa nyaman dengan suasana yang hening seperti ini
"Ya?" James menjawab tanpa mengalihkan pandangan-nya dari depan
"Kamu baru pulang dari Resto ya tadi? Kok bisa lewat situ? Kan jalannya beda. Emang kamu abis darimana?" Cerocos Jihan seperti biasanya sedangkan James hanya tersenyum tipis mendengarnya dengan tetap menatap kearah depan
"Yeee,, Ditanya malah senyum-senyum. Untuk ganteng... Upss" Jihan keceplosan di akhir kalimantnya dan dengan reflek menutup mulutnya dengan salah tingkah, namun ia kembali memasang wajah biasa untuk menutupi rasa malunya
"Mending senyum manisnya sambil liat aku, biar gak mubazir" Gumam Jihan pelan
"Apa?"
"Eh,,, Gak apa-apa. Hehehe. Udah buruan jawab pertanyaan aku tadi" Desak Jihan lagi
"Aku sengaja lewat sana tadi"
"Ngapain?"
"Menjemputmu" Kata James tenang

BLUSH

Astaga,.. Jihan merona mendengarnya

"Turunlah" Kata James kemudian
"Eh?"
"Kita sudah sampai"

Dengan cepat Jihan melepas seat belt nya bahkan ia hampir melompat saat turun dari mobil, lalu ia berjalan dengan tergesa-gesa menuju pintu rumahnya.

Semua itu tidak lepas dari perhatian James "Dia sungguh menggemaskan. Ya Tuhan"

Dan kini James mulai terbiasa dengan panggilan "Jimmy" dari Jihan, ia justru merasa berbeda bahkan spesial saat Jihan memanggilnya dengan nama itu. Nama itu, yang hanya Jihan yang memanggilnya.

^^^

Esok harinya,..

Jihan dan James tengah menikmati sarapan mereka seperti biasa saat Sugeng tiba-tiba sudah hadir di tengah-tengah mereka

"Sugeng?"
"Tentu saja, siapa lagi,, Selamat pagi Manis" Kata Sugeng dan mengambil tempat duduk di sebelah Jihan
"Hai James" Tidak lupa Sugeng menyapa James yang duduk tepat di hadapan Jihan

My Heart Belongs To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang