PART 12

69 7 3
                                    

Sugeng mendekatkan wajahnya padaku. Aku tau apa yang diinginkannya, tapi aku tidak ingin melakukan itu dengannya, apa aku harus menolaknya dan membiarkan ia sakit hati untuk yang kedua kalinya malam ini akibat penolakan ku. Aku tidak tega melakukannya tapi aku juga tidak mau. Astaga... Siapapun tolong aku!

^^^

TOK TOK TOK

Terdengar suara kaca mobil di belakangku diketuk dari luar, reflek Sugeng langsung menjauhkan tubuhnya dariku. Fiuhh... Aku akhirnya bisa bernapas lega dan segera melihat siapa malaikat penolongku kali ini.

"Jimmy" Gumamku sangat senang

Jimmy langsung membukakan pintu mobil untukku yang memang sudah tidak terkunci sejak tadi kami sampai. Aku langsung keluar karena Jimmy menarik tanganku, aku pun tersenyum manis padanya. Setelah kejadian aku menolak lamaran Sugeng yang membuatku merasa tidak enak sepanjang jalan tadi, kini hanya dengan menatap wajah dingin Jimmy dan tatapan tajamnya sudah bisa mengembalikan suasana hatiku. Ah, aura keponakan ku ini memang luar biasa.

"Ehm... Selamat malam James. Jihan, aku pulang dan jaga dirimu baik-baik"
Ah ya, aku hampir lupa kalau masih ada Sugeng disini.

"Hati-hati. Tenang saja, aku selalu menjaganya" Jimmy menyahuti perkataan Sugeng dan sepertinya sengaja menyinggung Sugeng. Biarkanlah, aku tidak mengerti apa yang para pria ini maksudkan sebenarnya.

^^^

*AUTHOR POV*

James menggandeng tangan Jihan masuk kedalam rumah, sudah daritadi James menunggu kepulangan Jihan. Dan saat ia mendengar deru mobil yang ia yakini milik Sugeng, James langsung keluar namun setelah ditunggu beberapa saat, Jihan tidak kunjung keluar dari mobil tersebut, hingga James memutuskan untuk menghampiri mereka.

Dan apa yang tadi dilihat James membuatnya hatinya panas, ingin rasanya ia memecahkan kaca mobil sialan milik Sugeng. Apa-apaan yang pria itu hendak lakukan pada Jihan, ingin menciumnya?

Sial!

Dengan tidak sabaran, James mengetuk kaca mobil tersebut dan langsung membukakan pintu yang ternyata tidak terkunci dan menarik Jihan keluar.
Jihan pun langsung keluar dan tersenyum manis padanya, Aunty-nya itu seperti tidak terganggu sama sekali atas kehadirannya di tengah-tengah adegan romantis sialan mereka, malah Aunty-nya terlihat senang dengan kehadirannya. Ada apa ini sebenarnya?

Dan James sangat tidak dengan kalimat terakhir Sugeng pada Jihan tadi "Jaga dirimu baik-baik". Huh, apa itu. James selalu menjaga Jihan selama ini, bahkan kini James mulai mempertimbangkan untuk menjaga Jihan dari jangkauan Sugeng.

Setelah mereka masuk kedalam rumah, James menyuruh Jihan untuk duduk diatas sofa. Jihan menurut saja dengan tetap tersenyum.

"Aunty..."
"Thanks" Jihan langsung menyela perkataan James
"Hah?"
"Karena sudah datang di waktu yang tepat" Jawab Jihan

"Apa kalian sudah berpacaran sekarang?" Tanya James langsung
"Hhh... Kak Faizal gak pernah ngajarin tentang "basa basi" ya sama kamu, Jimmy? To the point banget sih" Jihan mulai merengut
"Jawab saja, Aunty" Kata James tidak sabar, bukankah dirinya selalu seperti ini. Kenapa Aunty-nya mempermasalahkan itu sekarang
"Iya... Iya... Emang aku punya pilihan lain apalagi selain jawab pertanyaan kamu"
"I'm waiting"
"Hufh... Gak. Aku gak pacaran sama dia"

Namun James masih menatap tidak percaya pada Jihan, membuat gadis itu jengah dibuatnya.

"Beneran Jimmy. Tapi tadi dia ngelamar aku sih terus..."

"Ehm,, Ngerjain si Jimmy bentar ah. Tuh liat mukanya udah penasaran banget. Hahaha" Batin Jihan dengan usilnya

"Terus apa Aunty?!"
"Menurutmu?"
"Aunty menerimanya?" Kata James pelan dan menatap lekat ke manik mata Jihan

My Heart Belongs To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang