Ini pertanyaan Dara beberapa hari yang lalu sebelum ia kembali ke pondok.
"Ibu.... ana boleh nikah sama orang Arab, gak?"
What??? Gosokan di tanganku rasanya mau mencolot.
Aku diam saja.
"Boleh nggak, Bu? Boleh nggak kalo gede ana nikah ama orang Arab?"
Aku manyun.
"Enggak."
"Emang kenapa, Bu?"
"Tar kamu jauh sama Ibu."
Anak perempuanku diam.
"Kalo ana nikah ama bule, boleh nggak, Bu? Bule yang muslim... atau bule mualaf..."
Kutatap wajah anakku. Heran, dari tadi topiknya barang impor mulu...
"Emang napa sih suka orang-orang sono?" Aku balik bertanya.
Anakku tertawa.
"Sekarang Ibu ganti nanya. Boleh nggak Ibu nikah sama Om Ganteng yang sholeh?"
Mendadak wajah anakku memerah.
"Najis."
Aku tertawa. Anakku makin kesal.
"Pokoknya ayahku cuma Ayah Toto. Nggak ada yang lain."
Aku terpingkal-pingkal.
"Kalo begitu Dara gak boleh nikah sama orang Arab, apalagi sama bule."
Anakku manyun.
"Ya udah gak papa," katanya. "Daripada punya ayah lagi."
Lagi-lagi aku tertawa. Hahahaha. Anakku... anakku.... segitunya..... qiqiqiqiq.....
YOU ARE READING
Kumpulan Cerpen
RomanceAku pulang. Kutinggalkan rumah duka Aninda. Kucintai seorang janda dari mendiang sahabat karib, tapi cintaku tertahan di langit-langit. Ia lebih mencintai dokter yang merawatnya, meski cinta itu pun tertahan di atas pusara... Aninda menyerah setelah...