14. Purnama Tak Tergantikan

37 0 0
                                    

Sejauh apa pun aku terbang, tetap saja aku kembali pulang. Setinggi apa pun angan melayang, tetap saja Ayah terkenang.

Ayah adalah cinta sejatiku, kasihnya tercurah sepanjang waktu. Hingga maut merenggut, dan kasih tercerabut.

Aku mencari hati seperti hati milik Ayah. Tapi sejauh kaki melangkah, tak kutemukan hati seperti hati Ayah.

Aku mencari ketenangan wajah seperti yang dimiliki Ayah. Tapi hingga letih menyapa, tak jua kutemukan ketenangan wajah seperti wajah Ayah.

Aku pun mencari hati berhias kesabaran seperti yang dimiliki Ayah. Tapi hingga malam beranjak tak kutemukan hati seluas samudera seperti yang dimiliki Ayah.

Ayah adalah purnama di kelam malam. Cahayanya menelusup membangunkan kesadaran.

Aku pernah jatuh hati pada embun, pada surya, tapi tetap saja hatiku tak mau beranjak dari kilau purnama.

Sesungguhnya aku merindu pada kasih sempurna, seperti kasih Ayah tercinta. Tapi saat hatiku berkelana, cahaya purnama mengerling hingga hatiku tak mampu berpaling.

Aduhai, waktu berjalan menjauh... sementara hatiku terkadang berkecipak dan bergemuruh..

Seraut wajah membasuh, rasaku tersentuh, benih kasih pun tumbuh. Wajah teduh... seperti wajah Ayah yang pernah membuat hatiku terjatuh...

Purnama tetap bercahaya, di antara riuh dan gemuruh rasa.

Sesungguhnya cinta lain bertahta, di antara sedu sedan setia yang tercabik rasa.

Akankan purnama tetap tak tergantikan, ataukah perlahan cahayanya memudar saat bintang lain bersinar terang?***

Kumpulan CerpenWhere stories live. Discover now