f o u r

890 43 4
                                    

Baru kali ini Athena risau akan sesuatu. Baginya, tak ada hal-hal memuakkan selain berjalan bersisian di sepanjang koridor dengan Alfa disertai seringaian menggoda dan bisik-bisikan siswa-siswi alay yang menyatakan betapa mesranya pasangan baru itu.

Athena benci apa saja yang berhubungan dengan Alfa.

Dia melirik Alfa di sebelahnya, cowok itu terlihat biasa-biasa saja. Sesekali melempar senyuman begitu beberapa siswa menyapanya.

Sekembalinya dari Taman belakang, Alfa bersikeras untuk berjalan bersama menuju kelas. Dia sama sekali tak mengindahkan omelan, umpatan Athena. Tentunya Athena amat kesal dua kali terganggu akan Alfa.

Beruntung di depan mereka berdiri Bianca, Kakak kelas paling aneh paling memuakkan selain Alfa, juga temennya Alfa—ya, Athena tahu, saat kelas sepuluh dulu Bianca sering ke kelasnya untuk menemui Alfa. Pastilah sekarang ini dia tengah melakukan kegiatan rutinnya itu.

Athena benci Bianca karena dia selalu ketus pada Athena. Kadang berlaku menjengkelkan; seperti menginjak uang Athena yang jatuh saat melewati Athena. Menubruk pundak samping begitu berjalan berlawanan arah dengan Athena. Dan lain-lainnya. Athena tak tahu pasti apa kesalahannya. Setahunya, dia tak pernah bergaul dengan Bianca—tentu saja dia tak pernah melakukan kesalahan padanya.

Namun Athena hanya menatap datar ke arah Alfa, lalu berkata, "Tuh, pacar lo yang satunya udah nungguin. Makanya punya cewe tuh dijaga, bukan malah gebet cewe lain. Udah ah!" Athena berbelok, meninggalkan Alfa dengan langkah cepat. Tak mengindahkan teriakan cowok itu yang memanggil namanya.

Setidaknya, ada kelegaan di tengah kekesalan.

Baru saja Athena memasuki kelasnya, pekikan keras menggema di koridor. Meneriakkan nama Athena. Seketika kelegaan diri Athena lenyap begitu saja. Dia berbalik-tentu saja! Dia tak mungkin berlari untuk kedua kalinya-memasang senyuman paling manisnya.

"Athena! Kurang ajar banget kamu kemarin kabur!" Bu Lydia mengomel, matanya melotot. "Sudah telat, gak taat peraturan, bolos lagi! Mau jadi apa kamu? Sudah kesekian kalinya kamu telat kabur-kaburan ya. Sekarang ikut Ibu ke kantor!" Wanita berumur tiga puluh tahun itu menarik tangan Athena menuju ruangannya. Beliau tampak menyeramkan dengan rotan yang dibawanya.

Dengan pasrah Athena mengikuti langkah Bu Lydia.

[]

Hari semakin panas saja begitu dia keluar ruangan setelah setengah jam Athena kena omel habis-habisan dari Sang BK. Athena menghela napas berat. Dia menatap sapu di tangannya.

Setelah istirahat, dia dibebastugaskan dari pelajaran. Sebagai ganti, dia harus membersihkan koridor tiga, tempat kelas XII—yang letaknya paling atas. SMA Perwira memiliki empat tingkat. Di bawah—tingkat satu—merupakan koridor kelas X. Di tengah-tingkat dua—tempat koridor XI. Sedangkan tingkat paling atas merupakan tempat penyimpanan, basket indoor, ruang ekstrakurikuler lainnya.

Athena berjalan pada tujuannya dengan menghentakkan kaki. Sudah diomeli, masih dihukum pula!

Athena meletakkan dagunya pada tumpuan ujung sapu dengan tangan kiri menyangga sapu agar tak jatuh. Sedangkan tangan satunya ia gunakan mengelap keringat. Athena sudah membersihkan seluruh koridor. Mungkin tersisa beberapa jarak di belakangnya yang belum dibersihkan. Gak mau tau, pokoknya Athena capek! Banget!

Story of AthenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang